Garis Waktu: Bagaimana Para Presiden AS Membela Israel Selama Beberapa Dekade

- 17 Mei 2021, 17:02 WIB
Reruntuhan bangunan di Kota Gaza setelah dibombardir Pasukan Israel melalui serangan udara sejak hari raya Idul Fitri, pada hari Kamis, 13 Mei 2021
Reruntuhan bangunan di Kota Gaza setelah dibombardir Pasukan Israel melalui serangan udara sejak hari raya Idul Fitri, pada hari Kamis, 13 Mei 2021 /Twitter@AJEnglish/

Orang-orang Palestina berpartisipasi dalam unjuk rasa "Great March of Return" ketika pasukan Israel menembaki kerumunan itu. Kekerasan mematikan itu bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem, setelah pemerintahan Trump memindahkannya dari Tel Aviv, sebuah tindakan yang membuat marah warga Palestina.

“Tanggung jawab atas kematian tragis ini sepenuhnya berada pada Hamas. Hamas dengan sengaja dan sinis memprovokasi tanggapan ini, dan seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri, Israel memiliki hak untuk membela diri," kata wakil sekretaris pers Gedung Putih Raj Shah pada saat itu.

Juli-Agustus 2014

Israel melakukan 10 hari pemboman udara di Jalur Gaza pada Juli 2014 sebelum melancarkan serangan darat ke wilayah tersebut. Pada 18 Juli, Presiden AS saat itu Barack Obama mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah "menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk hak Israel untuk mempertahankan diri" dalam sebuah panggilan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Tidak ada negara yang boleh menerima roket yang ditembakkan ke perbatasannya, atau teroris yang menerobos masuk ke wilayahnya," kata Obama.

Baca Juga: Israel Terus Menggempur Gaza dengan Serangan Udara dan Peluru Altileri, Jumlah Korban Tewas Kian Meningkat

"Saya juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat, dan teman serta sekutu kami, sangat prihatin tentang risiko eskalasi lebih lanjut dan hilangnya nyawa yang lebih tidak bersalah," kata Obama. Padahal menurut PBB, Lebih dari 1.500 warga sipil Palestina, termasuk lebih dari 500 anak, tewas dalam operasi militer Israel di Gaza pada saat itu.

November 2012

Lebih dari 100 warga sipil Palestina tewas ketika Israel melancarkan serangan militer di Gaza pada November 2012 setelah membunuh komandan militer Hamas Ahmed Jabari.

Obama sekali lagi membela tindakan Israel: "Tidak ada negara di dunia yang akan mentolerir rudal yang menghujani warganya dari luar perbatasannya. Jadi kami sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari rudal yang mendarat di rumah orang-orang."

Desember 2008-Januari 2009

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah