Proposal AS untuk Kemanusiaan Palestina: Operasi Intelijen Israel dan Pemindahan Paksa ke Sinai

- 31 Oktober 2023, 07:00 WIB
Surat Kebutuhan Pendanaan Keamanan Nasional yang penting untuk Tahun 2024. Migration and Refugee Assistance (MRA), Departemen Luar Negeri AS.
Surat Kebutuhan Pendanaan Keamanan Nasional yang penting untuk Tahun 2024. Migration and Refugee Assistance (MRA), Departemen Luar Negeri AS. /

PRIANGANTIMURNEWS - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerbitkan proposal bantuan kemanusiaan untuk warga Jalur Gaza, Palestina yang terlibat perang.

Proposal tersebut diterbitkan oleh Pemerintah AS di Gedung Putih pada Jumat, 20 Oktober 2023.
 
Dengan histori lampiran berjudul 'Surat Kebutuhan Pendanaan Keamanan Nasional yang penting untuk Tahun 2024'.

Baca Juga: Merinding! Ditemukan Selembar Ayat Al Qur'an di Puing-Puing Masjid Gaza Palestina, Ternyata Surah As Saffat

Dalam surat tersebut mencantumkan semua pendanaan dan rencana AS tahun 2024 untuk Dunia. Termasuk dana bantuan untuk Palestina sebesar 106 USD (US dollar).

MRA (Migration and Refugee Assistance), Departemen Luar Negeri AS, menyatakan secara lugas kepentingannya untuk mempermudah eskalasi Israel di Jalur Gaza.

Dimana AS berniat menyelamatkan warga Gaza, Palestina dengan cara mendanai perpindahan ke Semenanjung SInai, Mesir sebagai pengungsi.

Hal tersebut secara tak langsung merupakan pengusiran halus bertajuk tawaran kepada warga Gaza yang memiliki tanah di Palestina, sebagai solusi.

Baca Juga: 7 Kejahatan Perang Israel dan Pelanggaran Hukum Perang Terhadap Palestina

"Sumber daya ini akan mendukung pengungsi dan konflik warga sipil yang terkena dampak. Termasuk pengungsi Palestina di Gaza dan Tepi Barat," kutip proposal AS.

"Serta untuk mengatasinya kebutuhan potensial warga Gaza yang pindah ke negara tetangga," lanjutnya.

"Ini dapat mengakibatkan perpindahan lintas batas negara dan meningkatnya kebutuhan kemanusiaan regional," lanjut dalam beberapa baris kalimat.

Proposal ini mengungkap bahwa Pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki rencana untuk mengalokasikan uang AS untuk memindahkan warga Palestina secara paksa di tahun 2024.

Proposal ini memiliki keterkaitan dengan Operasi Intelijen Israel. Dimana dokumen rahasianya bocor oleh Surat Kabar Israel yang diterbitkan Selasa, 24 Oktober 2023.

Dalam surat itu, Menteri Intelijen Israel Gila Gamliel telah menskenariokan pemindahan penduduk Palestina di Jalur Gaza ke Semenanjung Sinai, Mesir setelah perang selesai.

Sementara anggaran Pemerintah AS ditujukan untuk Tahun 2024. Ini menandakan bahwa Operasi Intelijen tersebut akan dimulai awal tahun 2024.

Baca Juga: Tegas! Tak Akan Pernah Berhenti Dukung Palestina, Bella Hadid Tidak Takut Kehilangan Pekerjaan

Termasuk niat Israel untuk segera memenangkan perang dengan Hamas dan kelompok pendukungnya tahun depan.

Peristiwa tersebut pernah terjadi ketika Pengusiran Nakba. Dimana Israel berhasil mengambil sebagian besar wilayah Palestina, karena warga memilih mengungsi.

Rencana Gila Gamliel terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, dibangunnya Kamp Pengungsi di Semenanjung Sinai, Mesir yang dekat dengan Jalur Gaza, Palestina.

Itu bertujuan untuk menunjukkan langkah konkrit solusi awal kemanusiaan yang menargetkan warga Gaza, Palestina yang memiliki tanah untuk pindah ke Mesir sebagai pengungsi.

Tahap kedua, adalah 'Koridor Kemanusiaan'. Mencakup fasilitas luar biasa yang disediakan AS untuk perpindahan warga Gaza ke Sinai, Mesir.

Ini merupakan tahap yang menggiurkan untuk warga Palestina yang kesulitan, sekaligus tahap yang memaksa halus maupun keras.

Tahap terakhir adalah bantuan dana terhadap Mesir dan pengungsi Palestina untuk membangun kota-kota permanen di utara Semenanjung Sinai, Mesir.

Tahap itu adalah rayuan infrastruktur untuk pemerintah Mesir jangka panjang, sekaligus menguntungkan warga Palestina. Tetapi Israel mendapatkan wilayah Gaza dan Tepi Barat.

Operasi intelijen Israel ini bertujuan untuk memindahkan warga Palestina paksa maupun halus. Agar Israel dapat sepenuhnya menguasai tanah Palestina, dan menjadi negara.

Hal tersebutlah yang mendasari mengapa warga Palestina enggan untuk pindah, maupun mengungsi ke negara tetangga seperti saat 'Peristiwa Nakba' terjadi.

Warga Palestina memilih untuk mati di tempat tinggal mereka, atau menjadi saksi kemenangan Hamas dan Jihad Islami melawan Israel.

Satt ini korban jiwa telah melampaui angka 8.000 warga Gaza, Palestina. Pemerintah Indonesia telah mengutuk, marah dan mengecam Israel

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pernyataan tersebut di Istana Presiden pada Senin, 30 Oktober 2023.

"Indonesia sangat marah terhadap memburuknya situasi di Gaza, terutama situasi kemanusiaan," tegas Jokowi.

Seraya menyampaikan bahwa kloter pertama bantuan kemanusiaan dari Pemerintah, pelaku usaha dan rakyat Indonesia akan dikirim minggu ini

"Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan yang akan disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan rakyat Palestina. Kloter pertama akan dikirim minggu ini," tambahnya.***

Editor: Muh Romli

Sumber: whitehouse.gov


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah