Fenomena Mistis Terjadi di Astana Giribangun, Saat Pemakaman Presiden Soeharto

18 Agustus 2022, 10:18 WIB
Makam Astana Giribangun/antara foto /

PRIANGANTIMURNEWS- Astana Giribangaun merupakan makam keturunan Kerajaan Mangkunegaran. Ternyata, makam itu memiliki daya mistis dalam sejarah perjalanannya.

Muncul mitos bahwa makam Astana Giribangun tersebut merupakan tempat sakral dan tidak bisa diperlakukan sembarangan.

Beberapa peristiwa dan fenomena mistis aneh terjadi diantaranya saat makam mantan Presiden Soeharto digali. Suasana pemakaman Soeharto di Astana Giribangun kala itu sedang redup, tak ada awan.

Baca Juga: Jadwal MPL Season 10 Pekan Kedua, Duel Seru ONIC Esport VS RRQ Hoshi

Hanya angin yang berhembus pelan, Soeharto dimakamkan pada Minggu Wage, 27 Januari 2008 setelah adzan Ashar sekitar pukul 15.30 WIB.

Keluarga besar Soeharto hadir bersama sejumlah tokoh ternama, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebelum penggalian, keluarga besar Soeharto melakukan upacara bedah bumi.

Tujuannya adalah agar penggalian dapat berjalan lancar dan selamat. Upacara tersebut dipimpin oleh Begug Purnomosidi, mantan Bupati Wonogiri.

Baca Juga: Kejagung Kembali Periksa Surya Darmadi Terkait Kasus Pencucian Uang Lahan Sawit di Riau, Setelah Jadi Buronan

Upacara dimulai dengan menancapkan linggis ketanah pemakaman sebanyak tiga kali, yang pertama, tidak terjadi apapun dan begitu pula dengan yang kedua.

Namun, kejadian yang membuat merinding bulu kuduk terjadi saat linggis mengoyak tanah untuk kali ketiganya.

"Tiba-tiba, duar! terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema diatas kepala kami," kata juru kunci makam keluarga Soeharto di Astana Giribangun, Soekirno.

Baca Juga: Kenapa Islam Dianggap Tidak Adil Dalam Kesetaraan Gender? Begini Penjelasan Buya Yahya

Para penggali makam dan orang-orang sekitar sontak kaget mendengar ledakan itu. Mereka saling berpandangan, bingung. Mencoba mereka-reka dan mencari darimana asal suara menggelegar tersebut.

"Bukan bunyi petir, lebih mirip suara bom besar meledak di atas cungkup Astana Giribangun," kata Soekirno.

Anehnya, tak ada yang porak poranda. Tak ada benda yang bergeser karena suara ledakan itu. Terbersit dipikiran, mungkin itu suara gaib. Semua yang ada di tempat itu terdiam, terpaku.

Kemudian, suara Begug Purnomosidi memecah keheningan." Bumi mengisyaratkan penerimaan terhadap jenazah beliau," tutur Soekirno, menirukan kalimat Bupati Wonogiri.

Baca Juga: Innalillahi, Seorang Ibu Meninggal saat Lomba Balap Karung HUT Kemerdekaan di Tasikmalaya

Posisi dan keberadaannya Astana Pangandegan di atas Astana Giribangun menjadi ibarat leluhur yang berfungsi melindungi, atau orang Jawa menyebutnya hamemayuni (menjadi payung keberadaan makam anak cucunya).

Astana Pangandegan terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Karang Bangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Beberapa kejadian dan fenomena mistis membuktikan keberadaan Astana Mangadeg, kompleks pemakaman para penguasa Istana Mangkunegaran, salah satu pecahan dinasti Mataram.

Makam itu merupakan Raja Mangkunegoro III, keturunan Raja Mataram Panembahan Senopati yang selalu melindungi dan merestui makam anak cucu di bawahnya.

Baca Juga: Jadwal Liga 1 Hari Ini, 18 Agustus 2022, Bali United dan PSIS Semarang Akan Tampil

Salah satu yang dimakamkan di sini adalah Kanjeng Pangeran Adi Pati Arya Sri Mangkunegara I. Pangeran Adi terkenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyowo.

Tokoh kesohor Rajab Mangkunegaran ini sakti mandraguna dan selalu menjadi rujukan raja-raja Mataraman, baik Surakartan (Solo) dan Ngayogyakarto Hadiningrat (Yogya).

Pangeran samber Nyowo dipercaya memberikan restu maupun perlindungan kepada penghuni makam Astana Giribangun pada saat-saat tertentu dari kejahatan atau perbuatan tangan-tangan jahil.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Dunia Batin 2 Macan Asia

Tags

Terkini

Terpopuler