Kekhawatiran Jelang Akhir Gencatan Senjata di Gaza: Panglima Israel Setuju Lanjutkan Operasi Darat

30 November 2023, 07:31 WIB
Panglima militer Israel pada Rabu malam, 29 November 2023 menyampaikan berencana untuk melanjutkan Operasi Darat ke Jalur Gaza Palestina. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Gencatan senjata antara Palestina-Israel berakhir pada Rabu, 29 November 2023 waktu setempat, dan belum tersiar kabar perpanjangan kembali.

Sebagian warga di Jalur Gaza, Palestina menjelang akhir gencatan senjata merasakan kekhawatiran bahwa Israel akan menyerang mereka habis-habisan.

Namun, mereka juga marah karena selama Gencatan Senjata dan Jeda Kemanusiaan berlangsung. Sama sekali tidak menemukan solusi kemajuan nyata yang dapat dicapai.

IsraelBaca Juga: 6 Kementerian Tutup: Kehancuran Roda Ekonomi Israel akibat Perang Gaza

Kemarahan warga Palestina juga memuncak ketika Israel tidak berkomitmen penuh terhadap kesepakatan yang telah dibangun di Qatar.

IDF (tentara Israel) nyatanya menjadikan Jeda Kemanusiaan ini layaknya seperti sebuah 'Game Perang'.

Mereka membebaskan 150 warga Palestina (anak-anak dan wanita), tetapi selama masa tersebut mereka juga menangkap dan memenjarakan sebanyak 260 warga Palestina lain.

Baca Juga: Jubir Brigade Al-Qassam Sebut 33 Kendaraan Zionis Israel Dihancurkan

Daftar terbaru penangkapan dilaporkan @trtworld mencakup 125 perempuan dan 145 anak-anak.

Mereka melakukan operasi penangkapan, dan teror kembali di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Serta membunuh seorang bocah laki-laki berumur sembilan tahun di saat-saat akhir Gencatan Senjata.

Hingga saat ini tawanan Palestina justru semakin bertambah dari hari sebelum Kesepakatan Jeda Kemanusiaan diberlakukan. yakni menjadi 3.290 orang.

Ketika jeda enam hari pertempuran di Gaza semakin dekat, tanpa adanya pengumuman perpanjangan gencatan senjata.

Baca Juga: Kekalahan Telak Israel: 4 Hari Gencatan Senjata dengan Pejuang Palestina, Simak Pointnya!

Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan banyak warga Palestina di wilayah kantong tersebut khawatir akan terulangnya kembali Kekejaman Israel.

“Dimulainya kembali perjuangan untuk warga Palestina berarti tidak akan ada lagi bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza," ungkap Abu Azzoum.

“Ini juga berarti akan ada lebih banyak korban jiwa dan kehancuran massal infrastruktur sipil dan rumah warga sipil,” lapornya dari Khan Younis.

Baca Juga: Seorang Dokter di RS Al Shifa Memberikan Kesaksian Terkait Pasukan Israel Masuk ke Dalam RS

“(Mereka) menggunakan seluruh hari-hari gencatan senjata antara Hamas dan Israel untuk mengumpulkan pasokan yang sangat dibutuhkan jika gencatan senjata tidak diperpanjang”, tambahnya.

"(Tetapi) warga marah karena tidak ada kemajuan nyata yang dicapai. Kita mungkin terbangun besok karena suara baku tembak atau suara pemboman Israel,” sambungnya.

“Orang-orang Palestina memiliki secercah harapan bahwa pada saat-saat terakhir akan tercapai (Gencatan Senjata)," paparnya.

Baca Juga: Hamas Terus Diburu Israel Tanpa Kompromi, Seakan Tak Ada Celah Untuk Berlindung

"Namun hingga saat ini, masih ada rasa kekhawatiran di antara mereka karena tidak adanya pengumuman apapun,” akhirinya.

PERGOLAKAN GLOBAL

Menteri Luar Negeri Palestina menyerukan gencatan senjata permanen di berlakukan di Jalur Gaza, dan menekankan bahwa Genosida Israel tidak dapat dilanjutkan.

“Pembantaian tidak dapat dilanjutkan,” ungkap Menlu Palestina.

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

Begitu juga protes yang muncul di berbagai negara, termasuk Warga Afrika Selatan yang juga menuntut Gencatan Senjata permanen dalam demonstrasi Pro-Palestina.

Pada hari solidaritas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap rakyat Palestina, demonstrasi terjadi di seluruh dunia menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Namun hari ini memiliki resonansi khusus di kalangan masyarakat Afrika Selatan, telah mengingat sejarah hidup mereka di bawah apartheid baru-baru ini.

Disamping itu Para analis mengatakan perundingan Gencatan Senjata telah memasuki fase 'Pragmatis' yang melibatkan berbagai mediator.

Baca Juga: Rektor UIN Ar-Raniry Desak Boikot Semua Produk Israel dan Negara yang Mendukungnya

Termasuk didalamnya adalah pemangku kepentingan. Hamas telah mengisyaratkan kesediaannya untuk memperpanjang Jeda Kemanusiaan.

"Bahwa keputusan itu dapat membebaskan tahanan Israel yang ditahan oleh mereka, gerakan perlawanan lainnya, dan pihak-pihak lain selama periode ini," ungkap analis.

"Sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang sudah ada," akhirinya.

Tetapi tampaknya IDF, merencanakan hal yang berbeda dengan Hamas.

IsraelBaca Juga: Mengutuk Tindakan Zionis Israel, Ribuan Ummat Berbagai Etnis Melakukan Aksi Bela Palestian

Panglima militer Israel pada Rabu malam, 29 November 2023 menyetujui rencana operasional untuk melanjutkan operasi darat di Jalur Gaza.

“Herzi Halevi, kepala staf, mengadakan sesi hari ini (Rabu) untuk menyetujui rencana pertempuran tahap selanjutnya di markas Komando Selatan,”  ungkap IDF dalam sebuah pernyataan.

“(Dia) menyetujui rencana operasional untuk tahap selanjutnya dari manuver darat,” tambahnya.

“Kami tahu apa yang perlu dilakukan, dan kami siap untuk langkah selanjutnya,” kutip pernyataan IDF dari Halevi.

Baca Juga: Untuk Kota Santri Yanto Oce Turut Aksi Bela Palestina di Monas Jakarta

Di sisi lain, kabar harian lokal Yedioth Ahronoth juga mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

“Kekuatan tentara di udara, di darat, dan di laut siap untuk segera melanjutkan pertempuran,” ujar Gallant.

Ini justru mengarah pada isu Gencatan Senjata Permanen kemungkinan belum akan terjadi lagi dalam jangka waktu dekat ini.

Baca Juga: Pasca Vidionya Viral, Pria Asal Ragej Meminta Maaf Lantaran Menghina Pendudung Palestina, Ini Tujuannya

Lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Di Israel, jumlah korban tewas resmi mencapai 1.200 orang.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler