Network
PRIANGANTIMURNEWS - Berita hoaks atau mis informasi di berbagai media sosial mulai Instagram, Facebook, Twitter, grup grup WhatsApp termasuk secara langsung dari mulut kemulut masih terus merajalela hingga sekarang.
Menurut RA.Adaninggar,dr.Sp.Pd mis informasi atau Hoaks tidak hanya terjadi di Indonesia, tetap juga terjadi di negara lain.
"Mis informasi dan hoaxs tidak cuma di negara kita sebenarnya tapi juga di negara lain pun terjadi," kata RA.Adaninggar,dr.Sp.Pd seperti
dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Instagram @drningz Kamis 5 Agustus 2021.
Baca Juga: Memutus Covid 19, Kota Medan Siapkan Tempat Isolasi Apung dengan 485 Kamar
Dikatakan Adaninggar mis informasi dan hoax ada di hampir semua negara di dunia, narasi juga hampir sama, tujuannya menghambat penanganan pandemi.
"Yang membedakan adalah respon masyarakatnya. Semakin maju negaranya, jumlah masyarakat yang terdampak hoax jelas jauh lebih kecil karena kecenderungan literasi yang tinggi sehingga program pemerintah mungkin masih bisa berjalan dengan baik dan tidak terlalu terdampak," ujarnnya.
Ia menyebutkan, sedangkan di negara kita Indonesia masih banyak masyarakat yang minim literasi jadi dengan adanya misinformasi dan hoaks akan dengan mudah dipercaya dan mudah sekali menyebar dan terdoktrin di masyarakat kita sehingga bisa sangat mengganggu program pengendalian pandemi.
"Minim literasi tidak berhubungan lurus dengan tingkat pendidikan karena faktanya banyak orang berpendidikan tinggi yang juga males baca, males cek dan ricek, dan tidak terbiasa berpikir secara ilmiah," kata Adaninggar.
Baca Juga: Update Terbaru, Cek Persyaratan Penerima Bantuan Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa Terdampak Covid-19
Padahal, pandemi ini adalah bidang kesehatan yang membutuhkan penyelesaian dan pemikiran secara ilmiah juga. Ini terjadi di kalangan masyarakat dan pemerintah itu sendiri.
