Kemenangan Palestina: Jeda Kemanusiaan Diwarnai Semarak Kebahagiaan dan Haru

25 November 2023, 06:47 WIB
Warga muslim Palestina ketika melaksanakan salat Jumat di Yerusalem Jumat, 24 November 2023. Bersamaan dengan dimulainya gencatan senjata sementara antara Palestina dan Israel. /ANTARA/

PRIANGANTIMURNEWS - Jeda Kemanusiaan atau Gencatan Senjata antara Palestina dan Israel akhirnya berlangsung sejak Jumat pagi, 24 November 2023 waktu setempat.

Gencatan senjata tersebut sempat tertunda akibat IDF (tentara Israel) yang kembali berbuat ulah disaat-saat waktu mendekati kesepakatan.

Malam pembebasan tawanan tersebut disambut dengan semarak kemeriahan dan penyambutan penuh haru dari warga Palestina di Tepi Barat, dekat Ramallah.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Tanggapi Soal Produk Terafiliasi Israel: Harus Ada Penjelasan dari Pihak Terkait

Menyertakan yel-yel kebebasan, pujian untuk Brigadir Al-Qassam (sayap militer Hamas) pengibaran bendera Palestina dan beberapa kembang api layaknya perayaan besar.

Keluarga yang baru bertemu kembali selama belasan tahun menangis haru, beberapa diantara mereka pingsan.

Anak-anak muda Palestina yang dibebaskan diangkat dan beri sambutan yang sangat meriah dari warga Palestina.

Baca Juga: BKPRMI Kota Tasikmalaya Donasikan Rp 75 Juta Untuk Rakyat Palestina!

Warga yang diwawancarai juga mengucapkan terima kasih pada pejuang Palestina dan menyemangati mereka untuk terus melawan Israel.

Warga dan Pejuang Palestina menyambut pertukaran tawanan dengan kemeriahan, dan mengklaim kemenangan mereka atas Israel.

Dalam kesepakatan gencatan senjata Palestina dan Israel, sebanyak 150 tawanan Palestina yang ditahan Israel akan ditukar dengan 50 tawanan Hamas.

Baca Juga: Kewalahan oleh Hamas: AS Umumkan Sanksi untuk Bekukan Sumber Pendanaan Pahlawan Palestina

Di kloter pertama pertukaran tawanan Israel telah membebaskan 39 tahanan Palestina dan 13 tahanan Israel juga dibebaskan oleh Hamas. Sesuai kesepakatan bersama Qatar.

Qadura Fares, ketua LSM Klub Tahanan Palestina mengatakan 33 tahanan yang dibebaskan di Tepi Barat diserahkan kepada tim Komite Palang Merah Internasional.

Sementara dirinya menambahkan bahwa enam sisanya dibebaskan di Yerusalem, Ibukota Palestina.

Baca Juga: 7 Pernyataan Sikap Warga Tasikmalaya dalam Aksi Bela Palestina: Kecam Israel Sebagai Teroris!

Kendati demikian, laporan dari para tawanan Israel mengatakan bahwa IDF memperlakukan mereka dengan cara yang tidak manusiawi.

Marah Bakeer, yang ditangkap pada tahun 2015 ketika dia berusia 16 tahun, termasuk di antara mereka yang dibebaskan di Yerusalem.

Dirinya mengatakan bahwa banyak tahanan yang dibebaskan memerlukan perhatian medis, setelah dibebaskan dari Penjara Ofer milik Israel.

Baca Juga: Suporter Tidak Boleh Bawa Simbol Palestina Ataupun Israel, di Piala Dunia U-17

“Semua tahanan mengalami pengabaian medis tingkat tinggi [saat ditahan],” kata Bakeer.

Sementara itu, Israel mengonfirmasi bahwa Hamas menyerahkan 13 sandera Israel di Gaza kepada Palang Merah dan dibawa ke sisi perbatasan Mesir.

“Para sandera Israel berada di tangan Palang Merah,” ungkap kantor berita Israel.

Kemudian Israel mengumumkan bahwa tawanan Hamas yang dibebaskan telah tiba di Israel, pada hari pertama jeda kemanusiaan.

Baca Juga: Untuk Kota Santri Yanto Oce Turut Aksi Bela Palestina di Monas Jakarta

Dalam sebuah pernyataan, dikatakan bahwa tentara dan Shin Bet saat ini menemani para sandera yang dibebaskan menuju RS Israel.

Berbeda dengan IDF, Hamas memperlakukan tawanannya dengan baik. Bahkan saat pembebasan, mereka mengantarkan anak dan lansia Israel dengan ramah.

Gencatan senjata di Gaza telah dimulai sejak Jumat, 24 November 2023 hingga Senin, 27 November 2023.

Baca Juga: Profil Arif Andriawan yang Singgung Pendukung dan Presiden Palestina Berujung Diringkus Polisi

Gencatan senjata tersebut dapat ditambah jika Pejuang Palestina kembali membebaskan 10 tawanan untuk satu hari.

Sebanyak 14.854 korban jiwa Palestina, yang didominasi 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.

Telah dibayar dengan kebahagiaan dari bebasnya 150 tawanan Israel. Darah-darah pembantaian Israel telah menjadi saksi terbukanya mata Dunia, terhadap Palestina.

Kendati demikian, ancaman Israel masih terus berlanjut dengan tetap menjanjikan serangan besar-besaran setelah Gencatan Senjata.

Baca Juga: Gagal Hentikan Genosida Palestina: Direktur HAM PBB mundur! Sebut AS dan Eropa Terlibat

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, di markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.

“Akan ada jeda singkat, dan setelah itu kami akan terus bekerja dengan kekuatan militer penuh,” ungkap Gallant.

Israel menyatakan tidak tertarik dengan penyerangan di wilayah utara oleh pasukan Hizbullah di Libanon.

“Kami tidak tertarik berperang (di utara), tapi kami harus menghalangi musuh kami,” tabahnya

Baca Juga: Semakin Memanas: Yaman Kerahkan Tentara ke Palestina, Yordania Tarik Duta Besar di Israel

IDF dilaporkan telah kembali menyebarkan selembaran surat kabar, yang memerintahkan agar warga Palestina di Selatan yang mengungsi tidak kembali bergerak ke utara.

"Bagi warga Jalur Gaza, perang belum berakhir. Jeda kemanusiaan bersifat sementara, dan Gaza utara adalah Zona Perang," tulis pesan yang jatuh dari langit.

"Kembali ke utara adalah hal yang dilarang dan berbahaya, nasib anda dan nasib keluarga anda ada di tangan anda," tambahnya.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler