Serangan Israel Terbesar di Jenin, Mengingatkan Palestina Pada Pengusiran Nakba Tahun 1948

- 4 Juli 2023, 18:20 WIB
Israel melakukan serangan terbesarnya di Jenin sejak 20 tahun lalu pada Senin pagi, 3 Juli 2023. Mengingatkan masyarakat Palestina terhadap pengusiran Nakba tahun 1948.
Israel melakukan serangan terbesarnya di Jenin sejak 20 tahun lalu pada Senin pagi, 3 Juli 2023. Mengingatkan masyarakat Palestina terhadap pengusiran Nakba tahun 1948. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Israel kembali menyerang warga Palestina di wilayah Jenin, Tepi Barat, Palestina. Serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kali ini adalah yang terbesar.

IDF terus menambah personel angkatan daratnya untuk memperkuat pasukannya, serta menerbangkan pesawat militernya.

Pesawat itu terus melakukan pengeboman secara acak, untuk melakukan pengusiran paksa terhadap warga Palestina. Layaknya peristiwa Nakba tahun 1948.

Baca Juga: Inilah Profil dan Biodata Popo Barbie, TikTokers yang Viral Karena Kasus Masturbasi dengan Manekin

Penyerangan tersebut dilaporkan terjadi pada Senin, 3 Juli 2023. Didahului dengan runtutan penyerangan dan pengepungan Jenin beberapa hari sebelumnya.

Bersamaan dengan menguatnya dominasi sayap paling kanan pemerintahan Israel, yang akan kembali merebut wilayah Palestina dan akan dijadikan perumahan elit Israel Yahudi.

Serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat sejauh ini telah menyebabkan 10 warga Palestina meninggal dan melukai 100 orang lainnya,

Laporan tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina pada hari Selasa, 4 Juli 2023.

Sementara Bulan Sabit Merah Palestina (Tim Medis) mengatakan, bahwa mereka telah mengevakuasi sekitar 3.000 warga Palestina dari Jenin.

Baca Juga: Yenny Wahid Mencalonkan Diri jadi Cawapres 2024, Pengamat Politik Sebut Representasi NU dan Tokoh Perempuan

Di tempat evakuasi Palestina, mereka melaporkan terdapat sekitar 14.000 warga yang tinggal di area seluas kurang dari setengah km2.

Wakil Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub mengatakan bahwa penghuni kamp pengungsian telah mulai melarikan diri ke tempat yang lebih aman di tengah pemboman dan serangan terbesar Israel sejak 20 tahun terakhir.

Dirinya menyampaikan bahwa dari populasi kamp sekitar 15.000 jiwa, evakuasi akan dilakukan secara bertahap bersamaan dengan koordinasi dengan badan terkait.

Bulan Sabit Merah Palestina telah membuka pusat dan bangunannya untuk menampung penghuni kamp yang melarikan diri tersebut.

Abu Al-Rub menyebut bahwa peristiwa tersebut sama mengerikannya seperti peristiwa Nakba tahun 1948. Dimana hampir 800.000 warga Palestina diusir paksa dari rumah mereka.

Baca Juga: Kisah Presiden Soekarno Meminjam Wayang Pusaka dari Keraton Kasunanan Surakarta

"Adegan itu mengembalikan kita ke Nakba pada tahun 1948," kata Abu al-Rub.

IDF malah membantah jika mereka bertujuan mengarahkan serangan tersebut ke hanya ke teroris saja, dan bukan ke warga Palestina.

"Ini bukan invasi terhadap Jenin, bukan pula untuk melawan Otoritas Palestina," ungap pernyataan IDF.

"Serangan ini bukan untuk menyerang orang Palestina yang tak bersalah. Serangan ini hanya untuk menyerang teroris di kamp ini," ungkapnya.

Fakta yang sebenarnya mereka justru telah membunuh anak-anak dan warga tak bersalah, dan melempar tangan terhadap alibi kejadian yang tidak disengaja.

Lebih dari 1.000 tentara Israel melakukan serangan udara. Melancarkan serangan di kamp Jenin pada Senin pagi, dan membuat kepanikan besar.

Baca Juga: Akhirnya Panji Gumilang Al Zaytun Divonis Bersalah Telah Melakukan Tindak Pidana Penistaan Agama

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam dan menggambarkan serangan brutal tersebut dengan sebutan 'kejahatan perang'.

Akibatnya kantor dan bisnis di Tepi Barat milik Palestina terpaksa tetap ditutup pada Selasa karena pemogokan umum untuk memprotes operasi Israel.

Seluruh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyuarakan keprihatinan atas membesarnya skala serangan Israel.
Serangan itu mendorong pihak Internasional mendukung Pemerintah Palestina pemerintah untuk menangguhkan kontak senjata dengan Israel.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x