PRIANGANTIMURNEWS - Ribuan guru honorer merasa sakit hati karena sikap pernyataan dari Ketua DPRD Garut, sehingga aksi demo yang tadinya adem ayem berubah jadi ricuh.
Kemarahan para guru honorer terjadi akibat sikap dan kalimat yang dilontarkan Ketua DPRD Garut.
Waktu itu di tengah aksi tersebut, Ketua DPRD Garut melontarkan kata “narangis sing sae nya” (menangis yang bagus ya) ternyata melukai perasaan para honorer guru.
Baca Juga: PJU dan Jurnalis Pokja Polres Tasikmalaya Seru Ramaikan HUT Bhayangkara ke 78
Diketahui dalam aksi unjuk rasa itu, mereka meminta agar pemerintah daerah kembali membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pasalnya, masih ada 2.000 orang guru honorer di Garut yang belum diangkat.
Saat menyuarakan permintaannya itu, tiba-tiba aksi unjuk rasa ribuan guru honorer di Garut berubah anarkis. Massa merangsek masuk ke halaman Kantor DPRD dengan cara menjebol pintu gerbang kantor.
Hal itu diduga dipicu oleh kalimat yang dilontarkan Ketua DPRD Garut terhadap peserta aksi guru perempuan yang menunggu di pintu masuk Sekretariat Dewan.
Baca Juga: Dipicu Sikap dan Pernyataan Ketua DPRD Garut, Unjuk Rasa Guru Honorer di Garut Ricuh
Selain menjebol pintu gerbang, peserta unjuk rasa juga terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian dan petugas Satpol PP.
Para peserta aksi berniat masuk ke Ruang Rapat Paripurna DPRD dengan tujuan menyampaikan aspirasi langsung kepada wakil rakyat.