Perubahan Iklim Dunia: Indonesia Negara yang Menjanjikan, Jika Dikelola dengan Tepat

- 22 Desember 2023, 10:00 WIB
Elmo Juanara dalam pertemuan Society Risk Analysis (SRA) Annual Meeting 2023, ketika menyampaikan persentasinya dihadapan Ilmuan lain.
Elmo Juanara dalam pertemuan Society Risk Analysis (SRA) Annual Meeting 2023, ketika menyampaikan persentasinya dihadapan Ilmuan lain. /Yunio Achmad Dimyati/priangantimurnews/PRMN/

PRIANGANTIMURNEWS - Isu perubahan iklim Dunia, merupakan perkara yang tengah hangat diperbincangkan ilmuan. Dalam maupun luar lingkup Pemerintahan.

Pasalnya ditahun 2023, perubahan iklim cukup sangat jelas teras, bahkan oleh orang awam sekalipun.

Menginjak awal Desember tahun lalu, intensitas hujan di Indonesia tercatat cukup deras. Tetapi hal serupa tidak terjadi di tahun ini.

Baca Juga: Sekjen Kemenaker Antisipasi Perubahan Iklim

Beberapa wilayah Indonesia pun mengalami bulan-bulan tanpa hujan pada tahun 2023, menyebabkan beberapa danau, waduk, dan sungai di beberapa wilayah surut dan mengering.

Copernicus Climate Change Service (C3S), juga menobatkan tahun 2023 menjadi tahun dengan iklim terpanas sepanjang sejarah melihat dari catatannya.

Dalam pertemuan Society Risk Analysis (SRA) Annual Meeting 2023, yang bertepatan di Westin, Washington DC, Amerika Serikat (AS)

Baca Juga: Surutnya Air Terjun Victoria Bukti Nyata Perubahan Iklim Dunia

Para ilmuwan membahas bagaimana perubahan iklim tersebut dapat mempengaruhi keselamatan dan keamanan pangan.

Ilmuan muda asal Indonesia, Elmo Juanara menyampaikan pendapat tentang isu tersebut. 

Bahwa perubahan iklim yang tengah terjadi saat ini, akan memberi pengaruh terhadap Dunia khususnya dibidang pangan dan akan terus berlanjut.

"Saat ini, perubahan iklim menjadi isu hangat yang diangkat oleh banyak peneliti dibidang risiko," ungkap Elmo.

Baca Juga: BLACKPINK Resmi Ditunjuk PBB sebagai Pendukung untuk Konferensi Perubahan Iklim

"Perubahan iklim ini akan terus berlanjut dan kondisi saat ini masyarakat global cenderung pasrah dengan keadaan," paparnya

"Mau tidak mau, yang perlu kita lakukan adalah menekan se-minimal mungkin  risiko-risiko dari perubahan iklim agar dampak yang dihasilkan menjadi minimal," tambahnya.

Ilmuan muda peraih penghargaan 'Student and International Travel Award Winners' itu, tengah meneliti Machine Leaning. Fokus pada pengumpulan data sains, yang menghasilkan analisis skenario-skenario.

Termasuk isu perubahan iklim, krisis lingkungan dan bencana alam melalui komputer supercepat Jepang.

Baca Juga: Bill Gates Menginvestasikan 2 Miliar Dolar dari Kekayaannya untuk Melawan Perubahan Iklim

"Bidang yang saya dalami saat ini adalah Machine Learning, khususnya dalam data sains," ungkapnya 

"Memprediksi dan melakukan analisis skenario terburuk jika terjadi perubahan iklim," tambahnya.

"Ketika sudah tau skenario terburuknya, maka akan dilakukan langkah manajemen risikonya," pungkasnya

Elmo menjelaskan bahwa memanasnya bumi di tahun 2023 ini, secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan pangan.

Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi di Sulsel Akibat Cuaca Ekstrem, 60.948 Orang Terdampak Kerugian

"Ketika suhu Bumi berubah menjadi lebih panas akan mempengaruhi perkembangan padi, buah-buahan dan tanaman lain," papar Elmo.

Elmo menjelaskan bahwa pemanasan global, telah menyebabkan beberapa efek domino perubahan iklim terhadap kondisi pangan. 

"Kita ambil contoh katakanlah Jambu misal memiliki kematangan suhu sebesar 30 derajat. Dengan suhu naik, tingkat kematangannya menjadi lebih cepat," papar Elmo

"Tetapi kandungannya terdampak, misal salah satunya vitaminnya berkurang. Sama seperti memasak, jika terlalu matang pun tidak enak," tambahnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 31 Desember 2022: Sebagian Besar Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat

Dirinya juga menjelaskan bahwa efek domino yang lebih besar akan berimbas pada perekonomian dalam dan lintas negara, sebab pangan adalah kebutuhan pokok

"Sebab memiliki pengaruh pada pangan yang merupakan kebutuhan pokok (padi),  termasuk lingkungan manusia," pungkasnya

"Itu bukan hanya mempengaruhi ekonomi dalam negara, tetapi lintas negara juga. Ketika suatu negara mengandalkan perekonomian pada hasil tani atau perikanan," ungkapnya.

"Tetapi terjadi gagal panen dan gagal budidaya karena perubahan iklim, maka daya jual lintas negara akan menurun. Itu pun akan mempengaruhi negara konsumen," sambungnya

Baca Juga: Waspada, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Akhir Tahun 2022 Sampai Awal Tahun 2023, Ini Penjelasannya

Dirinya juga menyampaikan jika pemanasan global terus berlanjut, akan berdampak pada mencairnya es di kutub utara dan selatan.

Itu akan berdampak pada naiknya volume air di Bumi, dan memungkinkan tenggelamnya beberapa wilayah atau pulau.

"Seperti mencairnya es di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut Dunia, berpengaruh terhadap daratan dan Bumi semaki panas," tambahnya.

POTENSI INDONESIA

Dalam pertemuan ilmuan yang berlangsung hampir satu minggu lamanya, Elmo menyampaikan pemanfaatan lumbung pangan Indonesia belum teroptimalkan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Jawa Barat Berpotensi Hujan Sepanjang Hari

"Indonesia memiliki lumbung pangan yang besar, tetapi belum teroptimalkan dengan baik. Salah satunya karena masih menggunakan teknologi yang biasa," ujar Elmo.

Dalam sesi shearing, dirinya mendapatkan pernyataan dari salah satu ilmuan Jepang bahwa Indonesia adalah negara yang sangat menjanjikan.

"Indonesia merupakan negara yang menjanjikan dimasa depan," Profesor sekaligus ilmuan disalah satu lembaga riset Jepang .

Alasannya karena Indonesia adalah populasi terbesar no. 4 di Dunia dan memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya. 

Baca Juga: Cuaca Hari Ini, Wilayah Jakarta Selatan dan Timur Hujan Petir, BMKG minta masyarakat Waspada

Termasuk potensi Sumber Daya Manusia (SDM) diaspora Indonesia pintar-pintar sebagai engineer dan peneliti di negara-negara maju, ungkap profesor Jepang.

Tetapi, itu semua tergantung pengelolaan Indonesia sendiri. Apakah telah optimal, atau justru sebaliknya.

Elmo menekankan berbagai solusi untuk meminimalisir hal-hal yang berkaitan dengan pemanasa global.

"Perlu meminimalisir hal-hal yang berkaitan dengan efek rumah kaca. Termasuk meminimalisir polusi kendaraan bermotor, dan penggunaan AC berlebihan," tegas Elmo.

Baca Juga: Pantai Pangandaran Diterjang Gelombang Pasang yang Cukup Tinggi, Berikut Prediksi Cuaca menurut BMKG

"Juga melakukan penghijauan kembali dengan menanam pohon. Insya Allah itu akan menahan pemanasan global, termasuk mengatur ketat polusi industri," akhirinya.*** 

Editor: Sri Hastuti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah