Sebuah sumber Palestina mengatakan upaya gencatan senjata oleh Mesir, Qatar, dan PBB tidak membuat kemajuan untuk mengakhiri kekerasan yang berkobar minggu ini setelah ketegangan selama bulan puasa Ramadhan dan bentrokan di Yerusalem Timur.
Serangan tersebut adalah yang terberat antara Israel dan Hamas sejak perang tahun 2014 di daerah perbatasan yang diperintah Hamas, dan kekhawatiran berkembang bahwa situasinya bisa lepas kendali.
Baca Juga: Gelombang Kecaman Atas Tindakan Militer Israel Terus Bermunculan
Di Gaza, bangunan tempat tinggal bertingkat runtuh setelah Israel memperingatkan penghuninya sebelumnya untuk mengungsi, dan satu lagi rusak berat dalam serangan udara.
Serangan udara lainnya menghantam apa yang menurut militer Israel adalah tempat peluncuran roket, kantor Hamas dan rumah para pemimpin Hamas. Pejabat Israel mengatakan setidaknya 41 pejuang Palestina telah tewas dalam permusuhan Gaza sejauh ini.
"Israel sudah gila," kata seorang pria di jalan Gaza, di mana orang-orang lari keluar dari rumah mereka saat ledakan mengguncang gedung.
Enam belas orang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada hari Rabu, kata kementerian kesehatan Gaza. Saksi dan pejabat kesehatan di Gaza mengatakan satu serangan udara Israel menewaskan tiga orang, termasuk seorang wanita, di dalam mobil.
Banyak orang Israel juga menghabiskan malam tanpa tidur ketika gelombang roket menghantam jantung Israel.
"Anak-anak telah lolos dari virus corona, dan sekarang menjadi trauma baru," kata seorang wanita Israel di kota pesisir Ashkelon dalam rekaman di televisi Channel 11.