Wakil Ketua Hamas Terbunuh, Hizbullah: Pembunuhan Al-Arouri Tidak Berlalu Tanpa Hukuman

3 Januari 2024, 06:29 WIB
Lokasi pembunuhan orang kedua Hamas, Saleh Al-Arouri di markas Hizbullah, Mecherfeh, Beirut Selatan, Lebanon pada Selasa malam, 2 Januari 2023. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Saleh Al-Arouri adalah Wakil Ketua faksi Hamas yang terbunuh oleh serangan pesawat tanpa awak milik Israel di markas sekutunya, Hizbullah.

Hamas melalui Ismail Haniyeh mengkonfirmasi kebenaran gugurnya salah satu pimpinan Hamas tertinggi itu pada Selasa malam, 3 Januari 2023.

Al-Aruri terbunuh bersama dengan dua komandan Brigade Al-Qassam bernama Amin Samir Fendi dan Azam Alqraa dalam penyerangan Israel di Mecherfeh, Beirut Selatan, Lebanon.

Baca Juga: Bak Zaman Jahiliah: Israel Curi Organ Tubuh Jenazah Warga Palestina

Haniyeh menyebut bahwa penyerangan dan pembunuhan oleh Israel tersebut telah melanggar dan mengganggu kedaulatan di Lebanon.

Hizbullah dan Hamas sebelumnya memang telah bersekutu, menjadi pelindung satu sama lain dalam aksi solidaritas mereka terhadap pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsa.

Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel, bersamaan dengan meletusnya Perang 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Houthi Bersumpah Karamkan Kapal Tujuan Israel, AS Umumkan Koalisi Patroli Laut Merah

Itu menjadi bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada tahun 2006.

HIZBULLAH MENGUTUK ISRAEL

Hizbullah mengutuk pembunuhan yang dilakukan oleh Israel terhadap salah satu pimpinan Hamas tertinggi, bersama dengan kematian beberapa personil pasukannya.

Mereka memberi ancaman dan peringatan bahwa kematian Saleh Al-Arouri akan menjadi awal meningkatnya ketegangan di Palestina dan Lebanon terhadap Israel.

Baca Juga: Rabbi Yahudi Serukan Israel untuk Merebut Semenanjung Sinai dan Sungai Nil

"(Pembunuhan ini) tidak akan berlalu tanpa hukuman," tulis pernyataan Hizbullah.

"pembunuhan itu tidak akan menghalangi para pejuang di front pendukung (Palestina) seperti Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman," tegasnya.

Mereka juga memuji mendiang Saleh Al-Arouri sebagai pimpinan sekutunya yang memiliki pengaruh dan ditakuti Israel.

“Kami menganggap kejahatan membunuh Saleh al-Arouri dan rekan-rekannya di jantung Dahiyeh Beirut merupakan agresi berbahaya terhadap Lebanon dan rakyatnya, keamanan, kedaulatan dan perlawanannya,” tambahnya.

Baca Juga: Tentara Israel Kewalahan, Abu Ubaidah: Serangan yang akan Datang Jauh Lebih Besar!

Hizbullah juga menyatakan bahwa pembunuhan tersebut adalah perkembangan yang berbahaya dalam konflik antara Israel dan 'poros perlawanan' (pendukung Palestina).

“Kami, di Hizbullah, menekankan bahwa kejahatan ini tidak akan berlalu tanpa tanggapan atau hukuman," tugasnya

"Serta bahwa perlawanan kami masih sesuai dengan janjinya – menantang dan setia pada prinsip-prinsip dan komitmen mereka dan siap untuk menyerang," tambahnya.

Baca Juga: Veto Gencatan Senjata Palestina-Israel: AS Ramai-Ramai Dikecam Dunia

"Para pejuangnya berada pada posisi tertinggi. Tingkat kesiapan,” akhiri pernyataan Hizbullah.

Salah satu jendral senior Libanon, Abbas Ibrahim juga mengutuk dan mengomentari pembunuhan Israel terhadap pimpinan Hamas.

Abbas Ibrahim dalam postingannya di media sosial menyatakan bahwa pembunuhan Saleh al-Arouri adalah upaya Israel untuk balas dendam atas kegagalannya.

“(Israel) berlari ke garis depan setelah gagal mencapai kemenangan apa pun di Gaza selain kejahatan perang dan pembantaian,”. sindirnya.

Baca Juga: Aksi Bela Palestina Akan Digelar di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya,Catat Waktunya!

Setelah pembunuhan tersebut, Ibrahim juga mengajukan pertanyaan tentang nasib resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1701.

Dimana resolusi tersebut berisi tentang mengakhiri perang tahun 2006, antara Lebanon dan Hizbullah serta melarang kedua pihak untuk saling menyerang.

HAMAS DI SELURUH DUNIA MENJADI INCARAN INTELIJEN AS DAN ISRAEL

Dalam pernyataan petinggi Israel Diapers Force (IDF) sebelumnya, mereka bersumpah akan memburu seluruh anggota dan Pemimpin Hamas di seluruh Dunia.

Baca Juga: Empat Pejuang Palestina di Tepi Barat Tewas Dibantai Israel

Sikap dinilai Dunia sebagai tindakan frustasi dan kegagalan Israel dalam memenangkan pertempuran di Jalur Gaza, Palestina.

Pernyataan yang menargetkan Hamas di luar Palestina juga dikuatkan kembali oleh politisi Amerika Serikat (AS) asal Florida dari partai Republika, Mike Waltz.

Dirinya menyindir bahwa pembunuhan terhadap orang kedua Hamas di Beirut, Lebanon tersebut adalah masalah yang besar untuk front perlawanan.

“Jika saya adalah pemimpin Hamas saat ini, apakah Anda berada di Turki, Beirut, atau di tempat lain, saya tidak akan bisa tidur nyenyak di malam hari,”  ungkap Waltz pada Fox News.

Baca Juga: Fatwa MUI Terkait Status Hukum Dukungan Perjuangan Palestina, Ini Penjelasanya!

"Israel akan memburu mereka!" tegasnya.

Waltz juga memperingatkan Petinggi Hamas yang berada di Turki, meskipun status Turki adalah anggota dari NATO.

"Saleh al-Arouri adalah seorang teroris global, wakil pemimpin politik Hamas, dan anggota pendiri sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam," tulis Waltz dalam X

"Kematiannya harus menjadi peringatan bagi mereka yang melakukan teror di AS atau Israel: Hari-hari Anda (Hamas) sudah tinggal menghitung hari," kecamnya

Baca Juga: Hamas Terus Diburu Israel Tanpa Kompromi, Seakan Tak Ada Celah Untuk Berlindung

Turki adalah anggota NATO, dimana jika satu anggota diserang, akan dianggap serangan terhadap Amerika Serikat (AS) sendiri.

Tetapi pada faktanya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pernyataanya dalam parlemen Turki, menyebut bahwa Hamas bukanlah teroris.

Melainkan mereka adalah Pejuang dari Palestina yang menuntut hak tanah mereka yang dirampas oleh Zionis Israel.

Baca Juga: Qatar Tolak Komentari Kemungkinan Pertukaran Sandera: Masih Menunggu Tanggapan Israel

Pernyataan tersebut menjadi konflik internal sendiri di dalam tubuh NATO, belum beberapa anggotanya juga saat ini berpindah haluan mengakui kemerdekaan Palestina seperti Spanyol.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler