Warga Geram, Komunitas Motor Trail Ugal-ugalan di Jalan Cipatat Bandung Barat

29 Agustus 2021, 22:55 WIB
Warga melintasi spanduk peringatan terhadap pemotor trail/cross yang melintasi jalan menuju Kampung Talun, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Minggu 29 Agustus 2021. /PIKIRAN RAKYAT/BAMBANG ARIFIANTO

PRIANGANTIMURNEWS - Aksi ugal-ugalan penggemar sepeda motor trail meresahkan warga di Kampung Talun, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Warga kesal karena aksi dari penggemar motor trail itu, pernah menabrak warga.

Mengantisipasi hal itu, warga pun memasang spanduk guna memperingati para pengendara tersebut.

Baca Juga: Bursa Transfer Kian Memanas, Liverpool Siap Bersaing dengan Real Madrid untuk Datangkan Kylian Mbappe

Dikutip priangantimurnews.com dari Pikiran Rakyat, Mantan Ketua RW 8 Talun Uju (60) mengaku pernah ditabrak pemotor trail yang melintasi jalan kampung sekira setahun lalu.

Dada Uju dihantam setang motor trail yang  berpapasan dengan dirinya selepas pulang dari kebun. Saat itu, Uju mengendarai sepeda motor bebeknya kala hujan sembari membawa buah pisang.

Dari arah berlawanan, muncul dua pengendara trail. Salah satu pengendara tak awas dan memperhatikan jalan karena merespons sapaan dari dari warung kendati tengah menunggangi motorna.

Imbasnya, motor trail itu menghantam kendaraan serta badan Uju. "Langsung diparios ka dokter (Saya langsung dibawa untuk diperiksa dokter)," ucap Uju saat ditemui PR di rumahnya, Minggu sore.

Baca Juga: Resep Membuat Tahu Goreng Pedas Enak dan Mudah

Sang pengendara trail memberikan bantuan dengan total Rp 600 ribu kepada Uju karena telah menubruk. Namun peristiwa itu, menurut Uju, bukan hanya sekali terjadi di wilayah Desa Ciptaharja.

Sebelumnya, Uju mengaku mendengar adanya kejadian yang lebih tragis yang menimpa Eman, warga Kampung Cileat, dekat Talun.

Eman sempat tertabrak motor trail saat ada event atau kegiatan para penyuka motor gunung dan medan berat itu di kawasan hutan.

Eman yang ikut membantu peserta kegiatan mendorong motor malah tertabrak hingga akhirnya sakit. Dari informasi yang didengar Uju, Eman kemudian meninggal.

Baca Juga: Jambret Kalung Milik Anak Kecil, Seorang Pria Diringkus Polisi

Uju berharap jalan kampungnya lebih baik ditutup untuk pengendara trail yang hobi menerabas medan-bedan berat tersebut.

‎"Ulah tiasa nganggo jalan kulataran tos aya kajantenan (Mending sekalian jalan ini tertutup bagi pegiat trail karena sudah pernah kejadian warga tertubruk), " tuturnya.

Kini, meskipun spanduk telah terpasang, para pegiat motor tersebut masih ada yang masih lewat jalan Talun. Kendati tak sengebut dulu, kecepatan kendaraan tetap dipacu kencang.

Kegeraman akan aksi ugal-ugulan pengendara dan kelompok penyuka trail juga dirasakan warga Talun lainnya, Lendang, 46 tahun.

Baca Juga: Serangan Pesawat Tanpa Awak Amerika Serikat Menghantam Bom Mobil ISIS di Kabul

"Dibere oge angger nyaremprung (Diberi spanduk peringatan, tetap saja pemotor trail melintas dengan kencang)," ucap Lendang.

Ia mengaku khawatir karena banyak anak-anak kecil Talun yang beraktivitas di jalan kampungnya. Apalagi sudah ada kasus tertubruknya Uju yang telah berusia sepuh.

Kekesalan warga juga sudah terbilang memuncak. Lendang mengaku, kabar yang beredar di warga menyebutkan mereka tak akan mentolerir jika ada anak-anaknya diseruduk pemotor trail.

"Nya heug wae, hutang nyawa bayar nyawa, tong ngareupkeun bisa balik (Silahkan saja, tetapi kalau ada kejadian, nyawa dibayar nyawa, jangan berharap bisa pulang)," ucapnya menirukan informasi kekesalan warga itu. 


Sementara itu, Dedi, 41 tahun, salah seorang penyuka atau pegiat motor trail asal Kecamatan Cipeundeuy mengatakan, tak semua pengendara trail atau motor cross melanggar aturan atau ugal-ugalan di jalan kampung.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Sputnik V Asal Russia, Ini Bedanya Dengan Vaksin AstraZeneca

"Tergantung jelemana, model didieu, ari liwat di kebon batur atau loba jelaman mah biasa wae. Cuma aya ayi nu jelemana nu teu ngarti kondisi batur mah subrat sebret oge aya nu kitu, nya macem-macemlah (Tergantung orangnya, seperti saya memacu kendaraan dengan kecepatan biasa saja saat melintasi kebun atau tempat yang banyak warga, tetapi ada juga orang yang tidak mengerti dan masih ngebut)," tuturnya.

Selain itu, para pegiat trail juga berasal dari luar daerah tersebut yang terkadang masuk jalur ke wilayah perkampungan.

Sepengetahuan Dedi, ada juga pengendara trail yang bertanggug jawab dengan membayar ganti rugi apabila kendaraanya melindas tanaman di kebun warga.

Biasanya, kejadian tersebut terjadi jika ada event atau kegiatan tertentu para pemotor trail. Guna menghindari kemacetan, terdapat pemotor trail yang mencari jalur lain justru masuk ke kebun.

Baca Juga: Seputar Perfeksionis pada Anak yang Perlu Diketahui

Namun jika bukan event atau hanya berkendaraan biasa, pengendara trail melintasi di jalur yang sudah ada, bukan menerabas kebun.


Sebelumnya, akibat membahayakan dan merusak lahan pertanian warga, warga melarang para pengendara motor cross atau trail melintasi Kampung Cipicung, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Warga pun ‎ menancapkan plang  berisi larangan tersebut di jalan setapak menuju kampung itu‎.

Baca Juga: Kadar Kolesterol Tinggi Bisa Fatal, Ini Akibatnya


Ketua RT 02 di RW 03,Setiawan  mengungkapkan, plang tersebut dipasang sekira tiga bulan lalu. Spanduk dipasang karena perilaku sejumlah pengendara motor trail yang melintasi kampung dengan kecepatan tinggi alias ngebut.


"Jalan di sini kecil, terus banyak anak kecil, sedangkan yang menggunakan motor trail ngebut," kata Setiawan.*** (Bambang Arifianto/Pikiran Rakyat)

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler