“Langit adalah batasnya. Anda dapat menerapkan metode ini untuk prediksi bencana apa pun yang batasan waktunya sangat terbatas,” tambahnya.
Iyan Mulia, mengaku pertama kali tertarik mempelajari tentang tsunami setelah terjadinya Tsunami Aceh tahun 2004 yang dahsyat dan menghancurkan wilayah pesisir di negara asalnya, Indonesia.
“Saya sekarang sedang mengerjakan prediksi gelombang badai, juga menggunakan pembelajaran mesin.” ungkapnya
Baca Juga: Montenegro vs Republik Ceko di Pertandingan Persahabatan: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor
Mulia mencatat bahwa metode ini hanya akurat untuk tsunami besar yang lebih tinggi dari sekitar 1,5 meter. Jadi dirinya dan tim sekarang berusaha meningkatkan akurasinya untuk tsunami yang lebih kecil.***