Kabid Kesmas Dinkes Kota Tasikmalaya, Suryaningsih Jelaskan Bahaya Puntung Rokok

- 8 Juni 2022, 10:46 WIB
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih /PRMN/PRIANGANTIMUTNEWS/EDI MULYANA/

Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat, yang meskipun dapat terurai secara biologis, namun membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam. 

Banyak mengenai anak kecil dan binatang peliharaan yang secara tidak sengaja menelan puntung rokok. Selain itu, puntung atau filter rokok bekas juga telah ditemukan dalam tubuh hewan liar, seperti burung laut dan penyu.

Puntung rokok akan menjadi media tempat menempelnya polutan. Ketika polutan yang menempel tersebut masuk ke dalam tubuh biota, dapat terlepas karena tergesek (adsorpsi) dan menetap di tubuh biota.

Baca Juga: Mark Hartmann Masih Absen Ketika Persib Melawan Bali United Di Piala Presiden, Tenyata Ini Alasannya!

Dampaknya itu pelan namun pasti. Semakin banyak polutan yang masuk ditambah bahan yang memang terkandung di rokok semakin berbahaya dan mengancam nyawa.

"WHO sudah mengeluarkan di tahun ini dengan tema merokok mengancam kesehatan dan lingkungan bahwa 80 juta ton emisi CO² yang di keluarkan oleh akibat asap rokok mengancam secara global," kata Suryaningsih.

Artinya asap rokok mengancam udara yang ada di dunia. Maka selain itu, selain bahaya terhadap kesehatan, juga mengancam lingkungan terkait dengan bahaya emisi yang dikeluarkan asap rokok. 

Bahaya rokok juga yang paling mudah salah satunya memicu hipertensi, dan lain sebagainya. Tetapi kalo penyakit yang bertahun-tahun itu bisa seperti paru paru, itu bahay dari rokok.

Baca Juga: Grafologi: Benarkah Kepribadian Orang Bisa Dibaca dari Tulisan tangan? Simak Penjelasannya

Halaman:

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah