Turki Travel Warning: Peringatkan Balas AS dan Eropa atas Dampak Potensi Islamofobia

- 30 Januari 2023, 12:23 WIB
Screenshot reels di Instagram Presiden Recep Tayyip Erdoğan/Instagram/@rterdogan
Screenshot reels di Instagram Presiden Recep Tayyip Erdoğan/Instagram/@rterdogan /

PRIANGANTIMURNEWS- Turki keluarkan Travel Warning atau peringatan perjalanan, sebagai balasan terhadap Amerika Serikat (AS), Prancis, Italia, dan Jerman yang mengeluarkan peringatan keamanan untuk warga mereka di Turki.

Turki mengeluarkan peringatan perjalanannya pada hari Sabtu, 28 Januari 2023. Tepatnya satu hari setelah AS dan Eropa mengeluarkan peringatan keamanan untuk warganya pada hari Jum'at, 27 Januari 2023 bertepatan dengan pembakaran Al-Qur'an.

Bukan tanpa alasan, Turki memperingatkan warganya termasuk muslim di seluruh Dunia untuk tidak berkunjung ke AS dan Eropa karena potensi serangan Rasisme, Xenofobia, dan Islamofobia akan meningkat didahului dengan pembakaran Al-Qur'an di Swedia.

Baca Juga: Kabar Penculikan Anak Makin Marak, Polres Tasikmalaya Kota Menghimbau 5 Hal Ini

Hal tersebut pun ditandai juga peringatan keamanan yang dikeluarkan oleh AS dan Eropa, yang akan memicu dampak potensi Islamofobia di seluruh Dunia.

Seolah negara-negara tersebut tengah mencap Turki dengan negara yang penuh aksi teror setelah sejumlah warga Turki melakukan demonstrasi atas pembakaran Al-Qur'an oleh anggota sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan.

Dilansir dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Turki menyampaikan dua imbauan yang ditulis terpisah atas warganya yang berada di AS dan Eropa agar berhati-hati dan tenang dengan kemungkinan tingkat rasisme yang meningkat.

Baca Juga: Pohon Tumbang Sebabkan Listrik Putus di Natuna, Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang Jadi Penyebabnya

"bertindak dengan tenang dalam menghadapi kemungkinan pelecehan dan serangan xenofobia dan rasis," bunyi imauan tersebut pada Minggu, 29 Januari 2023.

"Menjauh dari area di mana demonstrasi dapat meningkat," lanjut imbauan.

Kementerian Luar Negeri Turki menyampaikan bahwa tindakan rasisme terhadap Islam di AS dan Eropa kemungkinan meningkat, mencerminkan dimensi kebencian yang nyata berbahaya di negara-negara tersebut terhadap Islam.

Baca Juga: Inilah Arti dan Hakikat Qalbu yang Sesungguhnya! Simak Penjelasannya

Negara beribukotakan Ankara itu menyampaikan pada waranya bahwa potensi anti-Turki pun akan mengalami peningkatan akibat ulah Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang memang sudah mulai melakukan pemberontakan puluhan tahun melawan Turki.

Sayangnya, pemberontak tersebut dilindungi oleh Swedia yang merupakan negara bebas dan non-block. Menolak permintaan Turki untuk mengirimkan buronannya.

Menyebabkan Presiden Recep Tayyip Erdoğan kesal dan membatasi hubungan diplomasi dengan Swedia dan Finlandia jauh sebelum pembakaran Al-Qur'an.

Baca Juga: Polresta Bandung Gelar Patroli Malam, Anak Muda Kedapatan Nongkrong Bawa Miras dan Obat Terlarang

Ketika Rusia mulai menginvasi Ukraina, membuat kedua negara non-blok tersebut khawatir dan akhirnya berniat bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Namun, Turki yang merupakan salah satu negara anggota NATO jelas menolak permintaan itu melihat riwayat Swedia dan Finlandia melindungi buronan Ankara.

Sehingga terjadi aksi biadab pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh aktivis partai sayap kanan, Rasmus Paludan berkebangsaan Denmark-Swedia.

Baca Juga: Koronologis Diduga Pelecehan Seksual Anak Usia 12 Tahun

Membuat semua negara mayoritas muslim marah, dan membuat Turki harus membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia yang akan membahas keanggotaan NATO akibat protes anti-Turki dan anti-Islam di Stockholm, Swedia.

Indonesia sediri turut mengecam aksi pembakaran Quran tersebut, disampaikan oleh Kementrian Luar (Kemenlu) Negeri RI dalam cuitan di Twitter @Kemlu_RI, pada Minggu, 22 Januari 2023.

"Kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab," ungkap Kemenlu.

Baca Juga: Mengulik Fakta Momonosuke dan Luffy, Review Anime One Piece Episode 1049

Negara-negara mayoritas muslim pun ikut menyuarakan kecaman tersebut, seperti Arab Saudi, Pakistan, Kuwait, Iran, Malaysia dan bahkan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pun turut mengecam hal tersebut.

Namun Indonesia sendiri masih belum mengeluarkan pernyataan Travel Warning terhadap AS dan Eropa, walau potensi Islamofobi, Rasisme, dan Xenophobia berpotensi meningkat akibat ketegangan Turki dan Swedia.***

Editor: Galih R

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x