Perang Saudara Sudan memaksa 450 Ribu Anak Mengungsi

- 13 Mei 2023, 07:44 WIB
kondisi anak-anak sudan yang terpaksa mengungsi karena perang saudara di Sudan yang terus berkepanjangan.
kondisi anak-anak sudan yang terpaksa mengungsi karena perang saudara di Sudan yang terus berkepanjangan. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Perang Saudara di Sudan memaksa sebanyak 450 ribu anak meninggalkan rumah mereka, karena pertempuran yang terus berlarut-larut.

 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh United Nations Children's Fund (UNICEF), dan diperkirakan bahwa sekitar 82 ribu diantaranya telah mengungsi ke negara tetangga.

Sementara sisanya, sekitar 368 ribu anak mengungsi di dalam negeri dengan tempat yang lebih aman.

Baca Juga: Sporting Lisbon vs Maritimo di Liga Primeira: Pratinjau, H2H, Jadwal, Prediksi Skor

Negara tersebut terus dilanda konflik dan kekerasan tanpa ujung antara pihak militer dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF mengecam kebrutalan perang yang terjadi di Sudan. Menyebabkan kehancuran bagi mental anak-anak.

 

"Konflik brutal di Sudan telah menimbulkan korban yang menghancurkan bagi anak-anak negara itu," ujar Russell.

"Ribuan orang telah mengalami peristiwa yang sangat traumatis atau terusir dari rumah mereka untuk mencari keamanan yang relatif" lanjutnya.

Baca Juga: Chelsea vs Nottingham Forest di Liga Inggris: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Hampir lebih dari 164 ribu orang saat ini tengah mencari suaka dan perlindungan ke Republik Afrika Tengah, Chad, Mesir, Ethiopia, Libya dan bahkan Sudan Selatan.

Pasca Perang yang meletus sejak 15 April 2023 lalu. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

Bahkan UNICEF juga memperingatkan bahwa kondisi yang memasuki musim hujan, dapat meningkatkan risiko penyakit yang lebih besar.

Pihak yang bertikai di Sudan, telah menandatangani komitmen tentang pedoman untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan pada Kamis malam, 11 Mei 2023.

Sejak 15 April, lebih dari 550 warga Sudan saat ini telah meninggal dan ribuan orang terluka dalam pertempuran antara dua jenderal yang bersaing tersebut.

Baca Juga: Brentford vs West Ham United di Liga Premier: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan komandan RSF Mohammed Hamdan "Hemedti" Dagalo.

Ketidaksepakatan muncul antara kedua belah pihak mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata.

Syarat utama dari perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik di negara tersebut.

 

Sudan sudah tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak musim gugur tahun 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri (PM) Abdalla Hamdok.

Mereka mengumumkan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik Sudan yakni 'kudeta.

Fattah dan Hemedti sebelumnya adalah rekan aliansi dalam penggulingan Presiden Omar al-Bashir. Kepemimpinan Baru seharusnya terbentuk pada awal 2024.

Baca Juga: Portimonense vs Benfica di Liga Primeira: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Namun, perang saudara Sudan telah mengakhiri harapan rakyatnya untuk hidup lebih tenang setelah konflik berkepanjangan.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x