Kabid Kesmas Dinkes Kota Tasikmalaya, Suryaningsih Jelaskan Bahaya Puntung Rokok

- 8 Juni 2022, 10:46 WIB
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih /PRMN/PRIANGANTIMUTNEWS/EDI MULYANA/

PRIANGANTIMURNEWS- Banyak faktor yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan juga berdampak pada kesehatan manusia, salah satunya dari faktor kebiasaan buruk para peroko yang membuang puntung rokok sembarangan.

Membuang puntung rokok sembarangan memang jika diliat tidak seberapa karena bentuknya kecil. Namun dari masalah yang kecil bisanya malah menjadi besar seperti halnya membuang puntung rokok.

"Dampak dari puntung rokok akan melahirkan sejuta masalah yang mengancam kesehatan dan lingkungan," kata Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih kepada priangantimunews.com Rabu 8 Juni 2022.

Baca Juga: Sudah Final, Airlangga Hartarto Calon Presiden dari Partai Golkar di Pilpres 2024

Sebuah penelitian mengatakan puntung rokok yang dibuang di asbak dapat menghasilkan setara 14 persen nikotin dari rokok yang terbakar per harinya. 

Pada tahun 2019 ditemukan 33,760 batang rokok di perairan Indonesia. Walaupun mengandungi limbah B3, belum ada upaya pengelolaan khusus di Indonesia.

Pada Desember 2019, belasan penyu mati secara beruntun di perairan Bengkulu. Kematian satwa tersebut juga terjadi di beberapa daerah lainnya. 

Belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, di antara belasan penyu itu, ditemukan berbagai macam sampah mulai dari plastik, karet hingga puntung rokok di dalam pencernaannya.

Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap Masuk Raudhah bagi Jemaah Haji Indonesia

Hal ini tak dapat dipungkiri. Hasil riset yang dilakukan peneliti Universitas Georgia, Jenna Jambeck yang dirilis pada 2015, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua penyumbang sampah di laut setelah China. 

Setidaknya, ada 187,2 juta ton sampah dari Indonesia ada di laut. Dari jumlah tersebut sampah puntung rokok menjadi sampah terbanyak yang ditemukan.

Hal ini diperkuat data dari The Ocean Conservancy yang setiap tahun mensponsori International Coastal Cleanup (ICC), kegiatan bersih-bersih badan air di seluruh dunia. 

Dalam 25 tahun terakhir, relawan ICC mengumpulkan sekitar 53 juta puntung rokok. Sedangkan pada 2019, ditemukan 33,760 batang rokok di perairan Indonesia pada kegiatan The Beach and Beyond 2019.

Baca Juga: Lewandowski Akan Pertegas Dirinya di Barcelona Musim Panas Mendatang

Produksi sampah puntung rokok yang jumlahnya luar biasa ini selaras dengan tingginya tingkat konsumsi rokok di Indonesia.

Menurut data dari laporan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan 2018, prevalensi perokok di atas usia 15 tahun mencapai 33,8 persen dan penduduk usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018.

Selain itu, dari survei lapangan yang telah dilakukan, ditemukan angka yang cukup mengejutkan. Pada kedai kopi berskala kecil, dengan jumlah pengunjung < 50 orang sehari, ditemukan 166 sampah puntung rokok dalam 6 jam. 

Di restoran lain, dengan pengunjung 50 orang sehari, ditemukan 25 sampah puntung rokok dalam 2 jam.

Baca Juga: Potongan Tubuh Manusia Ditemukan di Jalan Sudirman, Identitas Korban dan Pelaku Belum Diketahui

Jika diakumulasikan dengan asumsi kedai kopi beroperasi selama 12 jam sehari, dan tujuh hari dalam seminggu, maka dalam sepekan bisa terkumpul sebanyak 3.374 sampah puntung rokok atau dalam setahun mencapai 161.952 puntung rokok dari dua kedai kopi berskala kecil.

Biasanya, sampah puntung rokok disatukan dan dibuang bersamaan dengan sampah lain di pembuangan utama.

Padahal, kandungan dalam filter rokok terdapat beragam racun termasuk nikotin, yang dalam sistem hukum Indonesia telah dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3).

Selain itu tingginya produksi sampah puntung rokok tersebut sayangnya tidak dibarengi dengan upaya pengelolaannya.

Baca Juga: Suhu Arab Saudi Mencapai 47 Derajat Celcius dan Terendah 33 Derajat Celcius, Jemaah Haji Mesti Waspada

Padahal, selain menjadi sampah visual, sampah puntung rokok sangat berbahaya dan bahkan dapat mengancam nyawa.

Walaupun ukurannya kecil dan seringkali terabaikan, sampah rokok justru menjadi berbahaya bak karam di darat.

Dalam satu puntung rokok terdapat banyak zat berbahaya. Jika tidak dibuang dan dikelola dengan baik, zat kimia yang terkandung dapat menyebar dan mengganggu ekosistem.

Salah satu kandungan yang menyatu dalam puntung rokok ialah selulosa asetat, yaitu plastik yang menjadi filter pada batang rokok.

Baca Juga: Ini Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban Yang Benar Menurut Islam

Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat, yang meskipun dapat terurai secara biologis, namun membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam. 

Banyak mengenai anak kecil dan binatang peliharaan yang secara tidak sengaja menelan puntung rokok. Selain itu, puntung atau filter rokok bekas juga telah ditemukan dalam tubuh hewan liar, seperti burung laut dan penyu.

Puntung rokok akan menjadi media tempat menempelnya polutan. Ketika polutan yang menempel tersebut masuk ke dalam tubuh biota, dapat terlepas karena tergesek (adsorpsi) dan menetap di tubuh biota.

Baca Juga: Mark Hartmann Masih Absen Ketika Persib Melawan Bali United Di Piala Presiden, Tenyata Ini Alasannya!

Dampaknya itu pelan namun pasti. Semakin banyak polutan yang masuk ditambah bahan yang memang terkandung di rokok semakin berbahaya dan mengancam nyawa.

"WHO sudah mengeluarkan di tahun ini dengan tema merokok mengancam kesehatan dan lingkungan bahwa 80 juta ton emisi CO² yang di keluarkan oleh akibat asap rokok mengancam secara global," kata Suryaningsih.

Artinya asap rokok mengancam udara yang ada di dunia. Maka selain itu, selain bahaya terhadap kesehatan, juga mengancam lingkungan terkait dengan bahaya emisi yang dikeluarkan asap rokok. 

Bahaya rokok juga yang paling mudah salah satunya memicu hipertensi, dan lain sebagainya. Tetapi kalo penyakit yang bertahun-tahun itu bisa seperti paru paru, itu bahay dari rokok.

Baca Juga: Grafologi: Benarkah Kepribadian Orang Bisa Dibaca dari Tulisan tangan? Simak Penjelasannya

Artinya penyakit penyakit yang tidak menular yang menyumbang secara besar di era sekarang bahwa bergeser dari penyakit tidak menular ke penyakit menular. Salah satunya dampak rokok ini yang mengancam terhadap kesehatan kita. 

Puntung nya mungkin secara lingkungan, mungkin karena dibuang sembarangan jadi di taman kota juga dibuang nya di sekitar taman, maka secara otomatis limbah nya dari rokok ini mengancam pohon dan tanaman yang ada disana. 

"Upaya kita dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya bagi para perokok, maka kita coba bergerak di tiga titik dari mulai Taman Kota, Alun alun, sampai dengan Dadaha memungut puntung rokok," katanya.

"Dalam memberikan edukasi bahaya puntung rokok kita bersama-sama bergerak dengan OPD OPD, DPRD Komisi 4, LH, Satpol PP, BEM Unsil, SBH, Dunia Usaha Asia Plaza, dan LSM," tambahnya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI, Rabu 8 Juni 2022 Ada Ikatan Cinta, Aku Bukan Wanita Pilihan, Dunia Terbalik

Tidak secara langsung tetapi upaya Dinas Kesehatan melalui gerakan pungut puntung rokok itu diharapkan mengurangi perokok perokok pemula, karena lebih kurang 30-40 persen ini kan perokok aktif di Kota Tasikmalaya lebih berkurang.

Tidak kurang dari 17 persennya ini adalah perokok perokok pemula atau remaja usia 11-18 tahun. 

"Jadi harapan kemarin adalah mengurangi perokok perokok pemula khususnya di Kota Tasikmalaya jangan sampai meningkat terus. Setiap tahun perokok pemula ini selalu meningkat di kalangan perokok remaja," ujarnya.***

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah