6 Kementerian Tutup: Kehancuran Roda Ekonomi Israel akibat Perang Gaza

- 29 November 2023, 06:50 WIB
Roda perekonomian Israel hancur akibat Perang Gaza, pergolakan internal Israel terjadi karena Pemerintah berencana anggarkan 8 miliar USD untuk perang hingga Desember 2023.
Roda perekonomian Israel hancur akibat Perang Gaza, pergolakan internal Israel terjadi karena Pemerintah berencana anggarkan 8 miliar USD untuk perang hingga Desember 2023. /Instagram/@spiritofaqsa/

PRIANGANTIMURNEWS - Perang Gaza ternyata tidak hanya menciptakan kerugian material fisik bagi Israel, tetapi juga kehancuran roda ekonomi.

Perang dan Genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina, hampir menginjak waktu dua bulan lamanya sejak 7 Oktober 2023.

Dalam kurun waktu itu pula, Israel telah mengalami kerugian yang sangat besar khususnya dibidang ekonomi.

Baca Juga: Surat Cinta Tawanan Israel untuk Hamas: Saya akan Selamanya menjadi Tahanan Rasa Syukur

Sejalan dengan laporan internasional yang memperkirakan bahwa perang Israel melawan Gaza akan berdampak pada perekonomian Israel.

Itu mencakup lumpuhnya perekonomian internal Israel, jatuhnya kerjasama ekonomi regional, dan kehancuran roda ekonomi itu sendiri.

Kondisi tersebut belum termasuk boikot produk Israel dan Amerika Serikat (AS) yang secara serempak di gemakan masyarakat Dunia sebagai aksi solidaritas terhadap Palestina.

Dimana di Indonesia sediri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa HARAM untuk membeli produk yang berafiliasi dengan Israel dan AS.

Baca Juga: Kemunafikan Israel: Bebaskan dan Tangkap Tawanan Baru saat Jeda Kemanusiaan, Guncangan Medsos Terjadi

Akibatnya perekonomian Israel terus goyah, belum ditambah dengan kebutuhan perang yang memerlukan dana yang sangat besar seperti pengeboman terus menerus, pemasokan senjata, dan tank-tank.

Dalam kurun waktu mendekati dua bulan ini Israel masih belum mampu menumpas Hamas dan Pejuang Palestina lain. Sementara pakar Ekonomi memaparkan kebangrutan Israel mungkin terjadi.

Sebagai bagian dari tindakan Israel dalam Perang Gaza, melibatkan 360 ribu tentara cadangan yang dipanggil kembali untuk bertugas.

Kondisi tersebut secara tak langsung memberikan tekanan lebih lanjut, termasuk pada kerugian ekonomi Israel.

Baca Juga: Jubir Brigade Al-Qassam Sebut 33 Kendaraan Zionis Israel Dihancurkan

Israel juga telah mengevakuasi hampir seperempat juta warga Israel dari daerah dekat Gaza.

Termasuk dari wilayah utara dekat perbatasan dengan Lebanon sejak 7 Oktober.

Pengungsi itu ditempatkan di hotel dan tempat tinggal lainnya, dengan menggunakan subsidi biaya pemerintah.

Dikutip dari Bloombeg, setiap harinya Israel mengalami kerugian ekonomi rata-rata sebesar Rp 4 triliun (260 USD) akibat Perang Gaza.  

Baca Juga: Qatar Tolak Komentari Kemungkinan Pertukaran Sandera: Masih Menunggu Tanggapan Israel

Terhitung satu bulan saja melawan Hamas, biaya yang dikeluarkan oleh Israel untuk melakukan Genosida di Gaza mencapai Rp 800 triliun (52 miliar USD).

Ini menyebabkan roda ekonomi Israel ambruk, termasuk enam kementerian terpaksa ditutup akibat tak adanya sumber pendanaan dan pengalihan prioritas.

Diantaranya enam Kementerian Israel Yang ditutup adalah:

1. Kementerian Urusan Diaspora

2. Kementerian Urusan Yerusalem

3. Kementerian Warisan Budaya

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

4. Kementerian Pemukiman dan Misi Nasional

5. Kementerian Koperasi Regional

6. Kementerian Kesetaraan Sosial

Bahkan dalam laporan terbaru yang dikutip Anadolu, Pemerintah Israel menyetujui anggaran tambahan pada hari Selasa, 28 November 2023.

Anggaran tersebut digunakan untuk menutupi biaya pendanaan perang hingga akhir tahun 2023.

Penganggaran ini mereka gambarkan sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni mencapai nominal sekitar 8 miliar USD (RP 122 triliun).

Baca Juga: Rektor UIN Ar-Raniry Desak Boikot Semua Produk Israel dan Negara yang Mendukungnya

Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin, 26 November 2023.

Bahwa lampiran anggara itu akan mencakup kebutuhan militer. Serta biaya perawatan keluarga warga Israel yang terluka dan terbunuh, termasuk keluarga anggota yang ditahan di Gaza.

Benny Gantz yang merupakan anggota Dewan Kabinet Perang Israel menentang anggaran tersebut yang dinilai sangat besar, dalam kondisi yang perekonomian krisis.

Hingga saat ini kesepakatan Gencatan Senjata atau Jeda Kemanusiaan masih terus dilakukan, menambah waktu 48 jam mulai dari Selasa, 28 November 2023 atas dasar kesepakatan Hamas-Israel.

Baca Juga: Terkait Boikot Produk Israel, Coca-Cola Dibuat Oleh Pekerja Indonesia Menggunakan Bahan Lokal

Tetapi Israel terus menerus menargetkan penembakan baru di Tepi Barat, Palestina  termasuk penyanderaan tawanan baru di wilayah tersebut.

Sementara Hamas mengecam tindakan tersebut yang sama sekali tidak berkomitmen terhadap Perjanjian yang dibuat di Qatar.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah