PRIANGANTIMURNEWS- Lalu da Silva akhirnya kembali meraih kursi kepresidenannya setelah mendekam di penjara akibat hukum kontroversial yang kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung Brazil, mengalahkan saingan sengitnya Jair Bolsonaro dalam pemilu yang dilakukan dibulan Oktober 2022 lalu.
Upacara pelantikan Presiden Brazil terpilih Lula dan Wakil Presidennya Geraldo Alckmin berlangsung pada Senin kemarin, 2 Januari 2023 pada pukul 15:00 waktu setempat sekitar 01:00 WIB dalam sidang pleno Majelis Rendah di Brasilia.
Ini diketahui merupakan masa jabatan presiden ketiga kalinya bagi Lula da Silva, setelah menghabiskan lebih dari satu tahun di penjara dari 2018-2019 karena hukum yang kontroversi dengan tuduhan korupsi oleh mantan hakim Sergio Moro.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari Ini, 3 Januari 2023, Asmara: Masalah Besar Datang, Bicarakan Baik-Baik
Persatuan dan Rekonstruksi adalah fokus agenda Presiden terpilih Lula untuk memerangi kemiskinan, kelaparan, dan rasisme pada program sosial yang kuat. Lalu menekankan bahwa dirinya akan memerintah demi seluruh rakyat dan menyampaikan pentingnya mempersatukan negara.
Diketahui pada Oktober itu, Lalu da Silva terpilih dengan angka suara 60,3 juta suara yang berarti 50,9 persen suara. Sementara, Presiden Jair Bolsonaro yang mengalami kekalahan memperoleh suara 58,2 juta atau sekitar 49,1 persen.
Dilaporkan, pemilihan umum kemarin merupakan yang paling sengit antara kubu kanan (Pihak Borsonaro) dan kubu kiri (Pihak Lalu). Dalam pidatonya di depan Kongres setelah mengalahkan Kubu kanan, mengatakan bahwa demokrasi adalah pemenang sebenarnya dari pemilihan presiden Oktober lalu.
Baca Juga: Mantap! Penculik Anak di Bawah Umur di Gunung Sahari Akhirnya Ditangkap
"Demokrasi adalah pemenang besar dalam pemilihan ini, mengatasi ancaman paling kejam terhadap kebebasan untuk memilih, kampanye kebohongan dan kebencian yang paling hina yang direncanakan untuk memanipulasi dan mempermalukan para pemilih," ungkap Lula kepada parlemen.
Pidato tersebut Lalu ungkapkan sebagai serangan balik pada mantan presiden Jair Bolsonaro atas tuduhan sebelumnya yang membuatnya dijatuhi hukuman kontroversi, dengan menuduh Jair sebagai pihak yang anti-demokrasi karena menolak mengakui kekalahan.
Memang setelah mengalami kekalahan, diketahui Jair Bolsonaro meninggalkan Brazil dan pergi ke Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat setelah tidak mengakui kekalahannya. Mengumpat pada Brazil dengan klaim tak berdasar tentang kelemahan pemilu.
Baca Juga: Benarkah Obat Rhinos Dilarang? Ini Fakta dan Kebenarannya
Namun Presiden terpilih Lalu de Silva, mengatakan bahwa pihaknya tidak membawa semangat balas dendam, melainkan menjamin supremasi hukum.
"Kami tidak membawa semangat balas dendam terhadap mereka yang mencoba menaklukkan bangsa dengan desain pribadi dan ideologis mereka, tetapi kami akan menjamin supremasi hukum. Mereka yang berbuat salah akan bertanggung jawab atas kesalahan mereka."
Selain menuduh pihaknya anti-demokrasi dan coba menaklukan bangsa dengan ideology dan desain pribadinya. Lalu juga menuduh pemerintahan Jair telah melakukan genosida tidak langsung dengan gagalnya respon tanggap pandemi COVID yang menewaskan lebih dari 680.000 warga Brazil.
"Tanggung jawab atas genosida ini harus diselidiki dan tidak boleh dibiarkan begitu saja," ungkapnya
Pindahnya Bolsonaro ke Florida (AS) memang melindunginya dari bahaya hukum langsung di Brazil. Sialnya sekarang Bolsonaro menghadapi risiko yudisial yang meningkat terkait dengan retorika anti-demokrasi dan penanganan pandemi, setelah kehilangan kekebalan sebagai seorang presiden.***
Sumber: Antaranews dan Al Jazeera