Satu Keluarga Bunuh Diri Massal, Salah satu Keluarga Sempat Pamit di Media Sosial 

7 April 2021, 21:05 WIB
ilustrasi bunuh diri massal /Pikiran rakyat/

PRIANGANTIMURNEWS - Kasus bunuh diri masal terjadi di pinggiran Kota Dallas Amerika Serikat. Namun dalam kasus bunuh diri itu agak berbeda karena dimotori dua pelaku.

Dalam kasus bunuh diri massal satu keluarga, biasanya cuma satu pelaku yang dominan dalam mengeksekusi.

Namun, dalam kasus di Kota Dallas, polisi menyimpulkan dua saudara membuat perjanjian membunuh keluarganya dan diri mereka sendiri.

Baca Juga: Kakek Biadab Tega Cabuli Cucunya Sendiri, Tergiur karena Sering Dimandikan

Polisi datang ke lokasi kejadian pukul 01.00 pagi setelah menerima telefon dari seseorang yang khawatir teman saudaranya melakukan bunuh diri.

Tiba di tempat kejadian perkara, polisi sudah menemukan 6 sosok yang tidak bernyawa

"Tampaknya kedua bersaudara itu telah membuat kesepakatan, mereka akan bunuh diri total," kata kata sersan polisi Hon Felty.


Felty mengatakan salah satu dari dua bersaudara itu menulis posting panjang di media sosial.

Dia mengatakan dia dan saudaranya punya rencana untuk membunuh anggota keluarga mereka dan kemudian diri mereka sendiri.

Baca Juga: Penyuap Edhy Prabowo Hanya Dituntut 3 Tahun Penjara, Ini Alasan dari Jaksa Penuntut Umum KPK

Dia juga menulis bahwa semua keputusannya didasarkan pada pro dan kontra yang menimbang, termasuk keputusan untuk membunuh keluarganya.

Polisi menemukan enam anggota keluarga tewas di rumah tersebut. Felty mengatakan yang tewas termasuk dua saudara laki-laki, seorang saudara perempuan, ayah dan ibu mereka serta seorang nenek.

Diungkapkan Felty, mereka yang tewas berusia antara 19 hingga pertengahan 70-an.

Felty mengaku belum merilis nama-nama korban. Dia mengatakan kematian sedang diselidiki sebagai pembunuhan-bunuh diri tapi dia belum bisa mengatakan siapa yang menembak siapa.

Baca Juga: Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Pangandaran Terkendala Droping dari Provinsi

Saudara yang menulis postingan di media sosial mengatakan di dalamnya bahwa dia lebih sering mengiris dirinya sendiri akhir-akhir ini.

"Perilaku itu sebagai pengobatannya untuk depresi, namun upaya itu tidak memberikan hasil," ujar Felty.

Dalam postingan tersebut, dia juga menghabiskan "banyak waktu" menulis tentang kekecewaannya dengan bagaimana sinetron televisi "The Office" berakhir.

 

"Dia pikir itu seharusnya berakhir dengan sangat berbeda dan dia kesal," tutur Felty.

Baca Juga: Audi Marissa Telah Melahirkan Anak Pertama Secara Prematur di Usia Kandungan 31 Minggu

Kakak yang menulis postingan di media sosial juga mengatakan di dalamnya bahwa menurutnya terlalu mudah bagi saudaranya untuk mendapatkan senjata api.

Pembunuhan massal di mana dua saudara kandung adalah pelakunya jarang terjadi, kata James Alan Fox, seorang kriminolog di Northeastern University.


“Dalam situasi seperti ini, pembunuhan massal, biasanya satu pelaku,” katanya seperti dikutip zonapriangan.com dari ABC News.

Dia mengatakan, dari 217 pembunuhan massal keluarga, 207 melibatkan satu pelaku.

Baca Juga: Takluk 3-1 dari Real Madrid, Keputusan Jurgen Klopp Jadi Penyebab Kekalahan Liverpool

Satu-satunya pembunuhan massal keluarga lainnya yang tercatat dalam database yang melibatkan saudara kandung adalah pembunuhan tahun 2015 di Oklahoma.


Dua saudara laki-laki - Robert dan Michael Bever - dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah atas penikaman kematian orang tua dan tiga saudara kandung mereka.

Pada saat pembunuhan, Robert berusia 18 tahun dan Michael 16 tahun.***

Editor: Muh Romli

Sumber: abcnews.go.com

Tags

Terkini

Terpopuler