Dirinya harus mengurus enam anggota keluarga di kamp-3 di Kutupalong. Termasuk saudara kandung yang cacat dan seorang ibu tua.
“Kami tidak bisa membeli makanan sehat dengan bantuan pangan yang ada dari PBB dan situasinya akan menjadi lebih buruk di bulan suci Ramadhan,” ujarnya.
Baca Juga: Ditolak Rumah Sakit, Ibu dan Bayi Meninggal Dunia, Anggota DPR RI Minta Kepala RSUD Subang Dipecat
Bersamaan dengan pernyataan itu, Doctors Without Borders (MSF) menyampaikan tanggapan terhadap pemotongan anggaran pangan oleh PBB terhadap WFH di Cox's Bazar
Organisasi kesehatan internasional menyampaikan bahwa keputusan PB
Bakan meningkatkan resiko kekurangan gizi dan berdampak pada kesehatan pengungsi Rohingya.
WFP memotong jatah sebesar 17 persen, tiu akan sebabkan jumlah kalori per orang berada di bawah standar minimum yang diterima.
Yakni 2.100 kalori per hari, menurut kelompok amal medis tersebut.
Asupan kalori yang berkurang menempatkan orang pada risiko kekurangan gizi dan anemia dan melemahkan sistem kekebalan tubuh pengungsi.
Baca Juga: Mengeluh Karena Gigi Kuning, Ternyata Ini Penyebabnya