Waspada Indikasi Stroke! Cegah Kematian dengan SeGeRa Ke RS

- 9 November 2023, 13:48 WIB
  Ilustrasi pasien penyandang penyakit stroke bersama dokternya/pixabay
Ilustrasi pasien penyandang penyakit stroke bersama dokternya/pixabay /

PRIANGANTIMURNEWS - Masyarakat diimbau untuk mengidentifikasi indikasi penyakit stroke lewat kampanye SeGeRa Ke RS.

Dalam upaya menurunkan angka kematian akibat penyakit tersebut, kata Profesor Doktor Mahar Mardjono Jakarta Nandini Phalita Laksmi, seorang dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON).

Dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Rabu 8 November 2023, dia menekankan pentingnya pengenalan gejala stroke oleh masyarakat sehingga tindakan dapat segera diambil tanpa penundaan, dan pertolongan dapat diberikan secepat mungkin.

Baca Juga: Benarkah Prabowo Subianto Pernah Stroke Dua Kali, Ini Penjelasan Kepala RSPAD

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke merupakan pemicu kematian teratas di Indonesia pada tahun 2019 dengan angka 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk.

Nandini menyoroti bahwa pertolongan terbaik harus diberikan dalam waktu kurang dari 4,5 jam semenjak munculnya gejala.

Dia juga membantah mitos seputar tindakan pertama pada penderita stroke, seperti menusuk jari, memberi minum, atau membawa ke dukun.

Baca Juga: Stroke dan Serangan Jantung Jadi Pembunuh Utama di Indonesia, Angka Kematiannya Terus Meningkat

Gejala stroke yang diidentifikasi lewat moto SeGeRa Ke RS, meliputi ketidaksimetrisan senyum, tersedak, kesulitan menelan secara tiba-tiba, dan pelemahan sebagian anggota tubuh.

Selain itu, gejala lain termasuk bicara tidak lancar, sinyal memahami kata-kata, kebas atau kesemutan sebagian tubuh, rabun atau penglihatan kabur pada satu mata, dan kepala terasa sangat sakit yang muncul tiba-tiba.

Nandini menyebutkan bahwa ada lima kelompok orang yang berisiko tinggi terkena stroke, yaitu mereka yang mengidap hipertensi, gula, kolesterol, kegemukan dan perokok.

Gaya hidup tidak sehat, seperti makan makanan cepat saji yang tinggi kalori, garam, dan gula, serta mengurangi aktivitas fisik, dapat meningkatkan risiko penyakit yang berujung pada stroke.

Baca Juga: Wanita 21 Tahun Terserang Stroke hingga Koma, Akibat Sering Begadang

Diketahui WHO telah mencatat, bahwa stroke merupakan inti kecacatan di seluruh dunia dan pemicu kematian nomor dua.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan pada tanggal 7 November 2023, bahwa telah mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp5,6 triliun untuk tahun 2022 dan 2023 guna menyediakan alat kesehatan dalam mengatasi beberapa penyakit serius dan kronis.

Stroke merupakan salah satu dari lima penyakit yang diutamakan, bersama dengan penyakit jantung, bedah kanker dengan kemoterapi, terapi batu ginjal dengan hemodialisis, dan layanan anak untuk bayi lahir prematur dengan berat kurang dari 1.800 gram.***


Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x