Anjas di Thailand mengatakan, tempat kejadian perkara (TKP) memang dibersihkan dengan memakai sabun, termasuk bagasi kendaraan Alphard. Ini dilakukan untuk menghilangkan sidik jari.
Akan tetapi Anjas meyakini, ada keteledoran baik dari pelaku, dalang atau otak, dan orang yang mengetahui, yang bisa saja meninggalkan sidik jari di lokasi seperti di tembok, meja, atau di mobil
Baca Juga: Polisi Tangkap Dua Kurir Ojol yang Gelapkan Macbook
Anjas di Thailand memperkirakan, pada saat pelaku melakukan eksekusi, dalangnya hadir. Demikian pula orang yang mengetahui ada di lokasi, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Di laboratorium, kata Anjas, penyidik bisa menganalisis usia sidik jari yang ditemukan. Setelah usia sidik jari diketahui, Anjas melanjutkan, ada perhitungan matematika yang bakal dicocokkan dengan data lain, misalnya dengan waktu kematian.
"Oh ternyata, usia sidik jari orang ini sama dengan waktu kematian. Ada apa ini? Berarti orang itu ada di lokasi pada saat sedang terjadinya pembunuhan. Ini bisa merujuk ke orang yang mengetahui, dalang, atau pelaku," ucap Anjas di Thailand.
Alat bukti lainnya adalah DNA di puntung rokok. Anjas pernah mengatakan jika puntung rokok akan menjadi perdebatan saat di pengadilan nanti.
Baca Juga: Daftar Lengkap Nama Pemanang SCTV Awards 2021: Presenter Paling Ngetop, Raffi Ahmad
Dan itu, jelas Anjas di Thailand, akan menjadi tugas ahli forensik Polri Dr. Sumy Hastry Purwanti untuk membuktikannya.