Mesir, Yordania, dan Palestina Lakukan KTT, Akibat Sayap Kanan Israel Semakin Mengancam

- 18 Januari 2023, 19:21 WIB
 ilustrasi pertemuan negara Mesir, Palestina, dan Yordania
ilustrasi pertemuan negara Mesir, Palestina, dan Yordania /Pixel/

PRIANGANTIMURNEWS - Para pemimpin besar yang terdiri dari negara Mesir, Palestina dan juga Yordania melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada hari Selasa, 17 Januari 2023.

Pertemuan tersebut adalah sebuah respon dari negara tetangga, atas apa yang disebut sebagai tahun paling berdarah di palestina pada tahun 2022 lalu.

Serta sebagai respon atas belum berhentinya invasi tentara Israel kepada kamp-kamp pengungsian di Tepi Barat, yang juga menyebabkan insiden berdarah awal tahun.
Termasuk dibunuhnya anak-anak dan remaja dalam insiden Januari 2023, yang memakan korban hingga 14 orang.  

Baca Juga: Klarifikasi Ibu Norma Risma: Saya Sedang Ibadah di Kamar!

Selepas pertemuan tersebut, juru bicara kepresidenan Mesir menyampaikan bahwa Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan juga Raja Yordania Abdullah II telah membahas solusi permasalahan  yang tengah dihadapi Palestina.

Akan tetapi jubir tersebut tidak memberikan informasi secara detail mengenai pembicaraan ketiga pemimpin negara tersebut.

Sementara itu penyampaian dari, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan bahwa KTT tersebut menjadi sebuah pesan yang sangat jelas bahwa Palestina saat ini tidak sendirian dalam menghadapi permasalahan yang mengancam.

"Palestina sedang dihadapkan pada tantangan yang ditujukan pada orang Arab, tidak hanya rakyat Palestina, dan ini dinyatakan oleh pemerintah sayap kanan Israel yang baru melalui kebijakan dan tindakan mereka," ungkap Riyad, pada kantor berita Wafa.

Baca Juga: Inilah Rukun Sholat yang Wajib Diketahui Umat Islam

Dari pernyataan Menlu Palestina tersebut, mengisyaratkan bahwa kepemimpinan baru sayap kanan Zionis Israel saat ini tengah berada di puncaknya yang benar-benar menginvasi serta lebih keras.

Hal tersebut Riyad sampaikan, sebagaimana melihat tidakkan tentara Israel yang semakin berani menyerang kamp-kamp, membunuh warga tak bersalah secara bebas, bahkan anak-anak diantaranya.

Serta RIyad pun menyampaikan secara tersirat, bahwa ancaman tersebut pun berlaku pada bangsa Arab (Mesir-Yordania). Dalam hal ini, sayap kanan Israel sedang merencanakan maksud tertentu yang patut diwaspadai.
   
Pemerintah baru Israel diketahui dilantik pada 29 Desember 2022 usai menang pada pemilu November lalu, menghasilkan dukungan mayoritas bagi Benjamin Netanyahu untuk membentuk pemerintahan baru.

Baca Juga: Kenapa Kelima Terdakwa Pembunuhan Brigadir Joshua Dituntut Hukuman yang Berbeda-beda!

Termasuk diantaranya kebijakan untuk Palestina, dan semakin beraninya menyerang warga yang tidak bersalah di kamp-kamp pengungsian.
 
Pada 6 Januari 2023 lalu, pemerintah Israel menjatuhkan paket sanksi terhadap Otoritas Palestina (PA) sebagai tindakan atas upaya Palestina untuk meminta pendapat Mahkamah Internasional (ICJ) tentang pendudukan Israel selama puluhan tahun.

Sikap dari ketiga negara pun akan diambil setelah KTT tersebut berlangsung, namun entah seperti apa langkah yang diambil. Dari penyampaian Riyad Menlu Palestina, tindakan Israel tersebut mengindikasikan ancaman bagi negara yang bermayoritas Muslim tersebut.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x