Banjir Bandang Melanda Bogor, Jembatan Ambruk Belasan Rumah Rusak

7 September 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi banjir bandang. /Pixabay/hans

PRIANGANTIMURNEWS - Belasan rumah di Kampung Parung Sapi, RT 7, RW 8, Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga,rusak akibat diterjang banjir bandang.

Banjir bandang terjadi pada Senin malam 6 September 2021. Penyebabnya karena meluapnya Sungai Cidurian, ternyata tak hanya menyebabkan rumah rusak, tetapi jembata juga ambruk.

Dikutip priangantimurnews.com dari Pikiran Rakyat, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor segera menginvestigasi penyebab banjir tersebut karena baru terjadi dua tahun terakhir.

Baca Juga: Balita Usia 2 Tahun Ditinggal Bapaknya di Warung Kopi


Akibat rumah roboh, belasan keluarga sempat teriolasi karena jembatan sebagai akses tercepat menuju wilayah lain roboh.

Ade Yasin mengungkapkan, penyebab banjir perlu diinvestigasi lantaran pada saat kejadian, intensitas hujan tidak terlalu deras.

Durasinya pun hanya sekitar dua jam. Namun demikian, debit air Sungai Cidurian sangat deras sehingga meluap ke pemukiman warga.

Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Paparkan Empat Strategi Penanganan dari Perbaikan Data hingga Pemberdayaan Sosial

“Kemarin memang hujan, tapi hanya dua jam. Tapi air langsung meluap mungkin dari hulu sungai. Hulunya di Sukajaya turun ke Jasinga. Kita perlu investigasi mungkin dibantu dengan BIG (Badan Informasi Geospasial) karena airnya deras sekali. Apa mungkin di atas ambrol atau apa, nanti diselidiki. Kalau perlu pakai drone,” ujar Ade Yasin saat meninjau lokasi banjir, Selasa 7 September 2021.

Untuk menanggulangi kejadian serupa, Pemkab Bogor berencana membangun bendungan di kawasan Sungai Cidurian.

Saat ini rencana pembangunan bendungan sudah masuk proses lelang. Ade Yasin menargetkan pekan ini pemenang lelang sudah ditentukan sehingga bisa segera dikerjakan.

Baca Juga: Lolos Prakerja Gelombang 19, Segera Beli Pelatihan Pertama, Ini Yang Akan Terjadi Jika Terlambat

“Kita ada rencana membangun bendungan. Harusnya aliran sungainya enggak ke wilayah sini, tapi ke kanan. Jadi perlu perbaikan bendungan," ujarnya.

Tahun lalu juga banjir karena airnya masuk ke jalur air ke sawah. Nanti dilihat hasil pembangunannya, setelah ada bendungan apakah masih banjir atau tidak.

Mengenai warga yang terisolasi, Ade Yasin merinci ada dua keluarga yang rumahnya rusak parah. Mereka untuk sementara diminta untuk mengungsi.

Ade Yasin untuk meminta kepada pemerintah setempat agar kedua keluarga ini dapat direlokasi. Pasalnya rumah mereka masuk dalam kawasan zona bencana dengan risiko tinggi.

Baca Juga: Terduga Pelaku Pelecehan Siap Laporkan Balik Pelapor dengan Tuduhan Pencemaran Nama Baik

“Untuk relokasi, ya tergantung kesiapan pemerintah desa di sini. Ini kepentingan bersama, jangan sampai masyarakat kena dampak. Makanya kita minimalisasi dampak. Kalau rumah sepertinya sudah disiapkan Bu Kades,” kata Ade Yasin.

Terkait jembatan, Ade Yasin mengatakan, untuk sementara ini Pemkab Bogor belum berencana melakukan perbaikan. Ade Yasin menyebut Pemkab Bogor akan fokus melakukan pembangunan bendungan supaya air mengalir ke jalurnya.

Menurut pemerintah desa, masih ada jalan alternatif bagi warga hanya rutenya sedikit lebih jauh.

Baca Juga: Subsidi Upah/Gaji (BSU) Tahap 3 Cair , Segera Cek Rekening!

“Untuk sementara ini kita enggak pakai jembatan. Kita fokus pembangunan bendungan dulu. Nanti kita lihat seperti apa. Kalau sudah mengalir ke jalur sungai nanti bisa dimanfaatkan. Nanti bisa dilihat hasil pembangunannya,” ucap Ade Yasin.

Sekretaris Desa Kalong Sawah Sugito mengatakan, sejauh ini beberapa warga terdampak sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Namun demikian, ada beberapa warga yang menolak dievakuasi.

“BPBD sudah turun mengevakuasi, tapi karena jembatan putus tadi sempat enggak bisa nyebrang. Jembatan di RT 7, RW 08,” kata Sugito.

Baca Juga: Mahasiswa Aktif Tidak Bisa Ikut Prakerja, Ini Cara Daftar Bantuan UKT Mahasiswa Ke PTN/PTS

Menurut Sugito, ada 24 keluarga yang menggunakan jembatan tersebut.

Jalan alternatif memang ada, namun cukup jauh. Sementara saat banjir, warga tidak bisa menggunakan jalan alternatif tersebut karena terkepung banjir.

“Memang jauh kondisinya, jadi warga pakai jembatan itu,” ucap Sugito.***(Windiyati Retno Sumardiyani/Pikiran Rakyat)

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler