AS Tak Kecam Tindakan Israel, Analis: Mereka Hanya Peduli pada Kepentingan Strategis

31 Januari 2023, 13:03 WIB
Keberangkatan Antony Blinken untuk mengunjungi Israel dan Mesir pada 29 Januari 2023. /Instagram/@scblinken/

PRIANGANTIMURNEWS- Amerika Serikat (AS) tidak tertarik untuk mengecam tindakan brutal Israel terhadap warga palestina yang terjadi pada tanggal 26 Januari 2023 lalu.

Alasan mengapa AS tidak mengecam tindakan Israel karena negara itu akan terus menopang 'Status Quo' sebagaimana yang selalu dicanangkan oleh pemerintahannya.

Hal itu dikuatkan dengan kembalinya kunjungan Antony John Blinken, Wakil Menteri Luar Negeri AS ke Israel pada minggu ini.

Baca Juga: Hati-Hati! Penipuan Modus Undangan Pernikahan, Jaga Data Pribadi Anda!

Setelah ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina, dan setelah aksi balas penembakan beberapa warga Israel oleh warga Palestina.

Penembakan tersebut terjadi pada tanggal 27 Januari 2023 dan dilaporkan telah menewaskan 7 orang warga Israel sebagai aksi balasan dari warga palestina yang meninggal sebanyak 10 orang.

Dalam kunjungannya ke Israel, Blinken menegaskan kembali beberapa pernyataan termasuk posisi Washington dalam konflik Palestina dan Israel:

Baca Juga: Video Menggemaskan Seorang Bapak Berdansa di Tempat Bermain, Warganet Salfok dengan Gerakannya

1. Komitmen kuat untuk Israel,
2. Menyerukan untuk bersikap tenang, dan
3. Dukungan retoris untuk solusi dua negara.

Hal tersebut disampaikan oleh Blinken dalam konferensi pers bersama dengan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel di Yerusalem pada Senin, 30 Januari 2023.

George Bisharat, yang merupakan profesor di UC Hastings College of the Law di San Francisco.

Baca Juga: BNPB: Kemampuan Drainase menjadi Pengaruh antara Populasi dan Bencana Hidrometeorologi

Menyampaikan bahwa pemerintah AS memandang kasus operasi Israel sebagai tindakan kekerasan sekali dan menyampaikan bahwa itu adalah merupakan ketidaknyamanan yang harus dikelola.

Menyiratkan inti dukungan tanpa syarat untuk pemerintah Israel.

“Dari sudut pandang Amerika Serikat, itu sudah sangat nyata: Mereka (pemerintah) tidak peduli dengan kehidupan warga Palestina,” ungkap Bisharat.

“Mereka hanya peduli apabila gejolak ini mengganggu kepentingan strategisnya di mereka di kawasan itu," lanjutnya.

Baca Juga: China Kutuk Penyerangan Warga Sipil di Palestina, Serukan Israel Hentikan Operasi Brutal

"Serta tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia apapun, siapapun, dan bukan hanya orang Palestina saja,” akhirinya.

Terlepas dari ketegangan yang tengah meningkat dan pembunuhan yang keji oleh Israel, pemerintah AS terlihat tidak akan segera mengubah arah statusnya terhadap Israel.

Annelle Sheline, seorang peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft menyampaikan:

“Kebijakan administrasi Biden terhadap Timur Tengah pada umumnya, dan Israel khususnya, didasarkan pada mempertahankan status quo," ungkap Sherline.

Baca Juga: Persib Tandang ke Semarang Tanpa Henhen Herdiana! Bobotoh: Kabarnya Ditebus Chelsea!

"Dan tidak mengakui cara status quo bergeser di bawah kaki mereka,” lanjutnya.

“Sudah lama berlalu untuk pendekatan baru, tapi saya rasa kita tidak akan melihatnya,” tegasnya.

“Saya belum melihat kecenderungan dari siapapun di pemerintahan bahwa mereka tertarik untuk mencoba menekan Israel. Saya pikir mereka khawatir tentang itu," lanjutnya.

Padahal Biden dalam janji kampanyenya, memberi harapan perlindungan hak asasi manusia bagi seluruh Dunia.

Baca Juga: Heboh! Bunda Corla Dilaporkan Farhat Abbas! Ternyata Ini Alasannya

Namun sekarang pemerintahannya mendorong dan memperkuat dukungan AS untuk Israel.

Dimana kelompok hak asasi utama menuduh kebijakan tersebut akan memaksakan sistem apartheid pada warga Palestina.

Dalam laporannya, Israel menerima 3,8 miliar dollar bantuan militer AS setiap tahun. Bahkan saat Biden menjabat, Telah ditingkatkan bantuannya sebesar 1 miliar dollar tahun lalu.

Para ahli kesal dan mengkritik bahwa Israel masih selalu menimbulkan biaya politik yang tinggi di AS.

Presiden Joe Biden sendiri menggembar-gemborkan pendirian ideologisnya sebagai Zionis, dengan memproklamirkan dirinya sendiri.

Baca Juga: Akhirnya! One Piece Live Action segera Tayang di Netflix Tahun ini

Lucunya, membantu perang Ukraina menjadi fokus utama pemerintah saat ini.

Kemudian mengintensifkan persaingan AS dengan China dalam agenda domestik.

Sementara konflik berkepanjangan Israel dan Palestina jauh dari prioritas utama Biden, memandang konflik tersebut sebagai krisis kecil yang dapat dikelola

Menguatkan Sheline, Bisharat menyampaikan bahwa para pejabat AS yang mendukung prospek solusi dari dua negara justru berakhir mempertahankan status quo pendudukan Israel.

Baca Juga: Menaker dan Mendagri Malaysia  Bahas Perlindungan PMI 

“Ini adalah gangguan dari orang-orang yang menghargai kenyataan bahwa kita telah terjebak dalam kebiasaan kolonialisme pemukim," ucap Bisharat.

"Yang berkelanjutan di Tepi Barat dan semua tindakan apartheid yang diharuskan olehnya,” ungkapnya.***

sumber: Al Jazeera

Editor: Galih R

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler