200 Warga Palestina Tewas Selama 2022, Zionis Israel Jadikan Jenazah Korban Alat Negosiasi

29 Desember 2022, 11:29 WIB
Seorang warga Palestina tewas oleh tentara Zionis Israel. Selama 2022, Israel telah membunuh 200 orang dan menjadikan mayat mereka sebagai alat negosiasi. /YouTube/AP Archive/

PRIANGANTIMURNEWS- Puluhan warga Palestina melakukan demonstrasi kepada militer Israel untuk mengembalikan jenazah korban pembantaian Zionis Israel selama tahun 2022.

Jenazah dari para korban diketahui sengaja disimpan oleh pemerintah Israel dan tidak dikembalikan ke keluarga mereka.

Menanggapi demonstrasi tersebut, pasukan pengamanan Israel segera membubarkan para pengunjuk rasa dengan menembakan gas air mata.

Baca Juga: Titik Terendah Hidup Seorang Beauty Vlogger, Nanda Arsyinta

Ibu dari Nasser Abu Hamid, korban pembantaian Israel, mengaku ingin menguburkan jasad anaknya dengan layak.

“Saya ingin Nasser, saya ingin menguburkannya dan saya ingin melihatnya untuk terakhir kali. Saya dan saudara-saudaranya ingin mengurusnya dengan layak,” ujar Latifa ibu dari Nasser.

Sadisnya, Pemerintah Israel kerap menggunakan jenazah korban Palestina untuk dijadikan alat negosiasi dengan para pejuang Palestina.

Baca Juga: Alami Pendarahan Otak, Indra Bekti Dioperasi Dua Kali di Hari Ulang Tahunnya, Ini Deretan Artis yang Membesuk

Kebijakan negara Israel sendiri menegaskan, siapapun warga Palestina yang diduga sebagai ancaman, maka harus dibunuh.

Tak hanya itu, jasad korban juga menurut peraturan Israel, harus dikubur di pemakaman militer Israel.

Meski begitu, Israel tak menguburkan para jenazah korban Palestina dengan layak.

Bahkan, Pemerintah Israel hanya menandai makam pejuang Palestina dengan nomor saja, bukan dengan nama.

Baca Juga: Gawat! Penyeberangan Merak Ditutup Mulai 28 Desember Malam, Ini Sebabnya

Tercatat, Israel pada tahun ini telah membunuh lebih dari 200 orang para pejuang Palestina.

Ratusan korban tersebut banyak yang terbunuh akibat aturan sanksi atau hukuman kolektif yang diterapkan Israel.

“Saya datang untuk mengklaim hak saya mengambil tubuh anak saya. Kebrutalan dan ketidakadilan ini kami harap segera berakhir,” ujar Latifa.***

Sumber Berita: Youtube Aljazeera English

Editor: Galih R

Tags

Terkini

Terpopuler