Kampanye Pemilu Awal Menuai Kritik Saat Indonesia Bergulat dengan Covid-19

- 12 Agustus 2021, 22:25 WIB
Kolase Baliho yang menampilkan tiga calon pemimpin tertinggi bangsa muncul di jalan-jalan Jakarta, Surabaya dan kota-kota lain dalam seminggu terakhir.
Kolase Baliho yang menampilkan tiga calon pemimpin tertinggi bangsa muncul di jalan-jalan Jakarta, Surabaya dan kota-kota lain dalam seminggu terakhir. /Twitter @As Imran khaitamy Daulay/

PRIANGANTIMURNEWS- Mereka mengatakan tidak pernah terlalu dini untuk mulai berkampanye untuk pemilihan presiden tetapi beberapa calon kandidat di Indonesia mendapat kecaman karena melakukannya karena negara ini berada dalam cengkeraman pandemi.

Baliho yang menampilkan tiga calon pemimpin tertinggi bangsa muncul di jalan-jalan Jakarta, Surabaya dan kota-kota lain dalam seminggu terakhir.

Gambar Bapak Airlangga Hartarto, ketua umum partai tertua di Indonesia, Golkar, terlihat di baliho yang dicat dengan warna khas partai, kuning. Semuanya dicap dengan 2024 tahun pemilihan dengan huruf tebal serta slogan "Bekerja untuk Indonesia."

Airlangga, 58, adalah Menteri Ekonomi negara itu, yang telah ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengoordinasikan upaya untuk mengekang penyebaran varian Delta yang sangat menular dari virus corona di wilayah di luar Jawa dan Bali.

Baca Juga: Indonesia Selidiki Pengekangan Paksa Diplomat Nigeria

Papan reklame yang menampilkan Puan Maharani, 47, putri ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berkuasa, Megawati Sukarnoputri, berjanji untuk mempromosikan pluralisme. Beberapa kader PDI-P pada bulan Juni telah mendorong Puan, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR, untuk mengikuti pemilihan presiden berikutnya.

Papan reklame lain yang mencolok adalah Muhaimin Iskandar, 54, ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berhaluan Islam. Pesannya sederhana, berani dan lugas - "Gus Muhaimin untuk 2024". Gus adalah gelar umum di Jawa yang diberikan kepada putra seorang kiyai, atau kepala sekolah Islam, yang biasanya akan mengambil alih posisi ayah dan dengan demikian mendapatkan gelar kiyai.

Upaya awal dalam berkampanye, bagaimanapun, tidak berjalan dengan baik dengan semua orang, dilihat dari beberapa tanggapan di media sosial.

"Billboard adalah medan pertempuran yang disukai bagi mereka yang berkinerja buruk di dunia nyata," tulis netizen Joel Picard di Twitter pada 7 Agustus.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah