KBM Tatap Muka Masa Transisi AKB di Pangandaran Sudah Berjalan Sejak 3 Bulan Lalu

- 27 November 2020, 10:07 WIB
Petugas SDN 2 Pananjung Pangandaran tengah melakukan pemeriksaan suhu badan kepada salahsatu murid yang hendak masuk ke gedung sekolah, Jumat, 27 November 2020.
Petugas SDN 2 Pananjung Pangandaran tengah melakukan pemeriksaan suhu badan kepada salahsatu murid yang hendak masuk ke gedung sekolah, Jumat, 27 November 2020. /priangantimurnews/AGUS./

PRIANGANTIMURNEWS-
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan terkait sekolah tatap muka di tengah pandemi.

Nadiem kini memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah mulai 2020/2021.

Namun berbeda dengan Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka sudah lebih dulu dilakukan.

KBM tatap muka di Kab Pangandaran sudah sejak tiga bulan lalu dilakukan setelah pemerintah daerah memberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) masa pandemi Covid-19.

Saat diwawancarai Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab Pangandaran Dodi Djubardi mengatakan, ada 282 sekolah dasar negeri ditambah 2 sekolah dasar swasta dan 52 SMPN yang ada di Kab Pangandaran yang mulai diberlakukan KBM tatap muka.

Baca Juga: Nama Susi Pudjiastuti Ramai Dibicarakan Nitizen Seakan Kode Buat Presiden Jokowi

"Agar proses belajar mengajar tetap berjalan, sebelumnya kami lakukan dengan sistem BDR (belajar dari rumah). Jadi guru berkeliling mendatangi rumah murid dan membentuk kelompok, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan," ungkap Dodi, Kamis, 26 November 2020.

Kata Dodi, segala persiapan untuk menyambut KBM tatap muka terus dilakukan termasuk mempersiapkan alat pelindung diri berupa masker, hand sanitizer, face shield yang dibantu oleh pemerintah daerah serta menyiapkan tempat cuci tangan pakai sabun ditiap-tiap sekolah serta alat pengukur suhu.

"Supaya murid-murid bisa terlindungi dari bahaya virus corona," kata Dodi.

Tidak mudah, menurut Dodi, ada beberapa poin yang harus ditempuh sebelum KBM tatap muka dilakukan yaitu selain menyiapkan fasilitas untuk penanganan Covid-19, juga mempersiapkan daftar kesiapan dari dapodik, ijin orangtua serta hasil verifikasi Gugus Tugas berdasarkan daftar.

"Kami juga telah melakukan sampling swab secara acak kepada 50 guru dan 50 pelajar sebelum KBM tatap muka di mulai. Alhamdulillah sampai selama kurang lebih tiga bulan berjalan belum terjadi klaster penularan Covid-19 di lingkungan sekolah," ujarnya.

Lalu Sekretaris Dinas Dikpora Kab Pangandaran Agus Nurdin menambahkan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan evaluasi dengan pengambilan sampling swab yang kedua secara acak kepada guru dan pelajar.

"KBM tatap muka kan sudah berjalan hampir tiga bulan, maka kami perlu melakukan evaluasi dengan pengambilan sampling swab bagi guru dan pelajar," kata Agus.

Saat ditanya soal adanya kemungkinan virus Covid-19 menimpa kepada salahsatu guru atau pelajar menurut Agus, pihaknya telah bekerjasama dengan melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas Desa maupun Kecamatan.

"Contoh apabila ada kasus di salahsatu desa, seluruh sekolah yang ada di desa tersebut kami kembalikan ke sistem belajar dari rumah seperti semula sampai mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas untuk dimulainya KBM tatap muka kembali," ujarnya.

Berdasarkan data sebaran Covid-19 Kab Pangandaran, desa yang berada di zona merah terdapat beberapa sekolah yang diliburkan dan melakukan proses belajar dari rumah yaitu di Parigi ada 3 SD, Desa Cibenda 5 SD, Sidamulih 3 SD, Cigugur 6 SD dan 1 SMP, Pangandaran ada 9 SD.

"Sekolah yang masih diberlakukan BDR (belajar dari rumah,Red) tersebut menunggu rekomendasi dari Gugus Tugas Covid-19 untuk kembali ke KBM tatap muka," ujarnya.

Ditempat terpisah Pjs. Bupati Pangandaran Dani Ramdhan membenarkan, dengan pandemi Covid-19 ini bukan hanya kesehatan dan ekonomi saja yang menjadi korban, tetapi untuk pendidikan pun menjadi korban.

Namun dengan upaya pemerintah daerah untuk membangkitkan kembali pendidikan di Pangandaran kata Dani, sejak tiga bulan kebelakang sampai sekarang KBM tatap muka di Pangandaran masih berlangsung.

"Alhamdulillah tidak terjadi klaster penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Karena meskipun KBM tatap muka dibuka, prosedur protokol kesehatan seperti menggunakan masker, face shield, hand sanitizer, alat pengukur suhu dan tempat cuci tangan pakai sabun sudah disediakan di tiap-tiap sekolah," kata Dani.

Dengan KBM tatap muka kata Dani, murid bisa menyerap pelajaran dengan baik, dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman, bisa berolahraga dan menyerap mata pelajaran dengan baik seperti biasa walaupun jumlah murid perkelasnya masih dibatasi untuk menjaga jarak.

"Karena dengan keterbatasan jaringan internet di beberapa wilayah di Pangandaran juga bisa mempengaruhi sistem belajar dengan daring," ungkapnya.

Dani juga mengajak kepada kabupaten/kota di Jawa Barat khususnya yang belum membuka KBM tatap muka berharap bisa melakukan studi banding ke Pangandaran.

"Ya sambil berwisata ke Pangandaran. Kan lumayan bisa menambah tingkat kunjungan wisatanya," ujarnya.***

Editor: Agus Kusnanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x