Mahasiswa Pascasarjana Ankara University jurusan Hubungan Internasional ini mengaku dirinya dan rekan mahasiswa Indonesia lainnya merasa senang karena saat berbuka bisa menikmati makanan dan minuman khas Negeri yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini.
"Bisa menikmati hidangan berbuka puasa dengan menu khas Turki, sesuatu banget," kata Syafiq.
Baca Juga: Warga Bakar Kantor Resort Kehutanan di Suoh, Gegara Konflik Dengan Harimau Tak Direspon
Untuk tradisi Ngabuburit seperti halnya yang lazim dilakukan masyarakat Muslim Indonesia dalam menunggu waktu berbuka puasa, kata Syafiq tradisi ngabuburit dilakukan dengan cara mengadakan pengajian.
"Untuk menunggu tibanya waktu berbuka puasa, kami mengadakan kegiatan pengajian atau tausiyah. Karena di Turki sendiri tidak ada tradisi ngabuburit seperti di Indonesia," lanjutnya.
Untuk sholat tarawih, masih kata Syafiq di Turki di dilaksanakan dengan 23 raka'at. Uniknya tiap raka'at dari sholat tarawih tersebut imam membacakan surat Al Qur'an hanya satu ayat.
Baca Juga: Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu, Akibat Hantaman Ombak, 10 Warga Asing Jadi Korban
"Ciri khas sholat tarawih di sini dilaksanakan dalam 23 raka'at dan setiap raka'at, imam hanya membacakan satu ayat Al Qur'an. Tapi tetap sholat tarawih dilakukan dengan tumakninah," ucap Syafiq yang juga mantan Ketua Perhimpunan Pelajaran Indonesia ( PPI ) Turki masa bakti 2023-2024 ini.
Untuk kegiatan di KBRI kata Syafiq selalu diadakan acara buka puasa bersama untuk masyarakat Indonesia yang tinggal di Turki. Acara ini juga sekaligus sebagai pengobat rindu kepada keluarga di Tanah Air. Karena bisa bertemu sesama warga negara Indonesia.
Masih lewat pesan elektroniknya, Syafiq juga menyampaikan bahwa durasi waktu berpuasa di Turki lebih lama dari pada di Indonesia.