Turki Tangkap Agen Intelijen Israel, Cegah Perburuan Hamas dan Dukung Iran Lawan Teroris

4 Januari 2024, 09:00 WIB
Sebanyak 33 Agen Intelijen Israel (Mossad) ditangkap di Turki dan menjadi tersangka penculikan, tindakan itu untuk meminimalisir perburuan Hamas di luar negeri. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Pihak berwenang Turki berhasil menangkap agen intelijen Israel, bernama Mossad yang memata-matai kegiatan pemerintahannya dan berupaya memburu Hamas.

Laporan tersebut dipublikasikan melalui kantor berita nasional Turki, Anadolu pada Selasa, 2 Januari 2023 waktu setempat.

Mossad terlibat dalam kegiatan spionase atas nama dinas intelijen luar negeri Israel, menurut pihak berwenang Turki.

Baca Juga: Presiden Turki: Tak Ada Bedanya Sikap Adolf Hitler dan Benjamin Netanyahu

Agen yang tertangkap tersebut diduga kuat terlibat dalam pengintaian, pengawasan, penyerangan, dan penculikan  pada warga asing di Turki.

Penangkapan tersebut menyusul penyelidikan yang dilakukan oleh Biro Investigasi Terorisme dan Kejahatan Terorganisir di kantor kejaksaan Istanbul.

Turki sedang tidak main-main dalam sepak terjang kelicikan Israel di negaranya, mereka fokus pada spionase internasional.

Kematian Saleh Al-Arouri, orang nomor dua Hamas di Beirut, Lebanon. Menjadi pemicu pihak berwenang Turki untuk menangkap Agen intelijen Israel itu.

Baca Juga: Peringatan Keras Turki Atas Israel! Konsekuensi Serius Bilamana Cari Anggota Hamas di Luar Palestina

Total agen mossad yang ditangkap adalah 33 orang tertuduh yang tersebar di Istanbul dan tujuh provinsi lain di Turki.

Menteri dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya menyampaikan bahwa telah ditemukan bukti adanya uang 143 ribu euro dan lebih dari 23 ribu dolar.

Uang itu merupakan totalan yang dimiliki para pelaku, serta satu pistol dan peluru yang sangat banyak.

"Kita tidak akan pernah membiarkan aktivitas-aktivitas spionase dilakukan terhadap persatuan nasional dan solidaritas negara kita," ujar Ali.

Baca Juga: Turki Akan Bantu Palestina Jika Dalam 24 Jam Israel Tidak Melakukan Ini

Pihak Kementerian Dalam Negeri menyebar video ketika pasukan keamanan Turki melakukan penggerebekan serentak di 57 alamat di delapan Provinsi.

Mereka mendobrak pintu rumah tersangka serta memborgol mereka. Sementara operasi pencarian terhadap 13 tersangka lainnya sedang dilakukan, kata Kantor Kejaksaan Turki.

Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menyampaikan dalam parlemen Turki, bahwa Hamas adalah kelompok pejuang kebebasan Palestina dan bukan Teroris seperti yang digambarkan Barat.

Baca Juga: Sumpah Turki untuk Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina dari Penjajahan Israel

Setelah pasukan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet yang sebelumnya mengumumkan lembaganya akan menghancurkan dan memburu Hamas diluar Palestina.

Mencakup lokasi di seluruh Dunia, termasuk Turki, Lebanon, dan Qatar. Pemerintah Turki mengecam balik, dan mulai serius memperhitungkan langkah Israel di negaranya.

Secara tidak langsung, Turki telah mencap Mossad akan melakukan tindakan terorisme. Seperti apa yang terjadi di Lebanon, yang meningkatkan tensi Lebanon-Israel.

TURKI AJAK IRAN LAWAN TERORIS

Baca Juga: Kelompok Islamofobia Denmark Kembali Bakar Al Quran, Kali ini di depan Kedubes Turki dan Mesir

Iran memperingati empat tahun penyerangan pesawat tanpa awak yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 3 Januari 2020.

Disaat bersamaan dengan upacara peringatan kematian Qassem Soleimani, mantan kepala Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam.

Ledakan besar terjadi, sebuah jalan menuju pemakaman itu yang terletak di sebelah tenggara kota Kerman.

Menyebabkan 103 orang meninggal menurut Sayyed Mohammad Saberi, kepala Organisasi Darurat kota tersebut.

Baca Juga: Presiden Erdogan Banjir Pujian Pemimpin Negara, Usai Memenangkan Pemilu Turki Tahun 2023

Meski dugaan kuat mengarah ke tabung gas, tetapi penyebab ledakan tersebut masih tabu di tengah gencarnya operasi intelijen Israel dan AS.

Apalagi ledakan tersebut terjadi tepat dimana orang penting Iran tersebut terbunuh oleh Operasi Intelijen AS.

Turki mendukung dan mengajak Iran untuk menyatukan kekuatan membasmi teroris negara mereka. Itu juga mengacu pada tindakan ilegal dari agen intelijen Israel dan AS.

Presiden Erdogan melakukan panggilan telepon bersama Presiden Iran Ebrahim Raisi, mengecam aksi terorisme itu yang harus menunda kunjungannya ke Turki.

Baca Juga: Erdogan Semakin Unggul: Sinan Ogan Balik Beri Dukungan di Pilpres Turki Putaran Kedua

Kematian Saleh Al-Arouri telah menaikan tensi konflik ke tingkat internasional. Iran adalah pendukung utama Hizbullah, di Lebanon juga menjadi target untuk empok barat.

Iran juga mendukung Hamas terhadap pembebasan Palestina, dan pendukung utama Houthi dalam penyitaan kapal yang berlayar ke Israel.

Sementara Turki adalah negara NATO yang saat ini tengah memiliki tensi dengan AS, karena dukungan tak henti terhadap Israel dan memprotes veto AS atas resolusi gencatan senjata dari Qatar.

Disaat yang sama, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompok Lebanon tidak takut perang.

Baca Juga: Presiden Erdogan: Kami akan Membangun Abad Turki Bersama-sama

Namun menghindari pernyataan bahwa pasukannya akan meningkatkan serangan terhadap Israel.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler