Kemdikbud berikan Tips Membangun Keterampilan Kerja Sama pada Anak

- 1 Maret 2021, 18:49 WIB
Ilustrasi kerjasama.
Ilustrasi kerjasama. /Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS- Kerja sama adalah sebuah keterampilan sangat penting untuk dimiliki oleh individu masyarakat.

Kerja sama berkaitan erat dengan kecerdasan sosial yang harus dibangun oleh seorang pendidik dalam memberikan pembelajaran di sekolah.

Peserta didik sebagai objek pembelajaran harus berkontibusi secara aktif dalam proses pembelajaran baik itu antara pendidik dan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.

Baca Juga: Pemda Pangandaran Akan Keluarkan SE Larangan Penangkapan Benih Lobster

Dikutip priangantimurnews dari Instagram Kemdibud RI (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) memberikan tips bagaimana membangun keterampilan kerja sama pada anak, yaitu sebagai berikut:

Pertama, Membiasakan anak untuk dapat bergiliran. Pendidik atau orangtua bisa berperan membangun kerja sama pada diri anak dengan selalu memberikan kesempatan kepada anak.

Kesempatan tersebut artinya bisa berarti semua anak dibiasakan untuk mendapatkan giliran dalam proses pembelajaran, seperti mendapatkan giliran membaca di depan kelas, mengerjakan soal perintah pendidik, berkelompok dan lain sebagainya.

Baca Juga: Kisah Ikhtiar Saung Angklung Udjo di Tengah Pandemi

Kedua, Tunjukkan bahwa kontribusi anak penting. Dalam berinteraksi secara sosial, seorang pendidikan harus menunjukan dan selalu melibatkan peserta didik.

Pendidik juga harus memahami bahwa sangat penting untuk melihat kontribusi apa yang bisa diberikan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.

Contohnya, saat ada tugas kerja kelompok, lihatlah bagaimana para peserta didik berkerja sama dan kontribusi apa yang diberikannya.

Baca Juga: Mayat mengambang di Irigasi KW 9 Bangkuang Karawang Gegerkan Warga

Ketiga, Pecahkan masalah bersama-sama anak-anak. Dalam pembelajaran tentu menggunakan metode dan media dalam menunjang pembelajaran.

Salahsatu metode yang sering digunakan oleh pendidik dalam membangun kerja sama antar anak adalah problem solving.

Problem solving adalah metode dalam memecahkan permasalahan secara berkelompok. Libatkan anak-anak dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Baca Juga: Diduga Hanyut, Seorang Crew Susi Air Asal Pangandaran Meninggal Dunia di Air Long Apung Kalimantan

Hal ini dilakukan agar anak didik bisa menyelesaikan permasalahan bersama-sama yang membutuhkan kerja sama antar anak.

Keempat,  Beri peserta didik pilihan. Dalam kurikulum 2013, pendidik hanya berperan sabagai fasilitator artinya sebagai fasilitas untuk mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik.

Pendidik juga dapat selalu memberikan pilihan kepada peserta didik agar peserta didik dengan leluasa menyatakan pilihan yang sesuai dengan kompetensinya tanpa melanggar aturan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Baca Juga: 5 Film Bioskop Indonesia yang Bakal Tayang Tahun 2021, di Antaranya ada Film Serigala Langit

Selain itu, peserta didik diberikan pilihan mana yang terbaik dari yang terbaik yang bisa dilakukan dan selalu tetap ada dalam pengawasan pendidik.

Kelima, berikan penguatan positif atau pujian. Setelah peserta didik mendapatkan pembelajaran sebagai pendidik sebaiknya menutup pembelajaran dengan memberikan penguatan positif atau pujian.

Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik terus termotivasi dan mengembangkan keterampilan kerja sama dalam kehidupannya sehari-hari.

Saat diberikan penguatan dan pujian, perasaan hati peserta didik akan merasa bangga karena merasa diakui dan usahanya dihargai.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Instagram Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah