UCR Dalam Peringatan Nuzulul Qur'an : Semangat Kesadaran Manusia dalam Sejarah Beriman !

28 Maret 2024, 10:21 WIB
Ustadz Cecep Iwan Ridwan (UCR) berfoto bersama panitia dan para jamaah pada acara Peringatan Nuzulul Qur'an di Masjid Besar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya pada Rabu, 27 Maret 2024/Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN. /

PRIANGANTIMURNEWS - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Di Bulan ini pula ada beberapa peristiwa penting yang terjadi. Salah satunya adalah peristiwa diturunkannya Al Qur'an. Peristiwa diturunkannya Al Qur'an oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Baginda Rasulullah SAW dikenal dengan Nuzulul Qur'an.

Peringatan Nuzulul Qur'an ini biasanya dilakukan setiap malam ke 17 pada Bulan Ramadhan. Umat Islam dalam memperingati Nuzulul Qur'an dengan cara melakukan berbagai amalan ibadah seperti tadarus, itikaf di masjid dan amalan-amalan lainya.

Turunnya Al Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW ada beberapa peran penting yang terlibat di dalamnya. Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Alam Tahfidz (PPAT) Hamalatul Qur'an Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Ustadz Cecep Iwan Ridwan, S.Th.I, M.Pd, C.PE pada acara Peringatan Nuzulul Qur'an di Masjid Besar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya pada Rabu, 27 Maret 2024.

Baca Juga: Seorang Korban Tragedi Gerbang Tol Halim Luka Serius di Otak, Dalam Perawatan RS UKI Cawang

"Ada beberapa peran penting yang terlibat dalam turunnya Al Qur'an ini," ujar Ustadz Cecep Iwan Ridwan atau karib disapa UCR ini.

"Peran penting tersebut yakni dari otoritas Tuhan atau Kalamullah, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad sebagai penyampai ayat-ayat dan bahasa," lanjut UCR.

Sejarah turunnya Al Qur'an kata UCR adalah sebagai bagian dari perjalanan syariat Islam itu sendiri. Dari mulai bangunan syariat sederhana sampai kompleksnya syariat dalam agama Islam.

Da'i muda yang telah bersertifikat MUI Pusat ini menambahkan bahwa Islam di saat-saat awal turunnya disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sederhana sesuai zamannya.

"Persoalan di zaman manapun pasti ada. Hanya ragam Persoalannya kemungkinan sederhana pula. Dan ketika zaman sudah berkembang serta Islam sudah menyebar ke seluruh dunia, persoalan yang dihadapi akan lebih kompleks lagi," lanjutnya.

Baca Juga: Kasus DBD Naik Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Minta Dinkes Tingkatkan PSN

Masih kata UCR untuk penanganan masalah yang dihadapi tidak cukup dengan teks yang ada ( Qur'an dan Sunnah). Tetapi harus dilakukan juga dengan cara pendekatan lain sesuai dengan kondisi umat yang sudah berkembang.

Ketika kondisi Nabi telah wafat, para Sahabat sudah tiada serta para Tabi'in sudah mendahului, dari sanalah mulai muncul ragam tafsir agama yang berbeda-beda.

"Nah, dalam kondisi ini peran dari para pemegang otoritas sangat diperlukan. Mereka yang memiliki otoritas intelektual secara keilmuan harus saling lapang dada dan jiwa moderat," ucap UCR.

"Kalau masing-masing pihak dalam menyikapi persoalan tidak saling menahan diri dan tidak saling klaim kebenaran bahkan sampai mengkafirkan. Ini bahaya!," tegas UCR. "Walaupun adanya perbedaan adalah Rahmat," tambahnya.

Terkait dengan Moment Peringatan Nuzulul Qur'an, UCR, mengatakan bahwa peringatan Nuzulul Qur'an ini memiliki kedudukan yang sangat penting pula bagi umat Muslim.

Baca Juga: Peringatan Nuzulul Qur'an, Sebagai Semangat Kesadaran Manusia dalam Sejarah Beriman

Peringatan Nuzulul Qur'an sejatinya bisa kembali menghidupkan kesadaran bathin manusia sebagai makhluk yang lemah.

"Manusia akan mati, mengalami gangguan kesehatan, mengalami kelemahan kesadaran, akan mengalami masa purna tugas (pensiun, purnawirawan) dan periodisasi," jelas UCR yang juga merupakan Pembina Majelis Ar-Royyan Singaparna ini.

"Yang perlu menjadi bahan pemikiran bagi kita adalah bagaimana agar bisa menjadi manusia terhormat di dunia dan akhirat kelak. Di dunia menjadi manusia terhormat dan menjadi manusia seutuhnya,"

"Orang selalu memandang positif terhadap kita. Sementara di akhirat kelak, menjadi terhormat sebagai makhluk yang mendapat rahmat dan kasih sayang Allah atau Syurga-NYA," imbuh UCR.

Baca Juga: Uki Kautsar Eks Personil NOAH Band Akan Hadir di Kota Tasikmalaya Lewat 'Ramadhan Penuh Cinta'

Di akhir paparannya, UCR mempertegas lagi bahwa Peringatan Nuzulul Qur'an sejatinya wawasan terhadap Al Qur'an bisa lebih ditingkatkan lagi.

"Di zaman yang semakin kompleks dan beragamnya tantangan kehidupan, manusia yang beriman tentu akan bertahan hidup secara konsisten walau banyak cobaan yang banyak menggoda. Wawasan terhadap Al Qur'an bagi umat Islam perlu ditingkatkan lagi," tegasnya.

"Kita jangan terjebak pada pandangan fiqh (benar/salah atau halal/haram) karena Kitab Suci bukan kalam fiqh. Tetapi wawasan, kesejarahan, theologis, sosial kemasyarakatan, muamalah, keluarga dan sosial politik harus menjadi bagian pandangan manusia dalam memahami Al Qur'an," ucapnya.

"Ini menjadi tugas kita bersama agar Al Qur'an ditempatkan pada posisi sebagai sumber dari segala sumber kemanusiaan. Tentunya dengan semangat Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," pungkas tutur Ustadz Cecep Iwan Ridwan.

Sementara itu perwakilan Panitia Peringatan Nuzulul Qur'an Masjid Besar Singaparna, H. Rian Fauzi Ridwan, S.Pd.I, M.Pd mengatakan bahwa acara Peringatan Nuzulul Qur'an ini bertujuan untuk mengingat Al Qur'an sebagai pedoman hidup
yang harus dibaca, dipahami, diamalkan dan diistiqomahkan.

Kata Rian Fauzi Ridwan, acara ini pula bersamaan dengan TarLing Kabupaten Tasikmalaya ke DKMB se- Kabupaten.

Baca Juga: OJK Mengungkap, Kerugian Masyarakat Akibat Investasi Bodong Capai 139 Triliun

Acara yang berlangsung meriah tapi khidmat ini kata Rian Fauzi Ridwan dihadiri oleh tidak kurang dari 600 jamaah. Hadir pula dari perwakilan Bupati Kabupaten Tasikmalaya, Kapolsek, Danramil, Camat Singaparna, Kepala KUA Singaparna, Baznas Kabupaten Tasikmalaya, MUI, DMI, Pengurus NU, Pengurus Muhammadiyah serta jamaah lainnya.

Sebelum UCR menyampaikan tausiyahnya kata Rian Fauzi Ridwan, diawali sambutan dari Ketua  DKMB KH. Dede Suryana, M.Ag, kemudian sambutan dari perwakilan Bupati Kabupaten Tasikmalaya dan aksi sosial kepada anak yatim dan dhuafa.***

Editor: Rahmawati Huda

Tags

Terkini

Terpopuler