Kasus yang hampir serupa dengan perang saudara di Sudan, dimana menggabungkan tentara reguler dan paramiliter menjadi akar konflik perebutan kekuasaan.
Pada bulan Mei, Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa pihaknya berencana untuk menandatangani kontrak dengan semua pejuang Warner Grup di Ukraina yang bertempur di bawah bendera Rusia.
Dengan mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara legal untuk memastikan hak mereka, termasuk hak atas dukungan sosial, dan penyediaan amunisi dan peralatan.
Menurut Prigozhin, hanya sekitar satu hingga dua persen dari anggota Wagner Grup setuju untuk bergabung dengan tentara Rusia berdasarkan kontrak.
Baca Juga: Rusia Fokus Menaklukkan Bakhmut, Wagner: akan Jatuh pada Bulan April
Tapi sisanya, membentuk barisan dan berangkat ke kota Rostov-on-Don untuk mengadakan Pawai Keadilan pada hari Sabtu, 24 Juni 2023.
Mereka menyebut aksi itu aksi damai, tetapi peralatan tempur lengkap dibawa oleh kelompok tersebut.
Pemerintah Rusia curiga, aksi tersebut kemudian dihantam dengan rudal yang ditembakkan dari helikopter Rusia.
Serta menewaskan sekitar 30 orang, kata Prigozhin. Dirinya dengan lantang mengatakan bahwa kepala militer Rusia bertanggung jawab untuk itu.
Sebagai tanggapan, Grup Wagner melakukan serangan ke Angkatan Udara Rusia, katanya. Tanpa menyebutkan berapa banyak orang yang tewas di lokasi tersebut.