Israel akan Membangun 5000 Rumah di Tanah Jajahan Palestina

27 Juni 2023, 06:43 WIB
Israel akan membangun 5.000 rumah pemukiman ilegal di tanah jajahan Palestina. Tepatnya berlokasi di Tepi Barat, Yerusalem Timur. Disetujui Komite Kementerian Pertahanan Israel pada Senin, 26 Juni 2023./Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Komite Kementerian Pertahanan Israel memberikan izin untuk membangun rumah pemukiman ilegal di tanah jajahan Palestina.

Keputusan tersebut diambil di tengah meningkatnya konflik di wilayah pendudukan Palestina.

Serta saat meningkatnya kritik dari Amerika Serikat (AS) terhadap kebijakan pemukiman Israel.

Baca Juga: Penyerangan 10 Jam di Kota Jenin: Tembakan Membabi Buta Israel ke Warga Palestina, Ambulans dan Jurnalis

Pemerintah Israel yang dipegang oleh sayap kanan itu menyetujui pembangunan 5.000 rumah ilegal Israel di tanah jajahan Tepi Barat, Yerusalem Timur milik Palestina.

Disampaikan oleh Komite Kementerian Pertahanan Israel pada Senin, 26 Juni 2023.

Tepi Barat yang berlokasi di Yerusalem TImur adalah tanah Palestina yang direbut oleh Israel pada tahun 1967, padahal tanah itu adalah masa depan negaranya.

Dalam laporan yang dikutip dari Al Jazeera, terdapat lebih dari 700.000 orang berkewarganegaraan Israel maupun ganda yang tinggal di tempat jajahan tersebut.

Baca Juga: Tentara Israel Serang Nablus, Pemuda 20 Tahun Tewas dan 6 Warga Palestina Terluka

Belum ada konfirmasi lebih lanjut terkait awal konstruksi akan dimulai. Namun dilaporkan, bahwa unit-unit itu masih dalam tahap perencanaan dan baru disahkan.

Komunitas internasional bersama dengan Palestina, menganggap pembangunan pemukiman ilegal hanya akan menghambat perdamaian kedua bela pihak.

Kebijakan sepihak tersebut pun mendatangkan kecaman serius dari Wasel Abu Yousef, seorang Pejabat Palestina.

"Sangat jelas, ini adalah perang terbuka melawan rakyat Palestina," ungkap Wasel.

Baca Juga: Indonesia Vs Palestina, Shin Tae Yong akan Terapkan Total Football

“Pemerintah Netanyahu bergerak maju dengan agresi dan perang terbuka melawan rakyat Palestina,” lanjutnya

“Kami menegaskan bahwa semua kolonialisme pemukim di semua wilayah Palestina yang diduduki tidak sah dan ilegal," tabahnya.

Perlu diketahui bahwa pemerintahan Israel yang baru menjabat akhir Desember 2022 itu, didominasi ole politisi agama Yahudi dan Ultranasionalis.

Mereka sangat memiliki hubungan dekat dengan gerakan pemukiman atau pembangunan rumah di tanah jajahan Palestina.

Pemimpin pemukiman tersebut adalah Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich. Setelah mendapatkan mandat dari pemerintah untuk membangun 5.000 rumah, dirinya sangat berapi-api.

Baca Juga: Pratama Arhan Akan Perkuat Laga FIFA Match Day Indonesia vs Palestina

Dirinya berjanji untuk menggandakan populasi Israel di Tepi Barat yang dijajah.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Imran Khan dari kantor berita Al Jazeera, saat berada di pemukiman Giv'at Ze'ev, Tepi Barat

"Kemenangan yang sangat besar bagi Bezalel Smotrich," ungkap Imran.

“Biasanya untuk menyetujui perluasan permukiman, ada enam tahapan. Termasuk hal-hal seperti pertimbangan keamanan, siapa yang akan benar-benar membangun pemukiman, pertimbangan politik," tambahnya.

"Pada setiap tahap tersebut MK, anggota parlemen Knesset dan komunitas internasional dapat menyuarakan keprihatinan mereka dan seringkali mereka akan diperlambat,” tambahnya

“Tapi minggu lalu kabinet, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merampingkan proses itu sepenuhnya," tegasnya.

"Dia menyerahkan kendali yang hampir sepenuhnya kepada Bezalel Smotrich. Dia melakukan kontrol itu hari ini," paparnya.

Pemerintah Netanyahu telah menjadikan perluasan rumah di pemukiman ilegal sebagai prioritas utama sejak dirinya terpilih lagi pada bulan November 2022.

Imran mengatakan 900 bangunan baru telah disetujui untuk dibangun di pemukiman ilegal Giv'at Ze'ev.

“Itu akan menjadikan tempat ini lebih permanen daripada sebelumnya,” ungkapnya.
“Di mana lokasi saya berdiri seharusnya adalah negara Palestina jika solusi dua negara disetujui," tegasnya.

"Namun hal yang membuat frustasi warga Palestina adalah permukiman ini terus dibangun,"tambahnya.

"Mereka telah berlangsung sejak tahun 80-an di bagian yang cukup signifikan dari Tepi Barat yang diduduki,” akhirinya.

Hingga saat ini penyerangan di Tepi barat kembali terjadi, khususnya di wilayah Jenin yang mengakibatkan tujuh warga Palestina meninggal.

Pengepungan tersebut juga mengakibatkan empat orang warga Israel dibunuh oleh dua pria bersenjata Palestina. Mereka melepaskan tembakan di sebelah pemukiman ilegal Yahudi.

Israel memperluas aktivitas militernya di Tepi Barat pada awal 2022 setelah serangkaian serangan mematikan untuk Palestina.

Setidaknya 174 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan dan pemukim Israel sejak awal tahun 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Semenara warga Israel yang tewas sebanyak 24 orang dalam serangan balasan Palestina.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler