Ribuan Apel di Selandia Baru Tidak Terpetik, Merugi Sampai NZ$ 1.1 Miliar

- 1 Juni 2021, 11:57 WIB
  Buah-buahan ini dibiarkan membusuk di pohon dan banyak juga yang jatuh dan menjadi pupuk alami.
Buah-buahan ini dibiarkan membusuk di pohon dan banyak juga yang jatuh dan menjadi pupuk alami. / Instagram @tantowiyahyaofficial/

PRIANGANTIMURNEWS - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir dua tahun ini berdampak pada seluruh aspek termasuk pada tenaga kerja pertanian.

Lebih dari 85 presen produksi Apel di Selandia Baru dihasilkan oleh perkebunan di Hawke's Bay merugi.

Tergambarkan divideo yang diposting akun Instagram @tantowiyahyaofficial, sedang memetik satu buah apel di salah satu pohon apel yang belum dipetik (dipanen).

Baca Juga: Menguak Kembali Sejarah Singkat Hari Lahir Pancasila

Dikutip priangantimurnews.com dari akun Instagram @tantowiyahyaofficial menyebutkan, meruginya produksi Apel yang dihasilkan dari perkebunan Hawke's Bay itu dikarenakan ketiadaan tenaga pemetik buah hingga ratusan ribu ton apel dan pear tidak terpetik.

"Buah-buahan ini dibiarkan membusuk di pohon dan banyak juga yang jatuh dan menjadi pupuk alami. Industri apel Selandia Baru tahun 2021 ini diperkirakan rugi sampai NZ$ 1.1 Miliar," kata akun Instagram @tantowiyahyaofficial Selasa 1 Juni 2021.

Katanya, para pemetik buah masuk dalam kategori Recognized Seasonal Employer (RSE) dan jumlahnya 12.000 setiap tahun.

Pemerintah NZ menjalin kerjasama dengan banyak negara, utamanya Pasifik dan Asia termasuk Indonesia untuk mengisi kuota ini.

Baca Juga: Mensos Minta Pegawai ASN di Kemensos RI Kuatkan Pengalaman Nilai-nilai Pancasila

"Penyerapan tenaga, setiap tahunnya Indonesia kebagian jatah 200 pekerja. Berhubung ada Covid, para pekerja Indonesia banyak yang selesai kontrak, pulang dan tidak bisa kembali karena masih tertutupnya perbatasan," katanya.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: Instagram @tantowiyahyaofficial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x