BP2MI Temukan Ada Kejanggalan Meninggalnya PMI Asal Tulungagung Suryani di Taiwan, Ini Penjelasannya

19 September 2023, 07:30 WIB
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani sedang menjemput 4 Jenazah PMI di Bandara Soekarno Hatta, salah satunya Jenazah Suryani dari Taiwan /Humas BP2MI/

PRIANGANTIMURNEWS –Empat orang Pekerja Migran  Indonesia (PMI) meninggal dunia di Taiwan. Keempat jenazah tersebut Minggu, 17 September 2023 sudah tiba di Indonesia.

Namun dari satu jenazah bernama Suryani kematian oleh BP2MI ditemukan ada kejanggalan.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, telah mendapatkan temuan yang mengkhawatirkan terkait dengan kematian seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Suryani di Taiwan.

Baca Juga: Dua Perusahaan Penyalur PMI Ilegal Digerebek Polres Garut, 14 Orang Diamankan

Benny menerangkan rekam jejak penyakit yang diidap oleh perempuan asal Tulungagung, Jawa Timur itu terdeteksi penyakit dalam yang tergolong berat. Menurut analisis medis penyakit Suryani yaitu perdarahan akut pada jaringan lunak tubuh.

Namun, yang membuat Kepala BP2MI curiga dan menemukan kejanggalan yang aneh dalam kematian tersebut antara lain karena pihak perusahaan yang memberangkatkan Suryani tidak mendeteksi penyakitnya saat melakukan medical check-up sebelum pemberangkatan.

"Saya akan menggunakan intuisi saya bahwa ada yang aneh dengan keberangkatan Suryani, cuma 9 bulan tiba-tiba sakit berat, kok tidak terbaca dalam hasil medis pada saat check-up pemberangkatan Suryani, ini yang memberangkatkan perusahaan penyalur bernama Melati Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Melanda Libya Timur, 2000 Tewas dan Ribuan Orang Hilang

Pernyataan itu disampaikan oleh Benny Rhamdani di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, pada Minggu 17 September 2023 dini hari.

Kematian Suryani, yang terjadi beberapa minggu lalu, meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan pihak berwenang di Indonesia bersama-sama dengan otoritas Taiwan sedang bekerja sama untuk menyelidiki lebih lanjut.

Benny mengungkapkan, jika dalam hasil penelusuran tersebut tidak sesuai dengan hasil medical check-up Suryani, dirinya tidak akan segan-segan untuk memproses secara hukum pihak yang bertanggung atas pemberangkatan Suryani.

"Tapi kalau lihat jenis penyakitnya cukup gawat menurut saya ini penyakit dalam, bagaimana penyakit ini tidak terdeteksi melalui medical check-up, jika hasil medical check-up ini tidak benar maka siapapun harus bertanggung jawab secara hukum," pungkasnya.

Baca Juga: Marak Sindikat Mafia PMI Ilegal, Netty Prasetyani Pertanyakan Komitmen BP2MI

Kematian Suryani menunjukkan pentingnya menjaga keamanan dan kesejahteraan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi otoritas Indonesia dan mitra internasionalnya untuk terus berupaya memperbaiki pengawasan dan perlindungan terhadap PMI.

Benny Rhamdani secara tegas menghimbau seluruh masyarakat Indonesia dan pihak-pihak terkait agar selalu hati-hati apabila ingin bekerja di luar negeri.

Hindari pemberangkatan unprosedural dengan cara mendaftar dengan resmi di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).***




Editor: Muh Romli

Sumber: Humas BP2MI

Tags

Terkini

Terpopuler