Menteri Pendidikan Indonesia Tolak Usulan Malaysia Jadikan Bahasa Melayu Bahasa Kedua ASEAN

6 April 2022, 19:56 WIB
Presiden Jokowi Menyambut PM Malaysia Ismail Sabri bin Yakoob di Istana Merdeka, Jakarta, Pada Jumat, 1 April 2022 /Sekretaris Negara/

PRIANGANTIMURNEWS - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Dalam keterangan tertulis yang dirilis Senin (4/4) malam, Nadiem Makarim mengatakan bahasa Indonesia lebih layak dipertimbangkan sebagai bahasa ASEAN, dengan mempertimbangkan keunggulan sejarah, hukum, dan kebahasaannya.

“Saya selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentu menolak usulan tersebut.

Baca Juga: Pasukan Ukraina Bersiap Untuk Serangan Rusia di Donbas

“Namun karena adanya keinginan dari teman tetangga kita untuk mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentunya keinginan ini perlu dipelajari dan didiskusikan lebih lanjut di tingkat regional.”

Ia menambahkan: “Saya menghimbau seluruh masyarakat untuk bahu membahu dengan pemerintah untuk terus memberdayakan dan membela bahasa Indonesia.”

Pernyataan menteri itu muncul setelah Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan pada 1 April bahwa Presiden Joko Widodo telah menyetujui saran Putrajaya untuk mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa ASEAN suatu hari nanti.

Baca Juga: Nagelsman: Davies Bayern Siap Menjadi Starter Melawan Villarreal

Berbicara bersama Bapak Joko Widodo dalam konferensi pers bersama selama kunjungan kerjanya ke Jakarta, pemimpin Malaysia itu mengatakan: "Kami setuju untuk mengusulkan untuk memperkuat bahasa Melayu, sehingga suatu hari nanti dapat menjadi bahasa ASEAN." Pak Joko Widodo terlihat mengangguk.

“Saya yakin apa yang kita lakukan hari ini akan bermanfaat bagi rakyat kedua negara dan saya yakin kita akan mempererat hubungan persaudaraan yang erat antara Malaysia dan Indonesia,” kata Ismail Sabri di Istana Merdeka.

Indonesia-Malaysia menandatangani perjanjian perlindungan pekerja migran
Bulan lalu, Ismail Sabri mengatakan Malaysia akan berdiskusi dengan para pemimpin regional untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN.

Baca Juga: Pemain Real Madrid ingin Membuktikan Kritik yang Salah, kata Courtois

Ia mengemukakan, selain Malaysia, bahasa Melayu sudah digunakan di beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan sebagian Kamboja.

Ada juga populasi kecil penutur bahasa Melayu di Laos, katanya kemudian.

“Makanya di seluruh ASEAN ada orang yang bisa berbahasa Melayu. Oleh karena itu tidak ada alasan mengapa kami tidak dapat menjadikan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN," kata Ismail Sabri.

Baca Juga: Piala Dunia 2022, Spanyol Optimis Mengulang Kembali Sejarah di Afrika

Nadiem Makarim juga menulis dalam pernyataannya pada hari Senin bahwa di tingkat internasional, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang paling umum di Asia Tenggara. Dia mengklaim bahwa itu diucapkan di 47 negara di seluruh dunia.

Bahasa Indonesia juga telah diajarkan kepada orang asing oleh 428 institusi, dan juga sebagai mata pelajaran di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, Australia, serta di beberapa universitas terkemuka di Asia, kata mantan CEO Gojek itu. .

“Dengan segala kelebihan yang dimiliki bahasa Indonesia dari segi sejarah, hukum dan kebahasaan,

Baca Juga: Nabi Muhammad Sampai Mencari Sahabat Ini, Kemana Ia Menghilang Ternyata Ia....

serta bagaimana bahasa Indonesia menjadi bahasa yang diakui secara internasional, sudah sepatutnya bahasa Indonesia menempati posisi terdepan, dan jika mungkin, menjadi bahasa kerja untuk pertemuan resmi ASEAN, " dia menambahkan.***

 

 

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: channelnewsasia

Tags

Terkini

Terpopuler