Ini Lima Fakta, Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Melaksanakan Sholat Idulfitri Lebih Awal, Ini Alasannya

6 April 2024, 13:27 WIB
Umat muslim jamaah Masjid Aolia melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat (5/4/2024). /

PRIANGANTIMUR NEWS - Viral di media sosial ratusan Jamaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan sholat Idul Fitri 1445 Hijriah, Jumat 5 April 2024.

Dengan diiringi gema takbir, jamaah berdatangan di Masjid Aolia dan kediaman Imam Jamaah Masjid Aolia KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau acap disapa Mbah Benu mulai pukul 06.00 WIB.

Di kedua lokasi berjarak beberapa meter itu, mereka melaksanakan shalat Id sekitar pukul 06.58 WIB, dilanjutkan mendengarkan khotbah, dan diakhiri saling bersalam-salaman.

Baca Juga: Arus Lalin Tol Jakarta - Cikampek Mulai Didominasi Bus AKAP Pada H-5 Lebaran

Inilah lima fakta jamaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Penetapan awal puasa tidak menggunakan hisab dan rukyat

Menurut Jauhar, Kemenag DIY dalam penetapan awal Ramadhan dan 1 Syawal mereka memiliki keyakinan atau prinsip sendiri, tanpa menggunakan metode hisab maupun rukyat.

"Mereka punya dalil sendiri yang itu diyakini oleh pemimpinnya, Pak Ibnu dan pengikutnya," kata dia.

Menurut Jauhar, Kemenag DIY tidak dapat memaksa mereka mengikuti aturan yang selama ini telah ditentukan pemerintah.

"Meskipun tahun ini agak mencolok karena bedanya sampai lima hari. Ini sangat-sangat mencolok. Kalau biasanya kan hanya (selisih) satu dua hari, tapi tahun ini memang agak mencolok sehingga memang menjadi perhatian," kata dia.

Baca Juga: Perda KTR Konsisten Diterapkan Pemkot Bogor, Awasi Adanya Perokok Pemula Pada Usia Anak

2. Penetapan idulfitri berdasarkan keyakinan spiritual

Merayakan Idul Fitri lebih awal, mereka juga memulai puasa Ramadhan sejak 7 Maret 2024 berdasar keyakinan spiritual Mbah Benu selaku pimpinan jamaah.

3. Berlangsung sudah lama
Jamaah Masjid Aolia tersebut melaksanakan sholat idulfitri lebih awal dibanding mayoritas umat Islam pada umumnya di Indonesia.

Dukuh Panggang III Agung mengatakan jamaah Masjid Aolia sudah ada sejak lama dan hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya di dusun setempat.

Perbedaan awal Ramadhan dan 1 Syawal antara jamaah Masjid Aolia dengan masyarakat lainnya sudah biasa dan hingga saat ini tidak pernah menimbulkan perpecahan.

"Tidak pernah ada gesekan. Sebelum saya lahir sudah ada (Jamaah Masjid Aolia)," kata dia.

Baca Juga: Kisah Fenomenal Biskuit Khong Guan Yang Jadi Sajian Spesial Setiap Tibanya Lebaran!


4. Tetap rukun dan saling menghargai

Usai memimpin sholat Id, Imam Jamaah Masjid Aolia Mbah Benu berpesan agar masyarakat terus merawat persatuan dan kerukunan satu sama lain.

"Saling rukun, jaga persatuan dan kesatuan dengan siapa saja," ujar pria berusia 82 tahun itu.

Dia meminta jamaahnya tak mudah menyalahkan orang lain, termasuk soal perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri.

"Jangan menyalahkan orang. Ya kalau salah, tapi kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh," ujar dia.

5. Tata cara ibadah dan amalan sama dengan umat muslim lainnya.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Jauhar Mustofa menuturkan Jamaah Masjid Aolia pada dasarnya memiliki amalan atau tata cara beribadah layaknya warga Muslim pada umumnya.

Hanya saja, dalam penetapan awal Ramadhan dan 1 Syawal mereka memiliki keyakinan atau prinsip sendiri, tanpa menggunakan metode hisab maupun rukyat.

Baca Juga: Pastikan Kesiapan Jalur Mudik, Kapolda Jawa Barat Cek Pos Terpadu Letter U Gentong Tasikmalaya

"Mereka punya dalil sendiri yang itu diyakini oleh pemimpinnya, Pak Ibnu dan pengikutnya," kata dia.

Menurut Jauhar, Kemenag DIY tidak dapat memaksa mereka mengikuti aturan yang selama ini telah ditentukan pemerintah.

"Meskipun tahun ini agak mencolok karena bedanya sampai lima hari. Ini sangat-sangat mencolok. Kalau biasanya kan hanya (selisih) satu dua hari, tapi tahun ini memang agak mencolok sehingga memang menjadi perhatian," kata dia.

Menurut dia, Kemenag DIY bakal terus melakukan pendekatan dan silaturahmi dengan pemimpin jamaah itu melalui KUA maupun Kemenag kabupaten. "Agar saling silaturahmi antara pemerintah dan ulama tetap terjaga," ujar Jauhar.***

 

 

 

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler