Ilmu Sakti Soeharto dan Somo Bawuk

27 Mei 2022, 17:34 WIB
Soeharto. /Antara

PRIANGANTIMURNEWS- Gunung Kelud gonjang-ganjing. Dalam hitungan hari, gunung ini diprediksi akan meletus.

Kendati dalam sejarah letusannya tidak menelan banyak korban, secara mistis, reaksi destruktif gunung ini telah mengusung banyak tafsir.

Diantaranya adalah tafsir yang mengarah pada figur pemimpin dan situasi negara di masa mendatang.

Sebelum bicara soal misteri gunung Kelud, rasanya kita perlu melihat misteri kota Kediri dan sisi mistik. Sebab, daerah ini memang amat kental dengan keyakinan-keyakinan macam itu.

Baca Juga: Aprilia Mengamankan Espargaro dan Vinales Hingga 2024

Tak cuma rakyat jelata, para pejabat lokal sampai tokoh-tokoh nasional pun mengusung kepercayaan itu.

Untuk rakyat jelata, mungkin kita masih ingat dengan Somo Salidi yang lebih terkenal dengan sebutan Somo Bawuk. Laki-laki ini dianggap sebagai penyebar ilmu sakti dengan tumbal darah perawan.

Akibatnya, ratusan gadis cilik di perkosa dan di bunuh untuk syarat itu sehingga Kediri digegerkan dengan tragedi yang menyayat hati itu. Tak jelas benar apa Somo Bawuk yang menjadi guru para pemerkosa.

Diketahui, Somo Bawuk yang kini telah tiada, hanyalah laki-laki tua yang tinggal di desa dan biasa nyuwuk anak-anak yang sedang diserang demam. Tetapi, dari sisi hukum, Somo Bawuk sah sebagai tokoh sesat karena ia mengakui tuduhan aparat.

Baca Juga: Sebagai Ketua MKKS, Aam Abdulah Harusnya Memberi Contoh Baik Terkait Pengangkatan Wakasek

"Lah jare pak polisi nek njawab iyo-iyo mengko iso milih (lah kata pak polisi, kalau menjawab iya-iya nanti bisa pulang). Begitu alasan yang diungkapkannya.

Untuk pejabat lokal, mengaku atau tidak, rata-rata meyakini bahwa jika ingin laten menjabat dan karier terus meningkat, harus punya istri lebih dari satu. Kawini perempuan lebih dari satu atau melakukan itu secara informal (nikah siri dan sejenisnya).

Presiden Soeharto kerap datang ke daerah ini. Setiap berkunjung, ia selalu menyambangi sebuah daerah yang disebut Pamenang. Daerah ini awalnya hanya sebuah gundukan di tengah sawah dengan sumber air (belik) yang tidak seberapa.

Tapi sekarang, daerah ini berkembang menjadi sebuah lokasi mistik dengan fasilitas luar biasa. Hal itu terkait dengan kepercayaan banyak pihak yang meyakini daerah ini tempat moksa (tingkatan hidup lepas dari ikatan keduniawian) raja Kediri, Sri Aji Jayabaya.

Baca Juga: Hilang Saat Berenang di Sungai Aare Swiss, Begini Kronologi Hilangnya Emmeril Khan Mumtadz

Raja yang memerintah dari tahun 1135-1179 itu dianggap sakti mandraguna. Ia tidak mati, tetapi meninggalkan dunia dengan cara gaib. Kelak, dia akan kembali ke dunia untuk menata kembali kondisi jagat yang sudah rusak.

Keyakinan macam itu, menjadikan daerah ini sasaran untuk ndadar batin. Siapa saja, tak hanya Soeharto, rutin datang ke kota Kediri.

Mereka melakukan ritual sambil membawa ubarampe lalu, sepulang dari tempat ini, tumbuh keyakinan bahwa jabatan didiamkan tak sulit untuk digapai.

Sebab, "Jalan Tol" yang bersifat metafisika telah dijalankan dan sinyal mistis menyebutkan bahwa jabatan itu bakal datang, tinggal menunggu hari. Selain ajaran sakti Somo Bawuk yang berporos di gua Selomangleng dan ajaran kekuasaan yang berpangkal di Pamenang.

Baca Juga: Ini Asal Usul Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia, Ternyata Ayahnya Seorang...

Kediri juga memiliki pusat ajaran yang menyatukan keduanya, yaitu gunung Kelud.

Di Gunung inilah, para pemburu berkah menjalankan lelaku tanpa kenal istirahat. Mengapa di gunung ini ?, Hal itu tak lepas dari mitos yang berkembang.

Sri Aji Jayabaya yang dipercaya moksa di Pamenang akan kembali hadir di bumi dan kehadirannya bertempat di Gunung Kelud.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Dunia Batin 2 Macan Asia

Tags

Terkini

Terpopuler