Rusia Minta Inggris Jangan Provokasi Kembali di Laut Hitam

24 Juni 2021, 21:01 WIB
Ilustrasi kapal /Reuter/

PRIANGANTIMURNEWS – Inggris mendapat tuduhan dari Rusia karena telah menyebarkan konfrontasi kapal perang di Laut Hitam.

 Rusia memberi peringatan kepada London bahwa pihaknya akan bersikap tegas atas setiap tindakan provokatif secara lanjut terkait angkatan laut Inggris yang berada di lepas pantai Krimea.

 Pihak Rusia memanggil duta besar Inggris di Moskow untuk memberi teguran diplomatik resmi.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Jika Kamu Lewatkan Sarapan Pagi

Dilansir priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Reuters pada Kamis, 24 Juni 2021, Inggris menjelaskan bahwa pihak Rusia sudah menabur hal yang tidak benar.

 Inggris membantah terkait laporan dari Rusia dengan mengatakan bahwa tidak ada tembakan peringatan dan bom yang dijatuhkan di jalur kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan Defender.

 Laut Hitam menjadi tempat untuk Rusia memproyeksikan kekuatannya di wilayah Mediterania.

 Selama berabad-abad Laut Hitam menjadi titik nyala antara Rusia dengan para pesaingnya seperti Turki, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Berani Datang? Ini 5 Rumah Sakit Jiwa Paling Angker di Dunia

 Pada tahun 2014 Rusia berhasil merebut dan mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina.

 Negara-negara Barat menolak klaim Rusia dan menganggap bahwa daerah tersebut merupakan bagian dari Ukraina

Boris Johnson selaku Perdana Menteri Inggris menjelaskan bahwa kapal perang sudah bertindak sesuai hukum laut internasional.

 Berdasarkan hukum laut internasional, lintas damai memberi izin untuk sebuah kapal melewati perairan teritorial negara lain selama tidak mempengaruhi keamanannya.

Baca Juga: Pemerintah Selesaikan Pembangunan Tiga Bendungan untuk Tingkatkan Produktivitas Lumbung Pangan Nasional

 Berkaitan dengan sengketa Laut Hitam, selama perang pada tahun 2008 antara Rusia dengan Georgia, pihak Rusia merasa marah terhadap kapal perang milik AS karena melakukan operasi di Laut Hitam.

 Pada bulan April pihak Amerika Serikat melakukan pembatalan dalam pengerahan dua kapal perang ke daerah tersebut.

 Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjelaskan tentang hubungan dua mantan musuh pada Perang Dingin sedang berada pada titik terendah sesudah adanya perselisihan tentang mata-mata, peretasan, adanya campur tangan pada pemilu, Ukraina, Belarusia, serta hak asasi manusia.

Baca Juga: Lirik Lagu Bahagia Bersamamu Oleh Haico Ven Der Veken dan Rangga Azof

 Sejak keracunan pada tahun 2018 hubungan London dan Moskow membeku dengan agen saraf yang sudah dikembangkan oleh Soviet.

Kemudian dikenal sebagai Novichok dari Sergei Skripal yang merupakan mantan agen ganda, seorang tahi lalat yang sudah berkhianat pada ratusan agen Rusia kepada layanan mata-mata asing M16 Inggris.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler