Kisah Anak Petani Khaidar Khamzah Ditolak Kampus Indonesia, tapi Diterima 13 Universitas Top Dunia

- 17 Mei 2023, 10:31 WIB
Pendaftaran kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir dibuka mulai 12 sampai 21 Mei 2023.
Pendaftaran kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir dibuka mulai 12 sampai 21 Mei 2023. /Pexels.com/Gül Işık

PARIANGANTIMURNEWS - Ada kisah menarik  tapi mengharukan dan bisa memberikan inspirasi bagi anak muda.

Seorang anak petani, Khaidar Khamzah,  ditolak oleh kampus di Indonesia, tapi diterima di 13 universitas top di dunia, menjadi viral di media sosial.

Khaidar merupakan anak seorang petani asal desa Jatimakmur, Brebes, Jawa Tengah. Sang Ayah merupakan petani, sedangkan Bundanya adalah ibu rumah tangga.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Berkah Keikhlasan Bersih-bersih Masjid Rahmatullah, Membawa Suryoko ke Tanah Suci!

Sewaktu masih belaja, Khaidar sempat mengikuti program dari pemerintah untuk masuk universitas dalam negeri. Namun, ia tidak lolos dan justru diterima di 13 universitas top dunia.

"Iya mungkin qadarullah bukan rezeki saya ya untuk melanjutkan di dalam negeri, karena memang sebelumnya ketika saya kelas 11, saya telah mengikuti program persiapan dari kemendikbud untuk melakukan study approach. Jadi pada saat itu, kita tetap diberi kesempatan untuk mendaftar di dalam negeri, namun qadarullah saya enggak lolos," kata Khaidar dalam acara FYP dikutip dari YouTube TRANS7 OFFICIAL.

Dari ke-13 universitas itu, Khaidar memutuskan untuk masuk di University of Toronto dengan program beasiswa. Anak ketujuh dari delapan bersaudara ini mengambil jurusan ekonomi di universitas top tersebut.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Ramadhan! Yana Hendaryan yang Hijrah dari Karyawan Leasing Kini Menjadi Pengusaha Martabak!

"Saat ini saya telah diterima di University of Toronto untuk program beasiswa Indonesia Maju karena setelah saya compare dari universitas yang menerima saya, rangking tertinggi ada di University of Toronto untuk program ekonomi," ungkapnya.

Khaidar memang bercita-cita menjadi ekonom. Ia ingin turut ikut serta dalam membangun perekonomian negara kelak.

"Cita-citanya saya sendiri pengin jadi ekonom di Indonesia, saya ingin berkontribusi untuk pembangunan ekonomi di Indonesia," ujar Khaidar.

 

Prestasi Khaidar selama sekolah

Sebelum diterima di 13 universitas top dunia, Khaidar memang sudah menorehkan prestasi, baik di Tanah Air ataupun kancah internasional. Ia pernah memenangkan kompetisi robotic.

"Kebetulan saya juga siswa yang cukup aktif di sekolah, jadi saya sering mewakili sekolah untuk mengikuti kompetisi di tingkat regional, nasional, atau internasional," katanya.

Baca Juga: Kisah Haru Ali bin Ali Thalib Ketika Ramadhan Akan Berakhir

"Untuk kompetisi yang pertama alhamdulillah saya dapat medali emas pada kejuaraan robotic tingkat nasional, pada saat itu saya buat robot mobile yang diprogram. Terus dilanjutkan ke tingkat Asia Tenggara, waktu itu di Singapura, namun karena COVID-19 dilaksanakan secara virtual, tapi alhamdulillah saya mendapatkan medali perunggu. Terus terakhir dari tingkat internasional di Korea Selatan, alhamdulillah saya dapat medali perunggu untuk kategori kreatif."

Dalam kesempatan itu, Khaidar juga berbagi tips belajar untuk bisa diterima di universitas top dunia. Apa tipsnya dan bagaimana tanggapan sang Bunda terkait prestasi yang diraih putranya itu?

Tips belajar dari Khaidar

Khaidar memiliki cara khusus dalam belajar agar menjadi anak berprestasi. Ia tidak mudah pindah fokus saat sedang belajar.

Khaidar akan fokus pada satu bahasan setiap kali belajar. Ia baru akan pindah ke topik lain bila sudah menguasai topik yang sebelumnya.

"Cara belajar yang pertama, aku fokus di satu titik kalau belajar, jadi enggak semua dipelajari terlebih dulu. Tapi aku fokus di goal, kalau sudah tercapai, baru belajar yang lain," kata Khaidar.

Baca Juga: Kenapa Nabi Adam AS Sampai Membuat Iblis Diusir Allah dari Surga? Ini Kisah Singkatnya

Khotimah, ibunda Khamzah, mengaku sangat bangga dengan prestasi dan pencapaian yang diraih putranya. Ia pun menitipkan pesan untuk Khaidar agar tak lupa usai diterima di universitas top dunia.

"Alhamdulillah saya bangga sekali, senang, banyak orang yang memuji dan menyanjung. Tapi sanjungan itu saya anggap sebagai duri karena kalau kita terlena dalam sanjungan dan dalam pujian orang lain, kita jadi besar kepala," kata Khotimah.

"Saya menyarankan kepada anak saya untuk selalu rendah hati, selalu menerima apa adanya, selalu menyayangi orang lain," sambungnya.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Trans 7


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x