Gempa Megathrust 8,7 di Pesisir Selatan, BMKG: Bukan Ramalan, Bukan Prediksi

30 Juli 2022, 14:22 WIB
Gempa Terkini 30 Juli 2022, Timur Laut Ambon /BMKG/

PRIANGANTIMURNEWS- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi gempa megathrust dengan maginitudo 8,7 di pantai selatanJawa Tengah.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa bumi, salah satu daerah yang diprediksi adalah Kabupaten Cilacap.

"Kita ini di wilayah Indonesia yang rawan gempa bumi, termasuk juga di Kabupaten Cilacap," katanya.

Baca Juga: Hari Ini, Ajudan Irjen Pol. Ferdy Sambo Diperiksa Komnas HAM

Dirinya menjelaskan, keberadaan Kabupaten Cilacap yang berada di pantai selatan Jawa Tengah menghadap langsung zona tumbukan antara lempeng Samudra Hindia dan lempeng Eurasia.

Tumbukan lempeng tersebut merupakan zona gempa megathrust yang skenario terburuknya apabila terjadi gempa di pusat tumbukan itu kekuatannya mencapai M 8,7.

"Ini bukan prediksi, bukan ramalan, belum tentu terjadi. Itu bukan hanya analisis pakar gempa bumi dan tsunami dengan memperhitungkan kemungkinan terburuk," ujarnya.

Baca Juga: Tidak Daftar PSE, Kominfo Blokir Game Dan Yahoo

Dirinya menyebut, mitigasi harus sudah disiapkan baik sarana prasarananya, keterampilan masyarakat dalam menyelamatkan diri apabila suatu waktu terjadi gempa bumi atau tsunami serta jalur evakuasi.

Mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi atau mengendalikan resiko apabila terjadi gempa bumi.

Menurutnya, dengan kesiapan mitigasi, ketika skenario terburuk gempa megathrust korban jiwa bisa dihindarkan.

Baca Juga: Jangan Lupa Puasa! Inilah Tingkatan Puasa di Bulan Muharram, Ada Apa Saja? Simak Baik-Baik

"Gempanya tidak bisa dicegah, tsunami tidak bisa dicegah, tetapi korban jiwanya yang dicegah. Inilah yang menjadi tujuan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami agar kalau sewaktu-waktu terjadi, Insyaallah masyarakat semestinya sudah siap dan tidak terjadi korban jiwa," katanya.

Dwikorita juga meminta para sukarelawan yang mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan untuk tidak menyimpan ilmu yang didapat untuk dirinya sendiri, tetapi disebarluaskan kepada sanak saudara, kerabat atau masyarakat agar mereka mengetahui cara menyelematkan diri.

Dwikorita juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk sering menggelar pelatihan, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERKINI: Detik-Detik Perkara Pembunuhan Ibu dan Anak Akan Terungkap, Polri Bentuk Tim Khusus!?

"Agar bila sewaktu-waktu terjadi, masyarakat sudah paham terhadap apa yang harus dilakukan sehingga tidak panik dan bisa melakukan evakuasi dengan cekatan dan terampil," ujarnya.

Sementara, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyebut tidak ada yang bisa memprediksi gempa dan tsunami, maka mau tidak mau semuanya harus siap.

"Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, semuanya harus siap. Tapi siapnya bukan sekadar siap," katanya.

Baca Juga: Ukraina Desak AS Untuk Masukkan Rusia Sebagai Negara Sponsor Terorisme Setelah Pengeboman di Donetsk

Namun demikian, kesiapan tersebut harus didasari dengan pengetahuan yang diperoleh masyarakat khususnya para sukarelawan melalui Sekolah Lapang Gempabumi.

Diharapkan, seluruh peserta Sekolah Lapang Gempa bumi setelah mengikuti pelatihan untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuannya kepada masyarakat luas.***

Editor: Galih R

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler