60.000 Wanita Hamil di Gaza Terancam Alami Gizi Buruk, AS akan Bangun Pelabuhan

8 Maret 2024, 13:53 WIB
Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan melakukan misi darurat untuk membangun pelabuhan di Gaza untuk alasan kemanusiaan./Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Sebanyak 60.000 wanita hamil di Jalur Gaza, Palestina dilaporkan telah menghadapi kondisi gizi buruk dan dehidrasi saat ini.

Laporan tersebut disampaikan oleh Ashraf al-Qudra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat, 8 Maret 2024

Ashraf juga menyampaikan beberapa pernyataan lain disamping krisis wanita hamil di Gaza yang menghadapi malnutrisi berupa gizi buruk dan dehidrasi parah.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Kelompok D-3 Desak Solusi Gencatan di Gaza

Dirinya menyatakan bahwa hingga saat ini komunitas internasional yang berfokus pada hak-hak perempuan di Dunia masih diam diatas pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.

Dampak dari komunitas HAM wanita internasional dirinya anggap masih belum memiliki suara keras terhadap Genosida terhadap wanita hamil di Gaza.

Padahal dalam laporannya, 60.000 perempuan yang hamil di Jalur Gaza telah mengalami kurangnya layanan kesehatan yang layak.

Padahal sebanyak 5.000 perempuan hamil di Jalur Gaza melahirkan setiap bulannya. Itu dalam kondisi yang sangat buruk, tidak aman dan tidak sehat akibat pemboman dan pengungsian.

Baca Juga: Afrika Selatan VS Israel: Pertarungan Besar Lain di Mahkamah Internasional Untuk HAM di Gaza

Pasukan Israel hingga saat ini telah membunuh sekitar 9.000 wanita. Termasuk ribuan ibu, wanita hamil, dan petugas kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, Ashraf menyerukan semua lembaga-lembaga perempuan di seluruh dunia untuk berdiri berdampingan dengan perempuan Palestina.

Melakukan mobilisasi energi dan bantuan bagi mereka, termasuk untuk menuntut diakhirinya agresi Israel.

WAJAH LAIN AMERIKA SERIKAT

Ditengah tiga serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) di Jalur Gaza, Palestina pekan lalu sebagai sekutu Israel.

Baca Juga: Afrika Selatan Laporkan Genosida Gaza ke Mahkamah Internasional, Israel: Pencemaran Nama Baik!

Presiden AS Joe Biden malah berani mengumumkan secara resmi, bahwa negaranya akan melakukan 'misi darurat' dengan membangun pelabuhan khusus bantuan di Gaza.

Agenda tersebut juga termasuk pembangunan koridor maritim, disampaikan dalam pidato kenegaraannya.  

Biden akan mengerahkan militernya dalam misi darurat untuk membangun pelabuhan di Jalur Gaza dengan alasan guna menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Pelabuhan di pantai itu dapat menerima kapal-kapal besar yang membawa makanan, air, obat-obatan dan tempat penampungan sementara.

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

Pernyataan disampaikan oleh pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

“Ini adalah inisiatif yang akan dimulai di sini ketika presiden membuat pengumuman dan mengeluarkan perintah,” ungkap pejabat tersebut.

Dirinya juga menambahkan AS akan bekerja sama dengan negara-negara yang berpikiran sama dengan negaranya dan membangun mitra kemanusiaan.

Pelabuhan tersebut merupakan 'dermaga sementara' yang mampu menampung ratusan truk tambahan muatan dan bantuan.

Baca Juga: Israel Perluas Serangan Darat ke Gaza Selatan, Hamas: Mereka akan Menjebak dan Membantai!

“Kami akan berkoordinasi dengan Israel mengenai persyaratan keamanan di darat dan bekerja sama dengan PBB dan LSM kemanusiaan dalam distribusi bantuan di Gaza,” ujar pejabat itu.

AS juga menyiratkan mereka tidak merencanakan operasi yang memerlukan pasukan khusus di lapangan.

Pejabat itu mengatakan AS ingin melihat gencatan senjata sementara untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga Gaza.

Tetapi hal hal yang perlu dicermati, Kantor Kemanusiaan PBB mengatakan Israel hanya memberikan akses pada enam dari 24 misi bantuan yang diinginkan ke Gaza utara bulan lalu.

Baca Juga: Gaza Jadi Medan Perang Tanpa Ampun, PBB: Semua Tempat Berlindung Kini Tidak Aman

Itu membuktikan bahwa meski pelabuhan tersebut jadi, terdapat kekhawatiran lain yang kemungkinan terjadi mengingat hal tersebut memudahkan akses transportasi AS.

AS juga pekan lalu telah melakukan serangan udara ke beberapa wilayah di Gaza.

HAMAS MERESPON

Delegasi Hamas dilaporkan telah meninggalkan Kairo bersama seorang pejabat kelompok tersebut.

Pejabat itu mengatakan bahwa Israel 'menggagalkan' semua upaya mediator untuk mencapai kesepakatan bersama.

Baca Juga: TNI Siap Kerahkan Bantu Korban di Palestina Jalur Gaza

Dirinya juga menanggapi perkara niat AS untuk membangun pelabuhan yang ingin melihat gencatan senjata sementara antara Palestina dan Israel dengan embel-embel 'misi darurat' bantuan.

"Jalan menuju gencatan senjata sangat mudah. Setidaknya ada gencatan senjata enam minggu hari ini jika Hamas setuju untuk melepaskan kategori sandera yang rentan," Sindir Hamas.

"Termasuk melepas sandera perempuan, orang tua, orang sakit dan terluka," kata Hamas dalam penyampaian resmi.

Baca Juga: Korban Jiwa Tembus 10.000! OKI Adakan Pertemuan Puncak, Turki Siap Jadi Negara Penjamin Gaza

“Kesepakatan itu sudah didiskusikan saat ini dan sudah berlangsung selama lebih dari seminggu terakhir. Kesepakatan itu akan memberikan bantuan segera kepada masyarakat Gaza," ungkapnya

"Kesepakatan itu juga akan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan pekerjaan kemanusiaan mendesak yang harus dilakukan," tambahnya.

"Sehingga tanggung jawab tersebut dapat terlaksana dengan baik. sekarang ada di Hamas,” akhirinya.

Baca Juga: Merinding! Ditemukan Selembar Ayat Al Qur'an di Puing-Puing Masjid Gaza Palestina, Ternyata Surah As Saffat

Belum ada konfirmasi lanjut, namun melihat respon Hamas yang menyatakan Israel menggagalkan mediasi itu menjadi sebuah simpul tanda nyata.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler