Keji! 10 Warga Palestina Ditembak Mati Tentara Israel, Salah Satunya adalah Wanita Lansia

27 Januari 2023, 10:16 WIB
ilustrasi Brigade Martir Al-Aqsa yang melapor kondisi di Tepi Barat, Jenin/ Freepik /

PRIANGANTIMURNEWS - Tentara Israel kembali melakukan operasi militernya yang disebut 'Break The Wave'.

Operasi sangat keji dan biadab yang dilakukan oleh Israel karena menyerang dan membunuh secara acak warga tak bersalah.

Menjadi salah satu hari yang berdarah di Tepi Barat bulan Januari ini, operasi militer tersebut menyebabkan 10 warga Palestina harus meregang nyawa termasuk salah satunya lansia.

Baca Juga: Edun! Persib Bertengger di Tahta Puncak Klasemen, Luis Milla Kasih Pujian Kepada Para Pemain

Sementara 20 warga lainnya dilaporkan terluka akibat tembakan peluru tajam selama penggerebekan yang dilakukan besar-besaran oleh tentara Israel di kamp pengungsi Jenin.

Kementerian Kesehatan Palestina menyampaikan bahwa sembilan warga Palestina tewas berada di kamp pengungsi Jenin, setelah pasukan tersebut melakukan penggerebekan di wilayah tersebut daerah tersebut.

Sementara satu warga Palestina lain yang meninggal, adalah seorang pria berusia 22 tahun.

Baca Juga: Pengamat Maung Bandung Terkejut! Bung Binder Angkat Bicara Usai Persib Gulung Borneo FC

Ditembak dengan kejam oleh pasukan Israel di kota Al-Ram, sebelah utara Yerusalem.

Dalam peristiwa berdarah kamp pengungsian Jenin, seluruh warga Palestina menyebut peristiwa tersebut sebagai pembantaian yang biadab.

Menyebabkan sembilan orang meninggal, 20 terluka disebabkan peluru tajam.

Empat di antaranya dalam kondisi kritis. Serta satu orang meninggal lainnya di Kota Al-Ram, menggenapkan menjadi 10 orang korban dalam laporan terbarunya.

Salah satu pejabat Palestina mengidentifikasi korban meninggal wanita lansia yang memiliki nama Magda Obaid meninggal di tempat setelah dilaporkan dan dibawa oleh pihak rumah sakit Jenin.

Baca Juga: Aksi Edan Teja Paku Alam Buat Striker Borneo FC Tak Berkutik! Inilah Fakta Menariknya!

Pasukan Israel kemudian mundur setelah kasus pembunuhan tersebut selesai, serta dilaporkan mereka menyelidiki kematian wanita lansia tersebut.

Brigade Martir Al-Aqsa yang merupakan sebuah militer bersenjata yang berafiliasi dengan partai politik Palestina Fatah menyampaikan bahwa yang tewas dalam insiden tersebut salah satu pejuang mereka, yang bernama Izz al-Din Salahat.

Menurut kementerian kesehatan satu orang lagi yang meninggal bernama Saeb Azriqi berusia 24 tahun, diakibatkan luka-lukanya yang parah saat dirawat di rumah sakit.

Kondisi dilapangan sampai saat ini kian memburuk, ditambah ketika orang-orang yang terluka terus menerus bertambah dan akan dibawa ke rumah sakit.

Justru ambulans dan petugas medis malah dihalangi oleh tentara Israel, laporan dari petugas kesehatan.

Baca Juga: Mengapa Tukang Bakso Juga Harus Bayar Pajak, Ini Penjelasan Menkeu Sri Mulyani

Sebagaimana yang disampaikan oleh Wissam Baker, Kepala Rumah Sakit Jenin yang melaporkan kepada kantor berita Al Jazeera.

“Ada invasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dalam hal seberapa besar dan jumlah korban luka,” ungkap, Wissam Baker.

"Sopir ambulans mencoba untuk mendapatkan salah satu martir yang berada di lantai, tetapi pasukan Israel menembak langsung ke ambulans dan mencegah mereka mendekatinya," lanjut Baker.

Hal yang lebih sadis lagi Baker ungkapkan bahwa pasukan Israel juga menembakkan tabung gas air mata ke arah rumah sakit.

Mengenai bagian perawatan divisi anak-anak dan menyebabkan luka sesak napas pada anak-anak dan orang di sekitarnya.

Baca Juga: Sinopsis dan Nama Pemain Sinetron Rindu Bukan Rindu, Segera Tayang di SCTV

Namun sebagaimana tentara pembunuh yang tidak mau mengaku, pasukan Israel selalu membantah setiap kejadian yang ada.

Salah satunya bagaimana pasukannya mengelak dari aksi sengaja menembak gas air mata ke rumah sakit tersebut.

“Tidak ada yang sengaja menembakkan gas air mata di rumah sakit. Tapi aktivitasnya tidak jauh dari rumah sakit dan kemungkinan beberapa gar air mata masuk melalui jendela yang terbuka.” ungkap salah satu militer Israel

Nabil Abu Rudeineh, yang merupakan juru bicara Otoritas Palestina (PA) mengumumkan otoritasnya akan menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel setelah pembunuhan di Tepi Barat.

"Sampai sekarang tidak akan diberlakukan," ungkapnya dalam konferensi pers di Ramallah, Tepi Barat.

Baca Juga: Taklukkan Arema FC, dengan 22 Poin Posisi Klasemen PSS Naik ke Posisi 13

Menambahkan langkah tersebut adalah sebagai tanggapan atas agresi berulang kali terhadap warga Palestina yang tidak bersalah dan pelanggaran hukum internasional oleh Israel yang bahkan mereka tidak mengakui pelanggaran tersebut.

"Kami salut kepada mereka yang berdiri teguh membela tanah air kami," kata Nabil.

Dia juga menyerukan Investigasi Pengadilan Kriminal Internasional atas pembunuhan hari Kamis, 26 Januari 2023 ini.

Menganggabi tragedi berdarah tersebut, Presiden PA Mahmoud Abbas mengumumkan masa berkabung hari ketiga. Di mana bendera akan dikibarkan setengah tiang, dari lapor TV resmi Palestina.***

keyword: Palestina, Israel, Warga, Pembantaian, penembakan, korban, lansia, Investigasi, tragedi berdarah, Januari, Tepi Barat, Operasi, Militer, tentara.

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler