Presiden Rusia dan Presdien China Bertemu di Moskow, AS Mulai Tampak Skeptis

- 21 Maret 2023, 07:55 WIB
Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan) di Moskow /Anadolu
Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping (kanan) di Moskow /Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping telah bertemu di Moskow pada Senin, 20 Februari 2023.

Pertemuan kedua pemimpin negara besar tersebut akan berlangsung selama tiga hari ke depan di Rusa menjadi momentum hubungan bilateral kedua negara tersebut.

Selain membahas perang Rusia-Ukraina yang dimana China mengajukan 12 point penyelesaian krisis Ukraina, kedua negara tersebut tampak akan membahas hubungan kerjasama lebih dalam.

Baca Juga: Meriah! Santri Ciamis Gelar Munggahan Jelang Tarhib Ramadhan, Ada Tari Saman Juga

Menanggapi respon pertemuan China dengan Rusia. Negara blok Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menjadi tampak skeptis saat ini.

Pasalnya, China tidak menolak pernyataan mengutuk Rusia yang telah melakukan invasi besar kepada Ukraina. China juga tidak menjatuhkan sanksi kepada Moskow.

Ditambah saat ini hubungan China dengan AS dan blok Barat terlihat memanas akibat insiden balon mata-mata dan permasalahan Taiwan.

Disamping itu, AS juga menuduh China telah melakukan pasokan senjata kepada Rusia , tetapi dugaan itu dibantah oleh China.

Baca Juga: Mantan Bupati Cirebon Sunjaya Diancam Pasal Berlapis, Ini Tindak Pidana yang Dilakukan

Sementara dari sisi pertemuan antara Putin dan XI, hal tersebut menunjukkan solidaritas kuat antara China dan Rusia dalam melawan hegemoni Barat.

China menjadi negara yang pertama kali mengunjungi Rusia sejak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dengan alasan pemimpin Rusia tersebut telah melakukan deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia selama perang berlangsung, surat tersebut diterbitkan pada Jumat, 17 Maret 2023

Dalam kunjungannya, Xi menganggap pertemuan tersebut sebagai bukti bahwa China adalah pembawa perdamaian Dunia atas konflik Rusia-Ukraina dengan tidak memojokkan kedua belah pihak.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Pebulutangkis Indonesia, Syabda Perkasa Belawa Meninggal bersama Ibunya

Serta menyikut AS dan blok Barat yang dinilai terlalu skeptis atas tuduhan yang disampaikannya kepada China.

Sementara Putin akan memperlihatkan kunjungan XI kepada Dunia, bahwa Rusia tidak sendirian dan memiliki rekan kuat serta siap berdiri bersama melawan Barat dan segala tuduhannya.

Putin berpendapat bahwa AS dan sekutunya, mereka berupaya mengisolasi negaranya, menaklukan negara itu, dan kemudian mengambil alih kendali atas Rusia secara perlahan melalui sanksi ekonomi.

Dalam kunjungan tersebut, akan dibahas dalam mengenai 12 point penyelesaian krisis Ukraina dan menjadi hubungan diplomatik yang sangat penting.

Namun, disaat yang sama point tersebut juga disebutkan akan menguatkan hubungan negara China dan Rusia itu.

Dalam sebuah artikel, Presiden XI menyampaikan bahwa negaranya netral dan berusaha menarik solusi atas konflik perang Rusia-Ukraina tidaklah mudah untuk dicapai.

"Dokumen ini berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralisir dampak krisis dan mempromosikan penyelesaian politik," ujar Xi.

Baca Juga: Persib VS Dewa United, Setitik Asa di Pakansari

Dimuat dalam artikel Rossiyskaya Gazeta, yang merupakan artikel harian Rusia.

"Masalah-masalah rumit tidak memiliki solusi sederhana," tegasnya.

Sebelumnya China mengusulkan gencatan senjata untuk RUsia dan Ukraina, karena sama-sama mengalami kerugian material yang tidak sedikit.

Namun tampaknya, Ukraina dan blok Barat kemungkinan menilai hal tersebut sebagai upaya taktik dari Putin melalui China.

Dengan tujuan demi mengulur waktu untuk memperkuat pasukannya dan mencegah serangan balasan terjadi.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan penyelesaian damai akan dipertimbangkan setelah seluruh pasukan Rusia bersedia meninggalkan wilayahnya.

Baca Juga: Berlanjut ke Season 8, Preman Pensiun Akan Tayang Temani Sahur di Bulan Ramadhan 2023

Serta menambahkan, bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh China tersebut hanya merupakan point umum, tidak merujuk ke penyelesaian konkret mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Sementara dari pihak Putin, dimuat dalam artikel harian China dan dimuat dalam situs web Kremlin, Putin benar-benar menaruh harapan besar pada kunjungan rekan lamanya tersebut.

"Kami mensyukuri keseimbangan itu. Terkait peristiwa yang terjadi di Ukraina, memahami latar belakang dan penyebab sebenarnya," ujar Putin.

"Kami menyambut baik kesediaan China untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis ini," akhiri Putin.***

Key: China, Putin, Kunjungan, Moskow, Kremlin, kerjasama, hubungan bilateral, perang Rusia-Ukraina, 12 Point, AS, blok Barat, Ukraina.

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x