Timur Tengah Memanas: Turki Serang Suriah dan Irak Utara, Basmi Teroris PKK dan YPG

- 17 Januari 2024, 07:16 WIB
Turki saat menarget sarang PKK-YPG di Irak Utara pada Minggu, 14 Januari 2024.
Turki saat menarget sarang PKK-YPG di Irak Utara pada Minggu, 14 Januari 2024. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Turki serang Suriah dan Irak Utara yang memiliki basis operasi teroris di wilayah tersebut. Menyeret timur tengah ke tensi yang lebih tinggi.

Penyerangan dilakukan oleh Organisasi Intelijen Nasional (MIT) yang dipimpin Pemerintah Turki langsung pada Minggu, 14 Januari 2023 dan menargetkan kelompok Teroris.

Serangan tersebut adalah balasan atas meninggalnya sembilan Pejuang Turki di perbatasan dalam bentrokan bersama kelompok PKK (Partai Pekerja Kurdistan) dan Unit Pelindung Rakyat (YPG).

Baca Juga: Turki Tangkap Agen Intelijen Israel, Cegah Perburuan Hamas dan Dukung Iran Lawan Teroris

Bentrokan yang terjadi pada Jumat, 12 Januari 2023 itu ditandai sebagai peningkatan agresivitas kelompok teroris tersebut di tengah konflik timur tengah.

PKK merupakan organisasi teroris yang telah masuk daftar hitam Turki dan negara Eropa lainnya, dan yang terlibat dalam upaya kudeta Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2019 lalu.

PKK yang merupakan orang-orang Kurdi telah menyatakan melawan Turki sejak tahun 1984, demi mendirikan negaranya sendiri. Dalam kasus ini, sedikit mirip dengan Israel.

Sebab bangsa Kurdi sendiri tersebar di wilayah bumi Syam meliputi Turki, Suriah, dan Irak.

Baca Juga: Rumah Terduga Teroris di Kabupaten Ngawi, Digeledah Densus 88 Antiteror

Sementara YPG adalah milisi Kurdi Suriah atau elemen utama sekutu Amerika Serikat (AS) dalam melawan kelompok ISIS.

Turki menganggap YPG teroris karena memiliki hubungan mutualisme dengan PKK, yang mencoba menyeret Turki dalam konflik internal.

YPG juga dicap oleh Turki sebagai alat propaganda pihak lintas negara yang ingin membuat Turki kacau.

Serangan pertama pada Minggu, sebanyak 24 lokasi telah dibom Turki dalam serangan udara di kedua wilayah tersebut.

Baca Juga: 7 Pernyataan Sikap Warga Tasikmalaya dalam Aksi Bela Palestina: Kecam Israel Sebagai Teroris!

Operasi anti-teroris tersebut menargetkan gua, tempat berlindung, gudang amunisi, perumahan, pabrik gas dan pangkalan udara yang memiliki afiliasi dengan AS.

Kementerian Pertahanan TUrki memaparkan lokasi target awal penyerangan MIT pada Minggu lalu. Serta menyatakan serangan tersebut sebagai upaya membela diri.

"Sesuai dengan hak kami untuk membela diri. Operasi udara dilakukan terhadap sasaran teroris di Irak Utara wilayah Metina, Hakurk, Gara, Qandil, dan Asos. Serta Suriah Utara," papar Kementan Turki.

Baca Juga: Hamas Bebaskan Lansia 85 Tahun: Tentara Manusiawi yang Dilabeli Teroris oleh Media Barat

Selang lima hari, Turki saat ini telah melakukan serangan udara yang menargetkan 114 sasaran di Suriah dan Irak utara, dengan 78 teroris telah dinetralkan.

Presiden Erdogan menyatakan dalam pertemuan kabinet di Ankara pada Selasa, 16 Januari 2023 bahwa Operasi Anti-Teroris tersebut akan terus dilanjutkan hingga Irak Utara dan Suriah aman.

“Operasi kami di wilayah ini akan terus berlanjut sampai kami mengamankan setiap inci pegunungan di Irak utara, yang merupakan sumber aksi teroris,” ujar Erdogan.

Baca Juga: 11 Jurnalis Meninggal di Palestina, Media Israel Kecam Penggambaran Negaranya Sebagai Teroris

“Operasi lintas batas kami juga telah menggagalkan rencana yang bertujuan menyeret Turki ke dalam kekacauan internal melalui gelombang migrasi tidak teratur,” tambahnya.

“Karena janji-janji yang dibuat kepada kami tidak dipenuhi, tidak ada seorang pun yang bisa menolak jika Turki mengambil tindakan yang diperlukan demi keamanannya sendiri,” tegas Erdogan.

Janji yang dimaksud oleh Erdogan adalah terkait pembangunan Zona Penyangga di sepanjang perbatasan selatannya yang telah dilanggar oleh PKK.

Baca Juga: Pegawai PT Kereta Api Indonesia Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri, Diduga Terinfeksi Paham Teroris

Turki telah menegaskan dengan jelas bahwa mereka tidak akan membiarkan operasi bedah apapun di wilayahnya terjadi.

“Kami tidak bisa membiarkan negara kami melakukan hal yang sama. menghadapi bencana seperti itu (tahun 2019)" tambahnya.

“Perjuangan ini wajib kita lakukan bukan hanya demi keamanan diri kita sendiri, tapi juga demi anak-anak kita yang tumbuh di lingkungan bebas terorisme,” paparnya.

Baca Juga: Tiga Terduga Teroris di Jatim dan NTB Diringkus Densus 88 Antiteror

“Kami tidak akan berhenti sampai kami menghancurkan semua sarang teroris yang dibangun dengan niat jahat di Suriah, dari Tel Rifaat hingga Ayn al-Arab, dan dari Hasakah hingga Manbij,” tegasnya.

“Masalah utama yang perlu ditekankan saat ini bukanlah bagaimana operasi lintas batas akan dipersempit. Hal ini tidak ada dalam agenda kami,” kata Erdogan.

"Sebaliknya, ini adalah tentang bagaimana tugas-tugas tersebut akan diperluas. Ini tentang kapan dan bagaimana tugas-tugas yang belum selesai akan diselesaikan," tegasnya

Baca Juga: Link Nonton Spy X Family Season 2 Episode 2, Bagaimana Loid Cegah Teroris?

Erdogan juga menyinggung lebih dari 620.000 warga Suriah, berada di Turki dengan status pengungsi sementara, akibat konflik internalnya.

Serangan baru PKK dalam beberapa hari terakhir telah merenggut nyawa 21 tentara Turki, diikuti dengan serangan sengit Turki terhadap sasaran teroris itu.

PKK juga bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi termasuk YPG yang merupakan cabang teroris PKK di Suriah.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x