Memberantas Korupsi dari Desa, Bupati Malaka Simon Nahak: Pakai Filosofi Makan Bubur

- 25 Juli 2022, 13:00 WIB
Bupati Kabupaten Malaka, Simon Nahak mengungkap cara memberantas korupsi di wilayahnya dimulai dari desa
Bupati Kabupaten Malaka, Simon Nahak mengungkap cara memberantas korupsi di wilayahnya dimulai dari desa /Pikiran Rakyat

PRIANGANTIMURNEWS - Kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan kabupatan yang terletak di paling ujung timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Meski berada paling timur, Kabupaten Malak memiliki banyak potensi sumber daya alam, mulai dari kelautan, perikanan dan pertanian.

Bupati Malaka Dr Simon Nahak, SH, MH mengatakan Kabupaten Malaka banyak memiliki potensi sumber daya alam. Di antaranya potensi kelautan dan perikanan, kemudian pertanian.

Baca Juga: Tips Mengatasi Penyakit Monkeypox, Salah Satunya dengan Menerapkan Hidup Sehat

Saat ini kata Simon Nahak, pihaknya juga sedang mengembangkan tanaman padi untuk memenuhi kebutuhan mandiri rakyat Malaka.

Pertanian di darah Malaka ada dua jenis lahan basah dan lahan kering. Luas keseluruhan sekitar 35 hektare.

Saat ini khusus bidang pertanian, pihaknya sedang mengembangkan tanaman padi untuk mencukup kebutuhan beras di Malaka.

"Penduduk kami ada 200.000 jiwa, kalau di kalkulasi kebutuhan beras mencapai 11.200 ton per tahun. Jadi kami menyiapkan beras yang cukup banyak. Karena orang Indonesia senang makan nasi," ujar Dr Simon Nahak pada acara Klarifikasi dengan Forum Pimred PRMN, Jumat 22 Juli 2022.

Baca Juga: Ikan Arapaima yang Ditemukan Ketika Banjir Bandang Garut, Ternyata ada Pemiliknya

Dalam bidang pertanian ini kata Simon Nahak, pihaknya juga sudah memiliki merk beras sendiri yakni Mamalaka. Beras ini selain untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Malaka juga bisa dijual ke luar daerah.

Beras hasil produksi petani Malaka beda dengan beras yang lain. Beras ini bisa mengurangi kolestrol. Selain beras juga ada kacang hijau, jagung, kacang tanah dan ubi jalar.


Potensi lainnya pertenakan. Di malka banyak masyarakat yang memiliki hewan ternak, mulai dari sapi, kambing, ayam dan babi. Itu semua ada di Kabupaten Malaka.

Selain itu juga da potensi pariwisata. Menurut Simon Nahak ada destinasi wisata namanya BCA yakni Bukit Cinta Alas. Bukati ini cukup tinggi, sehingga bila berada di puncak bukti bisa melihat Timor Leste dan Austalia.

Baca Juga: Kasus Subang Terupdate, Benarkah Istri Muda Yp Sempat Lakukan Teror Kepada Kedua Korban Pembunuhan?

Dalam bidang pariwisata ini, kata Simon Nahak pihaknya akan mengembangkan ekowisata. Di Malaka itu kan banyak buaya. Itu bisa dijadikan destinasi wisata.

Karena ada orang setrelah dengan melakukan ritual tertetnu bisa memanggil buaya. Ini tentu sangat berpotensi untuk dijadikan ekowista.

Dalam membangun Malaka Simon menggunakan slogan Saksi. Yakni Swembada pangan, Adat istiadat, Kartu Sehat, Kartu Pintar dan Insfrastruktur.

Swasembada pangan, pihaknya terus berusapa untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat di Malaka. Dengan meningkatkan bidang peternakan, kelautan dan pertanian. Ini sudah berjalan 70 persen.

Baca Juga: Kekasih Brigadir J Diperiksa Bareskrim Polri

Kemudian tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat yang aa di Kabupaten Malaka. Kami selalu melakukan koordinasi dan memiliki hubungan baik dengan para tokoh adat, masyarakat dan ulama.

Di sini juga memilik toleransi yang tinggi. Dikatakan Simon di Malaka banyak berama agama, mulai dari Krsten, Kahtolik, Hinda dan Islam. Semua bisa bertoleransi cukup tinggi.

"Prinsip kami seperti di burung garuda Bhineka Tunggal Ika beberbeda-beda tetai tetap satu, yakni Indonesia," ujarnya.

Kemudian bidang pendidikan ada program Kartu Malaka Cerdas. Menurut Simon Nahak Kartu Malaka Cerdas ada dua kategori, Kartu Malaka Cerda Kategori A dan Kategori B.

Baca Juga: Kabar Bharada E Resmi Jadi Tersangka?, Kadiv Humas Polri Sampaikan Begini....

Kartu Cerdas Kategori A untuk membantu siswa SD dan SMP. Kartu Malaka Cerdas ini bentuknya seperti ATM. Jadi kalau siswa mebutuhkan langsung bisa menggunakan kartu tersebut.

Sedangkan Kartu Malaka Cerdas Kategori B, yakni untuk membantu anak-anak yang sudah kulaih. Biasanya ada anak yang mengalami kesulitan keuangan saat tugas akhir. Itu bisa dibantu. Atau bisa juga yang akan melanjutkan pendidikan S2 atau S3, bisa akan dibantu dengan Kartau Malaka Cerdas Kategori B ini.


Untuk mengatasi tindak pidana korupsi termask penyelewengan desa, kata Simon Nahak ada dua hal dilakukan yakni tindakan preventif dan represif.

Simon Nahak mengaku setelah beberapa hari setelah dilantik dia langsung ke lapangan, dan menemukan ada indikasi penyeleweangan dana desa di 99 desa.

Baca Juga: Sidang Cerai Masih Berjalan dan Kini Nathalie di Jodoh-Jodohkan, Ternyata Sule Siap Lakukan Ini!

Simon Nahak mengaku oemerintah menggelontorkan dana desa cukup besar Rp1 miliar setiap desa. Namun masih banyak desa yang belum bisa menggunakan secara maksimal. Atau bahkan ada yang diduga diselewengkan.


Padahal dana itu juga bisa untuk infrastruktur dan membangun kantor. Kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak kantor desa yang rusak, jalan desa jelek.

Makanya Simon Nahak mengaku kadang langsung turun ke lapangan, ke desa-desa. "Kadang kami sudah sampai ke desa, tapi pukul 10.00 desa belum dibuka," katanya.

Tujuan langsung ke lapangan kata Simon Nahak selain untuk melakukan sidak penggunaan dana desa, juga untuk menyerap aspirasi dari masyarakat. Kira-kira apa yang dibutuhkan masyarkat di desa tersebut. Misalnya butuh pendidikan, air bersih atau penerangan listrik. Kita akan koordinasi dengan instansi terkait.

Baca Juga: Info Terbaru Kasus Subang : Sebelum Kejadian, Kedua Korban Sempat Dapatkan Teror, Benarkah dari Istri Muda Y?

Jadinya intinya dalam hal penanggulanga korupsi harus dimulai dari pinggir. Ibarat seperti makan bubur, tidak boleh dari tengah, tatapi dari pinggir.

Pertama dilakukan secara represif dulu, Kalau ada temuan, dikasih pengertian, uang agar dikembali ke dana desa. Kalau yang diselewengkan dari dana desa. Tetapi kalau pajak yang harus dikembali ke kas daerah.

Namun kalau secara represif tidak mempan, mau tidak mau harus diproses secara hukum. Mereka harus berurusan dengan aparat penegah hukum (APH).

Termasuk untuk ASN, disiplin ujuga harus tetap ditegakkan. Kalau ada temuan penyelewengan yang dilakukan onum ASN, harus dilakukan audit terlebih dahulu oleh auditor inspektorat.

Baca Juga: Kopda M Masih Diburu PM Kodam IV Diponegoro, Diduga Kabur Usai Peristiwa Penembakan Istrinya

Jadi tidak boleh langsung trabrak saja, semua tetap ada prosesnya. Dan yang paling penting harus kedepankan asas praduga tak bersalah. "Kalau main tabrak bupati juga bisa kena," katanya.

Dengan kata lain tetap harua taat asas bagaimana asas-asan umum di pemerintah yang terbukam transparan, sehingga bisa tercipta pemerintah yang bai, good Government.

Ditanya masalah karir politiknya apakah mau maju dua periode atau jalan lain. Simon seeprti enggan menjawabnya. Namun dengan diplomatis menjawab ikuti proses saja.

Menurut Simon yang terpenting saat ini adalah fokus kerja dan kerja. Ia juga tak ingin congkak dan sombong.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Garut Menyiapkan Tanah untuk Menjadi Relokasi Korban Banjir

Karena kata Dia untuk maju tidak semudah itu, banyak faktor baik dari dalam maupun luar. Kalau maju partainya apa, kontribusi para partai itu bagaimana. "Jadi ini saya kira pertanyakan menarik, tapi mohon maaf belum bisa memberikan jawaban," katanya.

"Saya orangnya sederhana, tidak sombong yang terpenting sekarang kerja kerja dan kerja. Perbaiki Malaka, kemudian masyarakat yang menilai apakah layak dan pantas dua periode atau tidak," ujarnya diplomatis.***

 

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x