Radang Amandel? Ketahui Kapan Diperlukan Dan Risikonya, Tidak Semua Kasus Harus Ditindak Dengan Operasi!

- 19 Januari 2024, 14:59 WIB
Ilustrasi penyakit Radang Amandel
Ilustrasi penyakit Radang Amandel /Nastya_gepp/Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS - Dalam diskusi daring yang diikuti pada Kamis 18 Januari 2024, dr. Arie Cahyono, Sp.THTBKL, Subsp.LF(K), seorang Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah Kepala dan Leher, memberikan penjelasan terkait tindakan operasi pada kasus radang amandel atau tonsilitis.

Menurutnya, tidak semua kasus memerlukan operasi, kecuali jika kondisi sudah parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

"Pada kasus tonsilitis menjadi mutlak dilakukan operasi ketika tonsil membesar, sehingga menyebabkan kesulitan menelan pada pasien, mengganggu saat tidur, atau muncul tumor," ungkap dr. Arie Cahyono, yang berpraktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Baca Juga: Apa Manfaat Makan Belimbing Wuluh Bagi Kesehatan, Ini Lima Manfaatnya

Operasi pada radang amandel juga perlu dipertimbangkan pada kondisi-kondisi tertentu, seperti jika gejala terus muncul selama lebih dari 2 minggu, obat simptomatik dan antibiotik tidak efektif, atau jika terdapat risiko komplikasi yang sulit ditangani.

Bagi anak-anak di bawah lima tahun, perlu diperhatikan bahwa daya tahan tubuh belum sebaik anak-anak berusia 10 tahun ke atas. Oleh karena itu, risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada anak perlu dipastikan sebelum melakukan operasi tonsilitis atau radang amandel.

Dokter Arie menekankan bahwa keputusan untuk menjalani operasi harus dipertimbangkan dengan cermat, melihat kondisi umum pasien, dan mempertimbangkan risiko serta manfaatnya.

Baca Juga: Minum Air Mineral yang Tepat Berdasarkan Usia! Yuks Simak Takarannya

Setelah operasi, pasien perlu beristirahat penuh selama 3-7 hari dan mengonsumsi makanan lunak untuk mengurangi rasa nyeri. Hindari makanan panas, keras, dan pedas selama proses pemulihan.

Menurutnya, pemulihan pasien anak umumnya lebih cepat, sementara untuk laki-laki dewasa muda, recovery-nya relatif lebih lama. Dokter Arie juga menjelaskan bahwa tindakan operasi radang amandel memiliki risiko seperti tindakan operasi pada umumnya, tetapi dokter akan membantu meminimalisir risiko dengan persiapan yang baik.

Radang amandel kadang disertai dengan pembesaran adenoid, kelenjar di bagian belakang hidung. Oleh karena itu, dapat dilakukan adenoidektomi untuk mengangkat kelenjar adenoid dan mencegah pembengkakan kembali.

Baca Juga: Mau Diet, Ini Lima Manfaat Minum Air Lemon Bisa Turunkan Berat Badan

Tonsil, sebagai kelenjar kekebalan, rentan terkena infeksi karena letaknya di rongga mulut. Radang amandel dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau daya tahan tubuh yang kurang baik. Jika disertai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) karena virus, pengobatan awal biasanya melibatkan pemberian obat simptomatik.

Dengan penjelasan dari dr. Arie Cahyono, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kapan tindakan operasi diperlukan dan bagaimana cara pemulihan pasca operasi pada kasus radang amandel.***

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah