BNPB: Kemampuan Drainase menjadi Pengaruh antara Populasi dan Bencana Hidrometeorologi

- 31 Januari 2023, 12:37 WIB
Pemaparan bencana sepekan oleh Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (30/1/2023). ANTARA/Youtube BNPB.
Pemaparan bencana sepekan oleh Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (30/1/2023). ANTARA/Youtube BNPB. /

PRIANGANTIMURNEWS- Tingkat populasi penduduk ternyata berpengaruh terhadap tingkat bencana hidrometeorologi basah di daerah tersebut. Dalam hal ini contohnya adalah kemampuan drainase.
 
Sebagaimana yang telah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampaikan dalam Disaster Briefing yang dilaksanakan secara daring dan ditampilkan di Channel Youtube BNPB pada Senin, 31 Januari 2023.

Abdul Muhari, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan dalam Disaster Briefing menyampaikan bahwa peristiwa tersebut dapat terlihat di Pulau Jawa.

Baca Juga: China Kutuk Penyerangan Warga Sipil di Palestina, Serukan Israel Hentikan Operasi Brutal

"Namanya bencana hidrometeorologi basah pasti tidak tidak lepas dari faktor populasi. Dimana populasi tinggi, pasti di situ bencana hidrometeorologi basah cukup dominan," ucap Muhari

"Karena keterbatasan atau kemampuan dari saluran drainase primer, sekunder, dan tersier kita biasanya. Dengan populasi mengalami degradasi," lanjutnya

Dimana setelah itu Muhair mengambil sebuah contoh seperti yang terjadi di Jakarta tentang kemampuan dari drainase.

Baca Juga: Resmi! Witan Sulaeman Gabung Persija! Ini Durasi Kontraknya

Dimana drainase yang terdapat di Jakarta saat itu dibuat di tahun 1960-an, yang pada masa itu bahkan populasi penduduk di Indonesia tidak mencapai angka 10 juta.

"Itu Artinya kemampuan drainase yang dibanding populasi itu. Perbandingannya sudah tidak mencukupi dengan maksimal dan secara optimal menampung beban populasi ini," ujarnya.

Pada akhirnya tekanan populasi secara tidak langsung memberikan dampak yang salah satunya adalah pendangkalan drainase itu sendiri.

Baca Juga: Heboh! Bunda Corla Dilaporkan Farhat Abbas! Ternyata Ini Alasannya

Diakibatkan karena terjadinya sedimentasi, surface run off, dan yang paling utama adalah sampah yang dibuang oleh masyarakat Jakarta yang populasinya semakin meningkat.

Pada akhirnya bencana banjir pun menjadi rutinitas dimusim penghujan Indonesia.

Namun, lebih lanjutnya Muhari menyampaikan bahwa hal tersebut tidak berlaku di daerah aliran sungai, karena banjir aliran sungai disebabkan luapan aliran alami.

Sementara kasus drainase dibuat oleh manusia, untuk saluran aliran air dan pembuangan di perkotaan dan di pemukiman.

Baca Juga: Menaker dan Mendagri Malaysia  Bahas Perlindungan PMI 

"Sepanjang daerah aliran sungainya mungkin tidak bisa kita clear selesaikan, kita tidak bisa melakukan preserve, tidak bisa kita bersihkan, atau tidak bisa kita proteksi,"

"Dari intervensi langsung manusia, khususnya dalam berkaitan dengan ini adalah pemukiman di sepanjang bantaran sungai," papar Muhari.

Muhari menyampaikan drainase di kota-kota besar seperti Jakarta dan kota yang sering menjadi langganan banjir harus segera dibersihkan agar tidak dapat menimbulkan banjir tahunan.***

sumber: YouTube Channel BNPB

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah